Dress-Up Game :3

Thursday, September 16, 2010

Full-Surprise-Life Part 5

Kling..kling..

Vita keluar dari sebuah kantor surat kabar dengan wajah berseri-seri. Ia memeluk map berisi lamaran kerjanya.

“Aaaah senennnng!!” Vita berteriak teriak sendiri di tengah jalan.




@rumah

“Kabar baik ya?” tanya papa nyengir saat melihat wajah wajah bahagia memenuhi rumah.

Vita hanya membalasnya dengan anggukan, butet dengan cengiran, dan Grace dengan senyuman khasnya.

Tapi tiba-tiba wajah Grace menjadi mendung.


“Loh, kamu kenapa? tadi senyum senyum, kok sekarang cemberut?”

“Ada cowo rese’ di kampus!” gerutu Grace, seketika ia teringat lagi pada si cowok jabrik dengan gayanya yang supersengak serta tatapan sinis tadi siang.

“Laaah, masuk masuk kok udah disengakin? Kamunya kali yang nantang….” sahut mama

Butet yang sedang bermain psp langsung menoleh “HAJAR AJA GEL!!!!” teriaknya asal

“Ish, ngasih solusi kok gak bener” Vita menjitak kepala si adik.

“Nantang?? Orang Grace cuman lewat doang eh malah dilirikin ma cowok sengak itu”sergah Grace, nggak terima dengan tuduhan mamanya

“Mm.. mungkin naksir sama elu kali Grace.. makanya tuh cowok caper..” seru Vita

“Ini tambah gak ngasih solusi!” Butet menjitak kepala kakaknya, yang langsung dibalas oleh pelototan Vita. “Kan.. IMPAS..” elak Butet

Grace tertawa kecil melihat kedua kakaknya. “Udah lah gak usah dibahas lagi cowok monyet satu itu..”

“Mendingan kita makan..” ajak papa, yang tiba tiba hadir di ruang keluarga

Grace, Vita, Butet serentak menoleh. Terlihat sosok papa dalam balutan celemek dan topi ala koki.

“Ayam panggang..” tawar Papa sambil mengedipkan mata

“Papa masak nggak ngajak ngajak deh…” Vita memanyunkan bibirnya

“Maaf ya anak anak.. ntar kalo kalian ikut, yang ada kita nggak jadi makan, dapurnya malah hancur..” ujar papa watados

Grace, Butet dan Vita tersipu malu. Mereka bertiga sama sama ga bisa masak sih..

“yaudah ayo makan, ntar malah mama yang abisin loh” seru mama lalu ngacirr ke dapur meninggalkan yang lainnya

“Aaaaaaaaa SIKAAAAT!!!” komando Butet, yang langsung lari ke dapur, diikuti oleh ketiga rekannya.


***

Paginya….

Grace berangkat ke kampusnya, sementara Butet dan Vita kembali bekerja.

“Kita duluan ya Gel, kalo cowok reseh yang kemaren ganggu lo lagi timpuk aja!” ujar Butet

“Iya iya hihi” Grace tertawa kecil.

Butet dan Vita pun berangkat. Grace juga. Sebelum berangkat ia tak lupa berdoa semoga hari ini menyenangkan.

***


@kampus

Grace menghela napas lega bisa sampai di kelas tanpa gangguan pagi ini. Jujur doi males banget ketemu 2 cowok monyet yang kemarin.

“Pagiii Grace” sapa Nitya

Grace hanya tersenyum kecil. Tadinya dia mau nyamperin Nitya di bangkunya, tapi ada temen temennya Nitya, Grace merasa nggak enak.

Maka iapun memutuskan untuk duduk di bangkunya sendiri sambil mendengarkan lagu.

Tiba-tiba sebuah tangan menepuk bahunya pelan.

Grace menoleh.

“Grace, aku mau kenalan sama kamu ya? Kemarin aku mau ngomong tapiiiii belum jadi..” sapa seorang gadis ber-kucir kuda. “Aku Pia..”

Grace melepas ear-phonenya, lalu tersenyum. “Boleh lah… Nama aku Grace, udah tau kan ya? hehe. Salam kenal Pia..”

“Aku juga dong.. Hai, Grace.” kali ini Grace disapa oleh gadis berambut cepak berperawakan tinggi. Gayanya sangat tomboy. Mirip.. sama kak Yana, batin Grace.

“Helloooo?” gadis itu bertanya, membuyarkan lamunan Grace.

“Eh sorry. Gue Grace.” jawab Grace, langsung tersenyum.

“Iya gue tau neng. Kemaren pan udah perkenalan di depan.”

Grace nyengir lebar.

“Kenalin gue Shendy” Shendy mengulurkan tangannya, dan disambut oleh Grace.

“Hai Shend..Sorry ya, gue emang agak lo-la” ujar Grace malu-malu

“Haha iya, santai..”


*BREAK TIME*

“Grace, ngantin yok!” ajak Pia sambil membereskan bukunya.

“Apaan ngantin?” tanya Grace

“Duh, ke kantin maksud gue…” Pia geleng geleng sendiri sambil tertawa

“Oh yaampun.. ya ayolah..” sahut Grace

“Sip.”

“Eh gue ikut!!” teriak Nitya

“Nit, eh woi, pada mau kemana?? Ikut gue!” teriak Shendy yang langsung men-standby laptop acernya.


