Halo :D
malam ini nggak ada kerjaan aku -.-
makanya gawe gawe kerjaan, dengan menulis postingan tidak penting ini ^^v
Kan ini udah mau lebaran to, nah aku kok ngerasanya puasa taun ini itu cepat sekali yaaa -_- bener bener nggak kerasa kayak puasa, padahal aku ya puasa *nahlo* ya pokoknya gitu lah, mmm.. pokoknta kerasa nggak ada semangat kayak taun taun sebelumnya gitu. kurang semarak juga *entah cuma pendapatku atau pembaca blog ini juga sependapat dengan saya*
Terus tooo aku mau cerita kayaknya aku ketagihan ngepump deh :D
lha akhir akhir ini tiap muter lagu Shock-nya Beast, Hot Issue - 4 minute, apalagi Ring Ding Dong-nya SHINee tu kakiku gerak gerak cobak -_-
ini sih katanya gejala gejala ketagihan pump. aku juga nek ke mall sekarang pengennya mampir ngepump terus, nggak pandang bulu sapa yang tak ajak, temenku, mamaku (?), papaku (??), bahkan adekku yang baru masuk SD juga tak ajakin maen pump (???). Heh ini serius lho!! *gasantai.
Hmmmm sakjane ini nggak masalah sih, malah baik untuk melatih konsentrasi, belajar ngedance dengan panah panah (??) ;)
tapiiiiii yang jadi masalah itu adalah Budgetnya! wkwkw you know la, my dompet kadang kosong kadang isi .___. bzzz
oya, aku juga ngerasa aku tambah kurus, celana banyak yang longgar.... *sedih* :(
udah dulu ah, pegel ngetik, mau bobok, mau mimpiin nae yeobo, Taemin wkwkw xD. makasih udah mau baca postingan nyampah ini. Annyeong~ *poppo all the readers*
NB : Kenapa sedih? aku bukan seperti kebanyakan cewek yang pengen kurus karena kalo aku kurus, mau setipis apa lagi badan sayaaaa wT__Tw
Dress-Up Game :3
Friday, August 26, 2011
Saturday, August 20, 2011
The Beginning
Nathan dan Naomi? Kisah mereka masih ada kelanjutannya…..
Naomi berangkat dengan lesu, melewati parkiran motor sambil berjalan menyeret sepatu. Menyebalkan, hari ini aku benar benar ingin membolos, entah kenapa nggak mood melakukan apapun, keluhnya dalam hati sambil sesekali menggerutu. Seandainya ia tidak takut ketinggalan pelajaran kelas 8 yang sedang padat-padatnya, ia sudah pasti memilih tinggal di rumah, membaca komik ditemani setoples keripik kentang kesukaannya. Tiba-tiba saja, sebuah panggilan membuyarkan lamunan Naomi,
“Naomi!”
Seketika Naomi menoleh dan mendapati Nathan melambaikan tangan ke arahnya. Wajah Naomi otomatis memerah, ingin sekali cepat berlalu dari tempat itu. Naomi pun hanya membalas sapaan Nathan dengan lambaian tangan juga, dan sedikit.. senyum. Bukan senyuman manis, mm.. mungkin lebih tepat disebut ‘senyum malu-malu’.
***
Seketika mood Naomi berubah drastis gara gara kejadian pagi itu. Ia memasuki kelas dengan wajah berseri-seri, entah terbang kemana badmood yang tadi sempat melandanya. Perilaku Naomi yang tidak seperti biasanya itu membuat sahabatnya, Tika, penasaran.
“Ada apa nih dari pagi senyum senyum muluuu” goda Tika sambil menyikut Naomi. Yang disikut cuman diem aja, malah tambah senyum senyum.
“Mii, cerita kek, ish yaudah lah Naomi sekarang mah gitu ya..” Tika yang dongkol belagak ngambek.
“Nggak ada apa-apa koook.” Naomi masih senyum senyum penuh rahasia. Kemudian ia melirik Tika, yang sepertinya agak kecewa sahabatnya itu nggak mau curhat ke dia. Naomi menghela nafas.
“Maaf, Tik, belajar dari pengalaman.. Aku takut nanti malah berabe kalo aku curhat. Curhat itu.. bisa berbuntut panjang. dan aku nggak mau yang dulu dulu itu keulang. Biar aku sendiri aja yang tau, paling enggak untuk saat ini..”
