Dress-Up Game :3

Sunday, September 5, 2010

My Love Your Love Part 32

---16.30 @pemalang

“Kenapa Tet? diem aja?? biasa juga, polah lu!”


Aku hanya tersenyum kecut, eh masam.


Buset yah, daritadi nih tangan pada keringet dingin semua!! jangan jangan pertanda buruk??


“Kok keringetan semua? Air mineral nih, mau?” Hendra menyodorkan sebotol air putih


“Thanks Ndra” aku langsung meneguk minuman itu



“Oh, Nervous ya?” ujar Hendra tiba-tiba sambil nyengir ke arahku


Karena kaget, minuman yang aku teguk langsung muncratt


“Enggak ah, biasa aja” aku mengelap bibirku dengan saputangan


“Yah marah. becanda kali tet”


“Siapa yang marah? wekk” aku tersenyum kecil


Hendra mengacak acak rambutku.




Ngomong ngomong, asik sekali ya naik andong. Udara di pemalang kerasa banget sejuknya.


“Nyantai kan naik andong?” tanya Hendra, tersenyum


“Iya, enjoy banget, hehe”


“Segitunya?”


“Habis di Jakarta sama Manado ga ada yang begini sih!”


Hendra tertawa kecil. “Polos banget deh lu, bikin gemes” ia kembali mengacak acak rambutku



***



Akhirnya kami sampai juga di rumah Hendra. Keren euy rumahnyaaa! Sekeren orangnya,,, he he

Tiba tiba, Hendra membunyikan semacam lonceng di pagar,


“Mboooookkk!” teriak Hendra sambil melongok ke dalam


“Ealah Mas Hendra!!!”


Wanita yang dipanggil ‘mbok’ tadi cepat-cepat membukakan gerbang dan langsung memeluk Hendra!

Waduuuuh main peluk aja nih simbok.


“Mmm..mbok.. bisa lepasin Hendra nggak?” Hendra menaikkan alisnya


“Oh iya den. Maaf, simbok kangen sih.” Wanita tua itu tersenyum malu


“Ngomong ngomong, siapa itu yang di sebelahnya aden?? Temen cowoknya ya??” tanya Simbok sambil melirik ke arahku


Hendra terkikik geli.


Beeeeeeeuuuh kurang asam bener simbok yang satu ini.


“Bukan mbok. Dia pacar Hendra. Namanya Lilyana. Biasa dipanggil Yana atau Butet.” jelas Hendra


“Siang mbok. Saya Yana.” aku menjabat tangan si mbok.


“Yayaya. Oh, jadi ini yag mau dikenalin ke bapak ibu, Mas?” tanya si mbok


“Iya Mbok.” Hendra tersenyum


“Ya Allah, nggak nyangka loh simbok. tadi kirain beneran temen laki lakinya mas Hendra” ia berlalu sambil tersenyum sinis padaku.


Kelewataaan!! Ngajak perang dia!!!


***
“Sabar ya Yan. Simbok suka kayak gitu hampir ke semua orang. Terutama temen cewekku.” Hendra tertawa kecil


“Yah ngajak perang dia mah!” geramku


“Nggak usah diambil hati. Namanya juga udah tua. Biasanya balik kayak anak kecil lagi. Lumrah.”


Aku terdiam masih dengan wajah cemberut.


“Sebel ah! Simbok tu genit sama kamuuuu… Nyadar ga sih Ndra??”


Hendra tertawa. Kali ini cukup kencang. Bukan tawa kecil lagi.


“Yanaaa, Yanaaa,,, kamu pikir aku bakal kepincut sama Simbok cuma gara gara digenitin?? digenitin udah biasa kali. lagian bukan cuma aku kok. sepupu sepupu, saudara, sampe kakek akupun juga kena!”


Aku ikut tertawa mendengar perkataannya. “Masa’ sih??”


“Iya. Lagian cewek secantik kamu masa’ aku tinggalin.” ia mengedipkan matanya lalu merangkulku


Wajahku memerah. “Mulaaiiii gombaaaaalll” aku meninggalkannya menuju kamar yang sudah disediakan oleh keluarga Hendra


“Tapi seneng kan digombalin? hahahaha” ia mengejarku


***
---19:30 Dinner time


Aku keluar kamar dengan pakaian andalan. Hem panjang warna silver ditambah celana panjang. Siap untuk dinner…



Sampai di meja makan.. sudah ada Hendra dan mama papanya.


“Malam Tante, Om..” aku menundukkan kepala dan bersikap sesopan mungkin.


“Malam Yana..” mereka berdua tersenyum padaku


Aku duduk di samping Hendra.


Kami pun menyantap hidangan yang ada.


*tengah tengah makan*


“Jadi.. kapan kalian menikah?” tanya Mama Hendra, spontan


Aku yang sedang mengunyah ikan goreng tersedak. Tulang ikan itu masuk ke kerongkongan dan melintang di tengah tengah.


“Kkhkhkhkh…”


“Aduh yan, kamu kenapa??” tanya Hendra panik

@kamar

Simbok genit mengobatiku. Sederhana saja, meyuruhku minum air putih hangat sebanyak banyaknya, sampai tulang ikan itu tak terasa lagi alias hanyut bersama air yang kuminum.


“Makasih mbok.”


“Ya sama sama”

ia masih cuek padaku seperti saat pertama bertemu. cemburu kali ya aku sama Hendra? ah bodo amat. egepe


“Yana.. kamu nggak papa sayang??” tanya mama Hendra cemas


“Yana nggak papa kok tan..”


“Yasudah.. lain kali hati-hati ya..” ujar papa Hendra


“Iya om.. terima kasih..” ujarku sambil tersenyum.



***

@Kamar papa mama Hendra


“Pa, mama kok kurang sreg ya sama Yana?”

“Iya, di luar dugaan papa, ma. Si Yana itu tomboy sekali. seperti lelaki.”

“Sepertinya dia juga ceroboh..”

“Apa kita batalkan saja ya pertunangan ini ya Ma? Papa nggak mau Hendra salah pilih.. ”

No comments:

Post a Comment