Akhirnya kelulusan tibaaaa :)
Murid-murid kelas 3 SMA Bina Bhakti 3 sedang bersiap menghadiri upacara kelulusan.
Semuanya tampak antusias.
Greys mematut diri di depan kaca aula sekolah.
Tau-tau Ahsan sudah berdiri di belakangnya.
Ahsan : “Udah cantik kok” (mengacak acak poni Greys)
Greys : “Ih apasih!!” (tersipu lalu merapikan poninya)
**Butet... seperti biasa, lain dari siswi yang lain.
Bukannya memakai rok hitam selutut, ia justru memakai celana panjang.
Butet yang sedang menuruni tangga dikagetkan dengan suara klakson
”Siapa sih??” batin Butet
Butet segera menengok ke arah teras... ternyata.., Hendra.
”Buruan naik!!” Hendra berkata sambil tersenyum
”Ogah ah” Butet menjulurkan lidahnya
Hendra langsung pasang tampang sedih
”Iya iya haha aku naik de. aku seneng ngerjain kamu” Butet pun naik ke mobil Hendra sambil masih tertawa kecil
”Kamu tambah cantik aja tet!” kata Hendra sambil mencolek dagu Butet
”Hendra ihhhh ngerjain teruss” Butet pasang tampang ngambek
”IMPAS wekkk” Hendra tertawa sambil menjulurkan lidahnya
---Mobil Hendra pun melaju ke sekolah
**Di tempat lain... Maria & Simon sedang berjalan berdua menuju sekolah.
Maria : (menggosok-gosokkan kedua tangannya)
Simon langsung melepaskan jaketnya lalu memakaikan jaket ke Maria
Maria menoleh ke arahnya ”Lhoh? Kok jaketnya dipakein ke aku?”
Simon hanya tersenyum. ”Udaaah pake aja, aku tau kok kamu kedinginan”
Maria tersenyum. ”Tau darimana kalo aku kedinginan?”
”Insting..” jawab Simon sambil mengedipkan matanya
Maria tertawa mendengar jawaban Simon. Mereka melanjutkan perjalanan sambil bergandengan tangan.
***
Pia sedang duduk sambil membaca sebuah kertas berisikan universitas universitas pilihannya. Frans datang menghampiri..
”Heyyy pai!” sapa Frans
”Hey juga” (pia menoleh sambil tersenyum)
”Mau masuk mana?” tanya Frans
”Emh.. belum tau nih, kamu?”
”Rencana mau masuk Harvard sih, tapi kalo nilai nyampe hehe.”
”Yaah jauh dong :(.. Ups!” Pia keceplosan.
”Hah apa? jauh? maksud kamu apa pai?”
”Yah jauh aja Frans, aku kan mau kuliah di Indonesia..”
”emang kenapa kalo aku jauh? bakal kangen po??” Frans tersenyum menggoda
”Iiiih Frans apaan sih GR banget..! enggak lah...”
”Udah kalo kangen ngaku aja...”
”Enggak kok! Ah udahlah!” (pergi)
”Hmmmm ngambek deh”
***
** Seminggu setelah kelulusan... Ujian masuk perguruan tinggi telah ditempuh.
Butet, Hendra, Maria, Vita, Simon, Alvent, Ahsan, Greys diterima di Oxford University di Inggris.
Frans & AG diterima di Harvard. Shendy & Nitya diterima di salah satu universitas di Malaysia. Sementara 3 bersaudara Pia, Bona, Kido, semuanya menetap di Indonesia.
**Pagi berikutnya... Pia, Bona, dan Kido mengantar kepergian teman-temannya...
**Di Bandara...
Pia memeluk Nitya,
Shendy : ”Jangan lupain akuuu ya ndut” (terisak)
”Ishh kamu gendut pula tu.. ngatain aku gendut”
Semua yang mendengar hanya tertawa.
”Kamu juga jangan lupain aku ya shend” (memeluk Shendy)
”Pasti paiii”
**Butet, Vita, Maria mendekati Pia
”Jangan lupain kita ya, Paiii” kata Butet sambil terisak
”Pasti ci ganteng...”
”Heh sialan lu, gw mau pergi masih juga diledek yee”(menjitak kepala Pia)
”Hehehehe”
**Kido, Bona juga melepas kepergian teman-temannya dengan isak tangis
**Hendra tiba-tiba mendekati Butet..
Hendra : ”Tet.. maaf ya aku nggak bisa bareng sama kamu, berangkat ke Inggris..”(menggenggam tangan Butet)
Butet : ”Nggak papa kok Ndra..”
**Ternyata Hendra tidak bisa berangkat bareng teman-temannya hari ini. Masih ada beberapa hal yang harus ia urus di Pemalang..
Jadi, ia akan menyusul ke Inggris seminggu lagi..
**Tak terasa setengah jam sudah mereka menangisi satu sama lain (buseet setengah jam).
Setelah berjanji bakal saling kontak, mereka pun menuju ke pesawat masing-masing.
**Di pesawat...---tujuan Inggris.. Vita duduk dengan Alvent. Maria dengan Simon, Greys sama Ahsan, sementara Aku sendirian.
Vita yang duduk di seat depanku, menoleh. ”Tet, kamu nggak papa kan duduk sendirian? Atau mau aku temenin duduk di belakang?”
”Ah, nggak usah deh Vit. Kayak aku anak kecil aja. Aku nggak papa kok” jawabku sambil tersenyum
”Okelahh..”