***
Bel berbunyi, istirahat siang. Anak anak ribut berhamburan dari kelas masing masing. Ada yang sekedar nongkrong, duduk duduk di bangku sambil ngobrol, atau cus ke kantin. Naomi pun memilih pergi ke kantin bersama Kira dan Tika, mengisi perut yang keroncongan sejak pelajaran Pak Muhammad tadi.
@kantin…
“Eh, btw, kemarin kalian jadi ke benteng, yang festival festival celengan itu?” tanya Tika dengan mulut penuh batagor.
“Jadi, trus ada Nathan juga. Sayangnya festival celengannya tuh ternyata baru dibuka abis maghrib. Kagol kan?? Nah daripada nggak kagol terus kita bertiga jalan aja gitu. Eeee tapi aku malah jadi obat nyamuk.” Jawab Kira cuek tanpa mengalihkan pandangan dari hp-nya, setelah itu melirik Naomi dan terkikik.
“Apa apaan tuh maksudnya?? Obat nyamuk??” Naomi mulai nggak nyantai ngomongnya.
“Yaa gitu kan ya, Mi. Diih sok sok gak ngedong deh. Ya kan sambil jalan itu akunya ditinggal mulu’ sama kalian. Waktu beli sate, waktu ke mall itu jugaaa. huuuu” semprot Kira dengan wajah-tanpa-dosa tanpa mempedulikan Naomi yang geregetan menahan malu.
“Apaaan siiih jangan bikin gosip aneh aneh deh!” Naomi menyela ucapan Kira dengan wajah merah padam. “Aku sama Nathan tuh!…”
Tika dan Kira serempak melirik Naomi sembil senyum senyum nggak jelas. Wajah Naomi makin merah. Makanya, Naomi cuma pasrah ketika sahabat sahabatnya itu mulai menginterogasi dirinya, dan ketika perasaannya pada Nathan terbongkar. Mau bagaimana lagi? Naomi mengeluh, menyesali sikap & reaksinya yang terlalu mudah ditebak, dan mengapa ia tidak bisa ber-‘pokerface’. Hahaha.
***
Tak terasa sebentar lagi ujian tengah semester. Naomi lumayan gelagapan karena selama ini ia memang jarang belajar, atau sekedar membuka buku, mengulang pelajaran yang telah diajarkan. Hari pertama ujian, Naomi dibuat ngefly lagi hanya gara gara sikap sepele Nathan..
“Naomi..” Nathan menyapa Naomi sambil tersenyum.
Naomi membalasnya dengan lambaian tangan dan senyuman, seperti biasa. Hmm, susah buat seorang Naomi walaupun sekedar mengucapkan kata kata, sapaan atau salam, jika orang itu Nathan.
Naomi pun mengambil materi ujian hari ini, lalu nimbrung di tempat Nathan, Fitri, Muhammad, dan Fia, sekedar ngobrol sambil membahas soal soal yang kira kira nanti akan keluar.
Tak terasa, bel masuk pun berbunyi, semua peserta ujian segera duduk di kursinya masing masing. Lalu guru pengawas pun masuk. Sebelum Naomi mencapai kursinya, tiba-tiba..
“Naomi, bajumu baru ya?” tanya Nathan.
Naomi menoleh, agak kaget. “Udah lama kok..” jawabnya lirih. Nathan hanya tertawa.
Di kursinya, Naomi hampir melonjak saking senangnya. Baju kotak kotak biru itu memang baru kali ini dipakainya ke sekolah, kelas 8 ini. Dan…. Nathan menyadarinya! Padahal teman-teman Naomi tak ada satupun yang sadar. Entah Nathan cuma sekedar bertanya atau memang cowok itu memperhatikannya… Ah, Naomi ngefly lagi deh gara-gara Nathan.
Naomi berangkat dengan lesu, melewati parkiran motor sambil berjalan menyeret sepatu. Menyebalkan, hari ini aku benar benar ingin membolos, entah kenapa nggak mood melakukan apapun, keluhnya dalam hati sambil sesekali menggerutu. Seandainya ia tidak takut ketinggalan pelajaran kelas 8 yang sedang padat-padatnya, ia sudah pasti memilih tinggal di rumah, membaca komik ditemani setoples keripik kentang kesukaannya. Tiba-tiba saja, sebuah panggilan membuyarkan lamunan Naomi,
“Naomi!”
