Nathan dan Naomi? Kisah mereka masih ada kelanjutannya…..
Naomi berangkat dengan lesu, melewati parkiran motor sambil berjalan menyeret sepatu. Menyebalkan, hari ini aku benar benar ingin membolos, entah kenapa nggak mood melakukan apapun, keluhnya dalam hati sambil sesekali menggerutu. Seandainya ia tidak takut ketinggalan pelajaran kelas 8 yang sedang padat-padatnya, ia sudah pasti memilih tinggal di rumah, membaca komik ditemani setoples keripik kentang kesukaannya. Tiba-tiba saja, sebuah panggilan membuyarkan lamunan Naomi,
“Naomi!”
Seketika Naomi menoleh dan mendapati Nathan melambaikan tangan ke arahnya. Wajah Naomi otomatis memerah, ingin sekali cepat berlalu dari tempat itu. Naomi pun hanya membalas sapaan Nathan dengan lambaian tangan juga, dan sedikit.. senyum. Bukan senyuman manis, mm.. mungkin lebih tepat disebut ‘senyum malu-malu’.
***
Seketika mood Naomi berubah drastis gara gara kejadian pagi itu. Ia memasuki kelas dengan wajah berseri-seri, entah terbang kemana badmood yang tadi sempat melandanya. Perilaku Naomi yang tidak seperti biasanya itu membuat sahabatnya, Tika, penasaran.
“Ada apa nih dari pagi senyum senyum muluuu” goda Tika sambil menyikut Naomi. Yang disikut cuman diem aja, malah tambah senyum senyum.
“Mii, cerita kek, ish yaudah lah Naomi sekarang mah gitu ya..” Tika yang dongkol belagak ngambek.
“Nggak ada apa-apa koook.” Naomi masih senyum senyum penuh rahasia. Kemudian ia melirik Tika, yang sepertinya agak kecewa sahabatnya itu nggak mau curhat ke dia. Naomi menghela nafas.
“Maaf, Tik, belajar dari pengalaman.. Aku takut nanti malah berabe kalo aku curhat. Curhat itu.. bisa berbuntut panjang. dan aku nggak mau yang dulu dulu itu keulang. Biar aku sendiri aja yang tau, paling enggak untuk saat ini..”
***
Bel berbunyi, istirahat siang. Anak anak ribut berhamburan dari kelas masing masing. Ada yang sekedar nongkrong, duduk duduk di bangku sambil ngobrol, atau cus ke kantin. Naomi pun memilih pergi ke kantin bersama Kira dan Tika, mengisi perut yang keroncongan sejak pelajaran Pak Muhammad tadi.
@kantin…
“Eh, btw, kemarin kalian jadi ke benteng, yang festival festival celengan itu?” tanya Tika dengan mulut penuh batagor.
“Jadi, trus ada Nathan juga. Sayangnya festival celengannya tuh ternyata baru dibuka abis maghrib. Kagol kan?? Nah daripada nggak kagol terus kita bertiga jalan aja gitu. Eeee tapi aku malah jadi obat nyamuk.” Jawab Kira cuek tanpa mengalihkan pandangan dari hp-nya, setelah itu melirik Naomi dan terkikik.
“Apa apaan tuh maksudnya?? Obat nyamuk??” Naomi mulai nggak nyantai ngomongnya.
“Yaa gitu kan ya, Mi. Diih sok sok gak ngedong deh. Ya kan sambil jalan itu akunya ditinggal mulu’ sama kalian. Waktu beli sate, waktu ke mall itu jugaaa. huuuu” semprot Kira dengan wajah-tanpa-dosa tanpa mempedulikan Naomi yang geregetan menahan malu.
“Apaaan siiih jangan bikin gosip aneh aneh deh!” Naomi menyela ucapan Kira dengan wajah merah padam. “Aku sama Nathan tuh!…”
Tika dan Kira serempak melirik Naomi sembil senyum senyum nggak jelas. Wajah Naomi makin merah. Makanya, Naomi cuma pasrah ketika sahabat sahabatnya itu mulai menginterogasi dirinya, dan ketika perasaannya pada Nathan terbongkar. Mau bagaimana lagi? Naomi mengeluh, menyesali sikap & reaksinya yang terlalu mudah ditebak, dan mengapa ia tidak bisa ber-‘pokerface’. Hahaha.
***
Tak terasa sebentar lagi ujian tengah semester. Naomi lumayan gelagapan karena selama ini ia memang jarang belajar, atau sekedar membuka buku, mengulang pelajaran yang telah diajarkan. Hari pertama ujian, Naomi dibuat ngefly lagi hanya gara gara sikap sepele Nathan..
“Naomi..” Nathan menyapa Naomi sambil tersenyum.
Naomi membalasnya dengan lambaian tangan dan senyuman, seperti biasa. Hmm, susah buat seorang Naomi walaupun sekedar mengucapkan kata kata, sapaan atau salam, jika orang itu Nathan.
Naomi pun mengambil materi ujian hari ini, lalu nimbrung di tempat Nathan, Fitri, Muhammad, dan Fia, sekedar ngobrol sambil membahas soal soal yang kira kira nanti akan keluar.
Tak terasa, bel masuk pun berbunyi, semua peserta ujian segera duduk di kursinya masing masing. Lalu guru pengawas pun masuk. Sebelum Naomi mencapai kursinya, tiba-tiba..
“Naomi, bajumu baru ya?” tanya Nathan.
Naomi menoleh, agak kaget. “Udah lama kok..” jawabnya lirih. Nathan hanya tertawa.
Di kursinya, Naomi hampir melonjak saking senangnya. Baju kotak kotak biru itu memang baru kali ini dipakainya ke sekolah, kelas 8 ini. Dan…. Nathan menyadarinya! Padahal teman-teman Naomi tak ada satupun yang sadar. Entah Nathan cuma sekedar bertanya atau memang cowok itu memperhatikannya… Ah, Naomi ngefly lagi deh gara-gara Nathan.
No comments:
Post a Comment