@kantin

“Bang, somaynya atu!” seru Pia

“Satu lagi bang!” seru Nitya “Lu mau pesen apa, Grace?”

“Duh, belum tau nih.. penuh banget kantinnya, jadi ga bisa puas milih..” sahut Grace

“Bakso aja ya, sekalian gue yang pesenin?” tawar Shendy

“Ya udah boleh laa..” jawab Grace


Akhirnya pesenan bocah bocah dateng.. Mereka pun makan..

“Ah nggak mantep nih kalo ga pedes!” omel Grace

Nitya celingukan mencari nampan berisi kecap, sambel, saos, dan acar yang biasanya sudah tersedia di atas setiap meja.

“Wadhwuh, kamhwu carwhi dhiw mejhwa yhanwg lahwihn ajha” ujar Nitya sambil makan siomay panasnya dengan lahap.

“Ish, telen dulu tuh somay, baru ngomong! Nggak ngerti bahasa planet gue..” gerutu Grace, yang sempat kena semprot somaynya si Nitya

Nitya menelan siomaynya dengan susah payah. “Maaf deh hehe, maksud gue coba aja cari di meja lain, biasanya di tiap meja udah tersedia tuh kecap, sambel, acar, sama saosnya. Kehabisan kali kantin.”

“Oke..” Grace beranjak dari mejanya.

Setelah celingukan beberapa lama, mata Grace berbinar melihat nampan yang dimaksud Nitya tadi.

Langsung saja Grace menuju meja tersebut.

“Yess, akhirnya dapet sambel juga hohohoho” gumam Grace kecil

Setelah itu, ia bermaksud kembali ke mejanya.

Namun malang nasib Grace, kakinya tersandung oleh salah satu pengunjung yang memadati kantin, daaaaaan.. seperti yang kita duga.. dia jatuh (?)

Mangkok Grace yang berisi bakso puanasss, plus sambel dan embel embelnya terlempar dan mendarat passss di wajah… si Cowok sengak!

“Mampus gue!” gumam Grace lalu menutup wajahnya.

Grace lalu bangkit dan menepuk nepuk bagian depan jeansnya yang kotor akibat ia jatuh tersungkur.


“So…rry…” ujar Grace lirih, masih menutupi wajahnya dengan kedua tangan. Ia tak berani memandang cowok sengak itu.

Setelah membersihkan wajahnya dari tumpahan bakso, cowok sengak itu memelototi Grace.
“Elo anak baru itu ya? Mau bikin perhitungan nih? Gue tunggu di warung bakso depan pulang kuliah. BERDUA AJA. Awas kalo sampe bawa temen. Termasuk salah satu dari cecurut cecurut lo itu!” Si cowok sengak kemudian menunjuk ke arah Nitya, Shendy, dan Pia.

Grace mengangguk takut. Setelah itu, si cowok sengak pun berlalu, dan Grace kembali ke tempat duduknya.

“Lo..lo gapapa kan gel??” tanya Nitya dengan wajah pucat pasi.

Grace mengulum senyum yang dipaksakan, lalu menggeleng geleng lemah. Wajah putihnya jadi mengerikan karena terlalu pucat, sekaligus shocked.

“Emang sialan tuh orang, bawaannya cari masalah mulu!” omel Shendy sambil mengaduk es tehnya.

“Daridulu emang gitu kan? Anak broken sih, udah gitu katanya jarang pulang ke rumah. jadi pergaulannya sembarangan ckckc” ujar Pia geleng geleng kepala.

“B..Broken??” tanya Grace

Pia mengangguk.


***

--Pulang kampus

Grace mendekap tasnya erat erat.
“Yaoloh moga-moga gue ga diapa-apain. Keep me save, God. Amin.”

Kemudian, Grace cepat-cepat menyeberang ke tempat janjiannya dengan si cowok tengil, takut terlambat. Telat 1 menit aja mungkin bakalan didamprat!

@warbak a.k.a warung bakso…

Grace melongok masuk ke dalam tenda. Dilihatnya sudah ada cowok tengil disitu, sedang menikmati baksonya.

“Sorry telat” Grace duduk dengan malas.

Tak ada jawaban.

Grace menghela nafas panjang, “To the point aja deh, mau lo apa sebenernya?”

Cowok tengil itu mendongak, melihat Grace dengan tatapan sangar, membuat Grace agak ngeri. Setelah itu si cowok tengil menyeka mulutnya yang penuh kuah.

“Gue mau lo jadi asisten gue.” ujar cowok itu singkat.

“WHAT????????” teriak Grace kaget dan tak sadar ia menggebrak meja

“Ga pake brisik!” balas cowok tengil itu yang terlihat kesal gara-gara ulah Grace. “Udah trima aja, lagian kerjanya gampang kok, palingan ngerjain tugas2 gue, trus bawain barang barang gue, pokoknya ngekor gue lah.” ujar cowok itu lagi, santai.

Grace melongo. “Gue gamau!!!!! Enak aja lo ngomong!!!!”

Cowok itu melotot. “Sebenernya mau dimaafin ga sih lo? Ini kan dalam rangka permintaan maaf lo juga, buat insiden bakso tadi.” gerutu cowok itu.

Grace terdiam. Dalam hati ia mengaku salah, sih.

“Sebelum kita kerjasama, kenalin dulu sama ‘majikan’ lo. Gue Ahsan. A H S A N.” cowok tengil yang ngakunya bernama Ahsan itu tersenyum licik.

No comments:

Post a Comment