Seketika Naomi menoleh dan mendapati Nathan melambaikan tangan ke arahnya. Wajah Naomi otomatis memerah, ingin sekali cepat berlalu dari tempat itu. Naomi pun hanya membalas sapaan Nathan dengan lambaian tangan juga, dan sedikit.. senyum. Bukan senyuman manis, mm.. mungkin lebih tepat disebut ‘senyum malu-malu’.
***
Seketika mood Naomi berubah drastis gara gara kejadian pagi itu. Ia memasuki kelas dengan wajah berseri-seri, entah terbang kemana badmood yang tadi sempat melandanya. Perilaku Naomi yang tidak seperti biasanya itu membuat sahabatnya, Tika, penasaran.
“Ada apa nih dari pagi senyum senyum muluuu” goda Tika sambil menyikut Naomi. Yang disikut cuman diem aja, malah tambah senyum senyum.
“Mii, cerita kek, ish yaudah lah Naomi sekarang mah gitu ya..” Tika yang dongkol belagak ngambek.
“Nggak ada apa-apa koook.” Naomi masih senyum senyum penuh rahasia. Kemudian ia melirik Tika, yang sepertinya agak kecewa sahabatnya itu nggak mau curhat ke dia. Naomi menghela nafas.
“Maaf, Tik, belajar dari pengalaman.. Aku takut nanti malah berabe kalo aku curhat. Curhat itu.. bisa berbuntut panjang. dan aku nggak mau yang dulu dulu itu keulang. Biar aku sendiri aja yang tau, paling enggak untuk saat ini..”
***
Bel berbunyi, istirahat siang. Anak anak ribut berhamburan dari kelas masing masing. Ada yang sekedar nongkrong, duduk duduk di bangku sambil ngobrol, atau cus ke kantin. Naomi pun memilih pergi ke kantin bersama Kira dan Tika, mengisi perut yang keroncongan sejak pelajaran Pak Muhammad tadi.
@kantin…
“Eh, btw, kemarin kalian jadi ke benteng, yang festival festival celengan itu?” tanya Tika dengan mulut penuh batagor.
“Jadi, trus ada Nathan juga. Sayangnya festival celengannya tuh ternyata baru dibuka abis maghrib. Kagol kan?? Nah daripada nggak kagol terus kita bertiga jalan aja gitu. Eeee tapi aku malah jadi obat nyamuk.” Jawab Kira cuek tanpa mengalihkan pandangan dari hp-nya, setelah itu melirik Naomi dan terkikik.
“Apa apaan tuh maksudnya?? Obat nyamuk??” Naomi mulai nggak nyantai ngomongnya.
“Yaa gitu kan ya, Mi. Diih sok sok gak ngedong deh. Ya kan sambil jalan itu akunya ditinggal mulu’ sama kalian. Waktu beli sate, waktu ke mall itu jugaaa. huuuu” semprot Kira dengan wajah-tanpa-dosa tanpa mempedulikan Naomi yang geregetan menahan malu.
“Apaaan siiih jangan bikin gosip aneh aneh deh!” Naomi menyela ucapan Kira dengan wajah merah padam. “Aku sama Nathan tuh!…”
Tika dan Kira serempak melirik Naomi sembil senyum senyum nggak jelas. Wajah Naomi makin merah. Makanya, Naomi cuma pasrah ketika sahabat sahabatnya itu mulai menginterogasi dirinya, dan ketika perasaannya pada Nathan terbongkar. Mau bagaimana lagi? Naomi mengeluh, menyesali sikap & reaksinya yang terlalu mudah ditebak, dan mengapa ia tidak bisa ber-‘pokerface’. Hahaha.
***
Tak terasa sebentar lagi ujian tengah semester. Naomi lumayan gelagapan karena selama ini ia memang jarang belajar, atau sekedar membuka buku, mengulang pelajaran yang telah diajarkan. Hari pertama ujian, Naomi dibuat ngefly lagi hanya gara gara sikap sepele Nathan..
“Naomi..” Nathan menyapa Naomi sambil tersenyum.
Naomi membalasnya dengan lambaian tangan dan senyuman, seperti biasa. Hmm, susah buat seorang Naomi walaupun sekedar mengucapkan kata kata, sapaan atau salam, jika orang itu Nathan.
Naomi pun mengambil materi ujian hari ini, lalu nimbrung di tempat Nathan, Fitri, Muhammad, dan Fia, sekedar ngobrol sambil membahas soal soal yang kira kira nanti akan keluar.
