Dress-Up Game :3

Saturday, August 28, 2010

My Love Your Love Part 28

“Dari pengamatanku, sepertinya sudah 3 kali kamu melamun hari ini Mar.” ujar Greys saat kami melewati lorong


Aku hanya tersenyum tipis.


“Ada masalah apa lagi sama Simon?” tanya Greys


“Nggak ada apa apa.” Aku tersenyum lagi. kali ini senyum yang dipaksakan.


Greys menghela nafas. “Ceritalah kalau kamu mau.”


“Makasih, tapi aku nggak papa kok.”


Kami meneruskan perjalanan. Tiba-tiba.. aku terjatuh. Buku buku yang kudekap berserakan di lantai.


“Sorr..sorry Greys..” ujarku


“yee, elu sih nglamun aja dari tadi.. sini gw bantuin..”


“Thanks..” aku tersenyum lalu memunguti buku bukuku


Sampai ketika, aku memungut buku terakhir.. ternyata di dalamnya terselip sebuah gelang.


Gelang yang dibelikan Simon waktu kencan pertama kami di SMA.


Teringat lagi masa masa itu. Masa masa saat aku dan Simon masih bersama..
“Greys….” aku tak kuasa menahan tangis dan langsung memeluk greys.


“Yang sabar Mar…” Greys balas memelukku


Kami berdua berpelukan….duduk di pinggir lorong Oxford….




***


Sore ini aku memutuskan untuk pergi ke jembatan.. satu satunya tempat yang paling membuat aku nyaman..




@jembatan


Aku memandang ke arah sungai. di bawah jembatan. Rasanya ingin mati saja dengan terjun ke sana. Dengan begitu rasanya semua masalah bakal selesai. Dan aku tak perlu memikirkan semua masalahku lagi.



Kemudian aku memandang langit, yang penuh dengan burung camar yang beterbangan. Aku memotret mereka dengan digi-cam yang kubawa.


Andai bisa lepas bebas dari sangkar seperti mereka…


Sedang asiknya aku berandai andai.. datang seseorang..



Ia mendekatiku.. Aku pun menoleh


“Si… mon??” kagetku


“Maria, tolong jangan pergi.. dengarkan penjelasanku dulu.”


“Tak ada yang perlu dijelaskan.”


“Ada. Yang tadi, waktu aku disuapin stella.. di rumah sakit..”



“Kenapa memangnya?” potongku


“Itu nggak seperti yang kamu lihat..” ujar Simon lagi.


“Oh. maksud kamu takutnya aku cemburu gitu?” tanyaku berpura pura cuek


“Yaaah....”


“Nggak bakal kok, Mon. Itu semua bukan urusanku lagi. Kita udah ‘clear’ bukan?” aku hendak pergi


Ya Tuhan.. sebenarnya hati ini sakit bukan main. Tapi aku harus bohong. Membohongi perasaanku sendiri.. Maaf..


Namun Simon mencegahku. Ia menarik tanganku dengan sebuah sentakan.



Begitu aku berbalik ia langsung memelukku! Astaga… aku kaget setengah mati!


“Please mar. Aku masih sayang sama kamu. Jangan tinggalin aku.” ia memelukku. erat sekali.


Aku melepas pelukannya. “Maaf Mon Aku tak bisa.”


“Kamu butuh bukti?”


Bukti? Mau ngapain dia??


“Aku bisa lompat dari jembatan ini kalo kamu mau.”


WHAT??



“Nggak papa Mar kalo demi kamu. Biar kamu percaya kalo aku masih sayang banget sama kamu.”


Tangan Simon menyentuh ujung jembatan. Kakinya dinaikkan. Posisi irang mau terjun. Sepertinya ia serius!!!


“JANGAAAAAN!!!” Aku langsung mendekapnya dan mendorongnya kembali ke trotoar


Kami jatuh bertindihan..



“Mar..”


“Iya Mon..?”


“Berat nih, bangun dong..” ia nyengir


Aku tersipu lalu segera bangun.


“Maaf..” ujarku


“haha gapapa kok..” ia tertawa kecil



**Tiba-tiba handphone Simon berbunyi….. Telpon.



“Bentar ya..” ujarnya


Aku hanya mengangguk.


Ia pun menerima telpon itu.


“Apa?? Stella kecelakaan?”


Aku mengernyitkan alis.

Stella? Kecelakaan??


Belum habis rasa penasaranku Simon sudah menutup telponnya.


“Mar. Maaf aku tinggal dulu. Stella kecelakaan. Nanti kita ketemu lagi”


“Tunggu Mon,,” Aku menarik tangannya. “Aku ikut”






@RS


“Nona Stella kecelakaan saat mengendarai mobilnya. Ia bertabrakan dengan sebuah motor. Menurut saksi kejadian waktu itu sepertinya ia menuju jembatan, yang ada di tengah kota”


“Pasti ia hendak menyusulku. Kenapa sih dia terus-terusan mengekangku? Aku bukan pacarnya!” gerutu Simon


“Sudahlah.. Jangan salahkan Stella. Ia kan memang mencintaimu.” ujarku


“Tapi ia hampir melukaimu, Mar!”


“Itu kan sudah lalu. sekarang kita berdoa saja untuk kesembuhannya.”








**Setengah jam kemudian…


“Pasien kritis! ia membutuhkan donor secepatnya!”


Teriakan dokter membangunkanku.


“Siapa yang butuh donor, Mon??”


“Stella.” sahutnya santai


Aku bangkit dari tempat dudukku.


“Apa golongan darah Stella dok?”


“O” jawab dokter


“Kebetulan golongan darah saya O, dok.. Saya ingin jadi pendonor.” ujarku mantap.


Simon membelalak kaget. Ia langsung menghampiriku.


“Serius Mar??” tanyanya

“Iyalah.” jawabku


“Baik nona. silahkan masuk ke ruangan kami. tapi pastika anda dalam posisi sehat.” kata dokter


“Baik dok.”


Aku pun masuk ke ruangan



----14.30 After the transfusi :)


Aduh, lemes banget ya ternyata habis ditransfusi? Pusing banget…



---18.30


“Mar, bangun.. Stella udah sadar.. dia mau ngomong sama kamu..” Simon mengguncang guncangkan tubuh Maria


Maria tak bergerak.


“Mar, bangun!! Mar???”

No comments:

Post a Comment