Perjalanan ini terasa benar-benar panjang tanpa seseorang di sampingku.
Huft.. tapi ini semua juga untuk aku sendiri. Aku benar-benar ingin berprestasi & membahagiakan orangtuaku. Makanya aku harus sabar...
***Kulirik seat Butet, Greys, Ahsan. Mereka semua sedang tertidur pulas.
Vita & Alvent sibuk mengobrol. Aku? Hanya memperhatikan Simon yang sibuk dengan headsetnya.
Tiba-tiba aku menemukan ide jail. Aku mengambil kantong kertas yang ada di depanku, menggembungkannya, lalu kutunjukkan kepada Simon.
Simon sepertinya tau maksudku, ia menggeleng-gelengkan kepalanya, hendak mencegahku, namun.. terlambat, DHERRR!!!
Kantong kertas itu pecah karena kutepuk dengan kedua tanganku.
Semua penumpang pesawat langsung memperhatikan aku. Seorang pramugari mendatangi seatku & Simon sambil melotot lalu merebut kantong kertas yang telah pecah itu dari tanganku.
Simon melepas headsetnya. “Apa-apaan sih kamu, Mar. Nggak malu kamu, diliatin semuanya? Hhh.. bener-bener kayak anak kecil” katanya sambil menghela napas.
Ya ampun Mon... kamu tuh yang nyebelin!! Aku cuma minta diperhatiin kok. makanya jangan sibuk sendiri..! AAAAA jengkelll..
Aku pun memutuskan untuk tidur, sambil memunggungi Simon. Rasanya jadi males sama dia.
*** Sambil ngobrol, iseng iseng aku merhatiin wajahnya. 1 kata, GANTENG!. Aku suka matanya, bibirnya, dagunya, ah semuanya deh.
”Vit..??” tiba-tiba Alvent mengagetkanku.
”Hah? o iya?” kenapa Vent?”
”Kamu bengong tadi?”
”Enggak kok. Ayo balik ke pembicaraan lagi. hehe”
GOD, malu bangeeeet aku...
Kami terus saja mengobrol ngalor ngidul. aku harap Tuhan bisa menghentikan waktu untuk sejenak :)
----Akhirnya sampai di Inggris!! Butet, Maria, Vita, Greys, Simon, Alvent, Ahsan langsung mencari cari kos-kosan.
Ternyata susaaaah banget, mahal mahal per bulannya.
Kan kalo mahal-mahal ga bisa juga, soalnya belum pada kerja, ntar bayar pake apa? daon? Untung, di pojok sebuah perumahan masih ada kos-kosan yang kosong, dengan harga yang cukup murah.
Yah, kamarnya memang agak sempit sih, 3 x 4, tapi sementara gapapa laaah.
Alvent Simon Ahsan juga sudah mendapat kost. 4 kamar dipesan, yang satu untuk Hendra.
**3 hari kemudian.... Cewek-cowok berkencan dengan pasangannya masing-masing. Biasalaaaah, namanya juga anak mudaa.. lagian ntar kalo udah mulai masuk kuliah, jarang-jarang bisa jalan kayak gini..
”Tet, kamu nggak papa kita tinggal sendirian?” tanya Maria pada Butet.
”Oh gapapa Mar, kalian jalan aja. aku lagi pengen di rumah” jawab Butet sambil tersenyum.
”Oke Tet, ati2 ya, kalo ada yang ngetuk pintu, jangan langsung dibukain, diintip dulu, dari lobang. trus kalo ngrebus air, jangan ditinggal tidur, kalo nggak dipake, keran aer jangan dinyalain” tambah Vita sambil merapatkan jaketnya.
”Iyaaaaaaaaaaaaaaaa iyaaaaaa mbak Vita.. Dah sana berangkat sekarang!”
”Butet ngusir” kata Simon sambil nyengir
”Aaa serba salah ah” kata Butet
”Hahahaha” semuanya tertawa.
**Setelah semuanya pergi, aku memutuskan untuk mengitari kota dengan sepeda. Hari ini bener bener dingiin....Aku mengancingkan sweaterku, memasang headset, lalu berangkat.
Entah kenapa, sepanjang jalan perasaanku bener-bener nggak enak. Tiba-tiba... ”TIIIIIN TIIIN!!!” ”Hei, hati-hati!!”
Rupanya aku meleng dari jalur karena tidak berkonsentrasi. Kutepikan sepedaku. Semoga tidak terjadi apa-apa dengan Hendra..
**Setengah jam kemudian, aku pulang ke kost. Maria, Vita, Greys sedang nonton HP di kamar Maria.
”Hei Tet!!” sapa Maria. Aku hanya tersenyum, lalu melangkah menuju kamar.
Tiba-tiba ada sebuah telfon masuk.
Aku takut untuk mengangkatnya, namun akhirnya kuangkat juga.
”Hello, this is from British National Hospital,”
DEG perasaanku mulai enggak enak
“Oh yes, can I help you?”
“Do you know Hendra Setiawan?”
“Sure I do, he is my boyfriend. he is okay, right?” perasaanku campur aduk
“Please, come to our hospital. He had a serious problem. (tolong datang ke rumah sakit kami. dia mendapat masalah serius)”
Tuhaaaaan, aku nggak kuat lagi, ternyata firasatku benar. Seketika handphone terjatuh dari tanganku, aku pingsan.
*TO BE CONTINUED*
No comments:
Post a Comment