Tak terasa, bel masuk pun berbunyi, semua peserta ujian segera duduk di kursinya masing masing. Lalu guru pengawas pun masuk. Sebelum Naomi mencapai kursinya, tiba-tiba..
“Naomi, bajumu baru ya?” tanya Nathan.
Naomi menoleh, agak kaget. “Udah lama kok..” jawabnya lirih. Nathan hanya tertawa.
Di kursinya, Naomi hampir melonjak saking senangnya. Baju kotak kotak biru itu memang baru kali ini dipakainya ke sekolah, kelas 8 ini. Dan…. Nathan menyadarinya! Padahal teman-teman Naomi tak ada satupun yang sadar. Entah Nathan cuma sekedar bertanya atau memang cowok itu memperhatikannya… Ah, Naomi ngefly lagi deh gara-gara Nathan.
Label:
cerbung :),
cerpen :),
curcol ala namputz
Wednesday, August 17, 2011
Annyeong :D
Haloo pembaca setia berjumpa lagi dengan saya si gadis yang sedang patah hati :'3 lol hahaha. 19062011-16082011. Singkat banget kan? Aku bahkan belum kenal dia lebih deket. Hahaha :') tapi ya udah mungkin ini udah jalannya.. Menurutku sebulan (lebih dikit) kemarin berkesan banget, so aku mau ngucapin terimakasih banyak ke kamu! :'D Makasih udah pernah jadi someone special buat aku hehehe :') Padahal 3 hari lagi kita anniv ke-2 bulan..:') Skjnakmshsygbgtlhosmkm. Tpmwgmn? :'") Gomawoyo buat yang udah terjadi selama ini :') Aku nggak bakal lupa dan jujur, perasaanku mungkin bakal tetep sama seperti sebelumnya. Cuman yang beda, kamu bukan punyaku lagi :') Aku udah curcol kayak gini di banyak tempat, maaf postinganku mengganggu, mohon dimaklumi.. Aku galau, cengeng dan pengecut banget hari ini. bahkan buat masuk, sekedar upacara pun aku nggak berani soalnya aku tau aku bakal liat kamu disana, berdiri jadi pengibar bendera, dan jujur aku belum siap buat itu soalnya aku sadar diri kita udah bukan 'apa-apa' lagi :") makasih dan sampai jumpa ya, secepatnya bisa dipastikan aku akan kembali lagi seperti awal kelas 8 dulu. hahha *ksbb*
-Mencintai tidak berarti harus memiliki kan? :')
Sekali lagi makasih, ya :')
-Mencintai tidak berarti harus memiliki kan? :')
Sekali lagi makasih, ya :')
Label:
cuap cuap,
curcol ala namputz,
THE REAL ME :)
Tuesday, August 9, 2011
19 Juni 2011 ^^
Aku bisa dibilang.. telat banget mosting ini :p udah kelewat.. mm.. hampir 2 bulan ya. Hehe. Tanggal 19 Juni 2011, i have namja chingu, i have a relationship with someone special hahaha :D
Di masa SMPku, ini yang pertama :3. Sementara buat dia, ini yang kedua. Walaupun baru sebentar aku harap hubungan ini bisa terus lanjut. Soalnya......
Kamu itu beda sama yang laen :') dan.. hey, aku terlanjur sayang e sama kamu :') jangan tinggalin aku, ya? :') biarkan aku menikmati perasaan terbang dan bahagia ini lebih lama lagi bersamamu :')
Di masa SMPku, ini yang pertama :3. Sementara buat dia, ini yang kedua. Walaupun baru sebentar aku harap hubungan ini bisa terus lanjut. Soalnya......
Kamu itu beda sama yang laen :') dan.. hey, aku terlanjur sayang e sama kamu :') jangan tinggalin aku, ya? :') biarkan aku menikmati perasaan terbang dan bahagia ini lebih lama lagi bersamamu :')
Buat kamu yang disana..
Saranghaeyo! :*
Label:
cuap cuap,
curcol ala namputz,
gaje,
lil poetry
Cerpen Iseng Separo Curcol :p
Halo blogger :) lama tidak berjumpa dengan saya kan ya. lama gak ol, sibuk kelas 9 :p hehehe. Hari ini entah kenapa pengen banget mem-posting cerpen bikinanku. yaa jadi ceritanya itu ini cerpen buat tugas :p tugasnya bu Endang -,- ceritanya sedikit curcol, maklum, namanya aja CERITA PENDEK BERDASARKAN KISAH NYATA. Yaa jadi emang harus agak curcol gitu kan :3 ini cerita tentang... Baca aja sendiri ah! Semoga mengerti dengan inti cerita ini (?) dan semoga suka/berkesan ya hehe :3 So, Check this out ;)
“Apa? Bikin artikel tentang festival celengan untuk majalah sekolah?”
“Iya,” Kira merapikan setumpuk kertas di mejanya. “Kita kan redaksi, adik kelas aja udah banyak yang nyumbang karya. Masa’ iya kita enggak nyumbang apa-apa. Lagian kita kan jarang ngeliput langsung kayak gini, Mi.”
“Iya sih.. Tapi..” Aku menggigit bibir. Masih bimbang. Ngeliput langsung? Ah, aku belum pernah melakukannya.
“Ngga ada tapi-tapian. Udah lah, lagian kita juga nggak cuman berdua kok.” potong Kira sebelum ucapanku selesai.
Refleks aku menoleh ke arah Kira dan bertanya heran, “Emang sama siapa lagi?”
“Sama Nathan.” jawab Kira santai.
Aku membelalak. “Nathan?” tanyaku kaget.
“Iyaa. Dia anak kelas kita lho. Jangan bilang gak inget….”
“Inget kok inget.” Kali ini giliran aku yang memotong ucapan Kira. Kemudian aku berbalik, menghirup angin sepoi dari jendela yang terbuka di depanku.
Kira mendekat dan berdiri di sebelahku. “Kenapa sih? Kok kayaknya nggak seneng gitu..”
“Enggak.. bukannya nggak seneng.. cuman….” Aku menghentikan ucapanku
“Kenapa kenapa?” Kira mendekatkan wajahnya, memasang muka penasaran.
“Ada deeeh~ hahaha,” Aku tertawa keras, makin keras saat melihat wajah dongkol Kira.
Aku sendiri tidak mengerti. Rasanya aneh saja mendengar nama Nathan. Apalagi nantinya aku harus, mau nggak mau, meliput bareng dia. Yah, meskipun kami sekelas, aku dan dia jarang berinteraksi secara langsung. Aduuuh sebenarnya ada apa sih denganku? Oh.. mungkin aku hanya takut nggak cocok sama dia nantinya saat meliput. Iya, pasti begitu. Perasaan aneh ini juga pasti akan hilang dengan sendirinya bersamaan dengan selesainya kami meliput…
***
“Udah siap? Kita berangkat sekarang ya..” kata Kira sambil menggendong tas ranselnya.
“Eh… Nathannya mana?” tanyaku ragu.
“Oiya.. aduuh itu anak satu kemana sih.. keburu siang nih, panas banget!” gerutu Kira.
“Heei maaf ya telat! Tadi disuruh kumpul bentar..” tiba-tiba orang yang sedang dibicarakan muncul. Nathan. Badannya basah oleh keringat, sepertinya ia berlari lari kesini. Aku tertawa kecil melihatnya cengengesan. Lucu sekali dia, sepertinya serius sekali untuk meliput hari ini, sampai lari-lari segala.
“Huuu ngaret terus ah kamu! Yaudah kita berangkat sekarang yuk, biar cepet kelar juga!”
Kami bertiga pun berangkat menuju tempat festival celengan diadakan.
***
“Naik bis??” tanya Kira setengah memprotes.
“Iyalah, mau naik apalagi emangnya? Daripada ngesot. Masih untung ada kendaraan.” Sahut Nathan cuek sambil melambaikan tangan pada sebuah bis di kejauhan. Lagi lagi aku hanya tertawa. Entah kenapa hari ini aku lebih banyak diam. Tidak seperti biasanya, saat aku bersama Kira, aku akan sangat cerewet. Tapi hari ini berbeda. Mungkin.. karena ada Nathan.
Saat kami naik ke dalam bis, bis tersebut sudah penuh sesak dengan orang-orang. Untungnya masih tersisa tempat. Aku duduk bersebelahan dengan Nathan, sementara Kira duduk di samping seorang nenek tua.
“Panas ya..” ujar Nathan sambil menyeka keringatnya.
Aku mengangguk-angguk setengah melamun. Diam-diam aku curi-curi pandang ke arah Nathan saat dia tak melihatku.
“Kamu baru kali ini naik bis kota?” tanya Nathan tiba-tiba, membuyarkan aku yang sedang memperhatikannya.
“Ha? Eh, enggak kok.. Sering juga sama sahabatku.. Kalo nona gedongan kayak Kira sih aku yakin ini pertama kalinya..” sahutku sambil tersenyum jahil pada Kira.
Nathan tertawa renyah, membuatku jadi memperhatikannya lagi. Tiba-tiba saja, Nathan melihat ke arahku! Aaa aku jadi salah tingkah, kepergok sedang curi-curi pandang ke arahnya. Wajahku segera memerah seperti kepiting rebus, maka aku membuang muka agar Nathan tak mengetahuinya. Aku ini ngapain sih sebenarnya!
Sepanjang perjalanan, Nathan dan Kira terus saja mengobrol, sementara aku hanya diam sambil memandang keluar jendela. Sesekali aku mendengarkan pembicaraan mereka. Aku jadi tahu sedikit banyak hal tentang Nathan dan aku merasa benar benar telah melihat sisi lain Nathan hari ini. Nathan yang disini, berbeda dengan imagenya di sekolah yang tegas dan penuh kharisma. Nathan yang sekarang duduk di sampingku adalah Nathan yang lucu dan menyenangkan. Aku tersenyum sendiri. Mungkin perjalanan kali ini akan mengasyikkan….
***
“Festivalnya baru dibuka sehabis maghrib?” seru Kira kesal, kaget.
“Gimana dong?” tanyaku lesu. Ya ampun, bagaimana nggak kesal? Kami sudah jauh jauh kesini, bela-belain berpanas-panas demi liputan ini, dan ternyata, hasilnya sia sia. Nathan tidak bereaksi apa-apa. Kemudian ia malah mengajakku dan Kira berjalan jalan di sekitar benteng.
“Mumpung udah sampai sini, kita jalan jalan aja yuk!” ajaknya dengan wajah sumringah. Aku terkesima. Di saat saat seperti ini, ia masih bisa tersenyum, bahkan berusaha menghibur kami... Aku, Kira, dan Nathan pun mulai berkeliling. Tiba-tiba di tengah tengah perjalanan.. “Eh, kalian berdua cocok lho, kenapa nggak jadian aja?” teriak Kira.
Aku menoleh ke belakang dan mendapati Kira sedang memegang handphonenya, berlagak seperti fotografer, memotretku dan Nathan. Aduh, jantungku jadi berdebar tak karuan gara gara ucapan Kira. Aku menoleh dan jantungku semakin berdebar hebat saja melihat Nathan senyum senyum. Tuhan, tolong beritahu aku, ada apa sebenarnya denganku hari ini??
***
Hari mulai mendung. Tepat setelah Kira selesai makan sate, hujan deras pun turun. Kami bertiga berlari lari kecil mencari tempat berteduh.
“Naomi, tutupi kepalamu dengan jaket!”
Aku yang sedang bengong sempat kaget oleh seruan Nathan, kemudian aku mengangguk. Jantungku berdebar lagi. Menyebalkan…
Karena hujan semakin deras dan keadaan tak memungkinkan untuk pulang sekarang, kami bertiga memutuskan untuk mampir di sebuah mall, sekedar berteduh dan membeli makanan.
Aku, Nathan, dan Kira memesan burger di sebuah outlet. Kami makan diselingi tawa gara gara lelucon yang berulang kali dilontarkan Nathan. Dia benar benar menyenangkan.. Aku jadi merasa nyaman bersamanya.. Eh, apa sih yang aku pikirkan barusan? Ngelantur berat. Naomi dan Nathan? Itu tidak akan mungkin.
***
Waktu semakin sore dan akhirnya aku harus pulang. “Udah dulu, ya, Kira, Nathan, aku pulang dulu.. Sampai ketemu di sekolah, makasih untuk hari ini.” Pamitku sambil tersenyum.
“Naomi!” panggil Nathan.
Aku berbalik. “Ya?”
“Nggak papa. Hati-hati.” Kata Nathan sambil tersenyum lebar lalu melambaikan tangan.
Untuk yang kesekian kalinya wajahku memerah dan jantungku berdebar. Jangan jangan ini pertanda.. Tuhan, jangan bilang ini yang namanya perasaan suka...
Kau bu\at aku bertanya, kau buat aku mencari
tentang rasa ini aku tak mengerti
Akankah sama jadinya bila bukan kamu
namun senyummu menyadarkanku
kau cinta pertama dan terakhirku
***
Aku tersenyum sendiri melihat foto di tanganku. Foto siapa lagi kalau bukan fotoku dan Nathan, 19 Juni 2011. Aku sudah puas memutar kembali semua memori indah itu. Hari itu benar benar berkesan untukku. Hari itu, 19 Juni 2011, hari dimana seorang Naomi pertama kalinya menyukai Nathan, dan mungkin akan menyukainya selamanya.
Gimana? Alay ya? :p udah ada yang bilang alay sih.. :3 tapi biarin lah. yg penting aku bikinnya pake hati... :)
Khamsahamnida udah baca.. ^^
Pertama Kalinya
“Apa? Bikin artikel tentang festival celengan untuk majalah sekolah?”
“Iya,” Kira merapikan setumpuk kertas di mejanya. “Kita kan redaksi, adik kelas aja udah banyak yang nyumbang karya. Masa’ iya kita enggak nyumbang apa-apa. Lagian kita kan jarang ngeliput langsung kayak gini, Mi.”
“Iya sih.. Tapi..” Aku menggigit bibir. Masih bimbang. Ngeliput langsung? Ah, aku belum pernah melakukannya.
“Ngga ada tapi-tapian. Udah lah, lagian kita juga nggak cuman berdua kok.” potong Kira sebelum ucapanku selesai.
Refleks aku menoleh ke arah Kira dan bertanya heran, “Emang sama siapa lagi?”
“Sama Nathan.” jawab Kira santai.
Aku membelalak. “Nathan?” tanyaku kaget.
“Iyaa. Dia anak kelas kita lho. Jangan bilang gak inget….”
“Inget kok inget.” Kali ini giliran aku yang memotong ucapan Kira. Kemudian aku berbalik, menghirup angin sepoi dari jendela yang terbuka di depanku.
Kira mendekat dan berdiri di sebelahku. “Kenapa sih? Kok kayaknya nggak seneng gitu..”
“Enggak.. bukannya nggak seneng.. cuman….” Aku menghentikan ucapanku
“Kenapa kenapa?” Kira mendekatkan wajahnya, memasang muka penasaran.
“Ada deeeh~ hahaha,” Aku tertawa keras, makin keras saat melihat wajah dongkol Kira.
Aku sendiri tidak mengerti. Rasanya aneh saja mendengar nama Nathan. Apalagi nantinya aku harus, mau nggak mau, meliput bareng dia. Yah, meskipun kami sekelas, aku dan dia jarang berinteraksi secara langsung. Aduuuh sebenarnya ada apa sih denganku? Oh.. mungkin aku hanya takut nggak cocok sama dia nantinya saat meliput. Iya, pasti begitu. Perasaan aneh ini juga pasti akan hilang dengan sendirinya bersamaan dengan selesainya kami meliput…
***
“Udah siap? Kita berangkat sekarang ya..” kata Kira sambil menggendong tas ranselnya.
“Eh… Nathannya mana?” tanyaku ragu.
“Oiya.. aduuh itu anak satu kemana sih.. keburu siang nih, panas banget!” gerutu Kira.
“Heei maaf ya telat! Tadi disuruh kumpul bentar..” tiba-tiba orang yang sedang dibicarakan muncul. Nathan. Badannya basah oleh keringat, sepertinya ia berlari lari kesini. Aku tertawa kecil melihatnya cengengesan. Lucu sekali dia, sepertinya serius sekali untuk meliput hari ini, sampai lari-lari segala.
“Huuu ngaret terus ah kamu! Yaudah kita berangkat sekarang yuk, biar cepet kelar juga!”
Kami bertiga pun berangkat menuju tempat festival celengan diadakan.
***
“Naik bis??” tanya Kira setengah memprotes.
“Iyalah, mau naik apalagi emangnya? Daripada ngesot. Masih untung ada kendaraan.” Sahut Nathan cuek sambil melambaikan tangan pada sebuah bis di kejauhan. Lagi lagi aku hanya tertawa. Entah kenapa hari ini aku lebih banyak diam. Tidak seperti biasanya, saat aku bersama Kira, aku akan sangat cerewet. Tapi hari ini berbeda. Mungkin.. karena ada Nathan.
Saat kami naik ke dalam bis, bis tersebut sudah penuh sesak dengan orang-orang. Untungnya masih tersisa tempat. Aku duduk bersebelahan dengan Nathan, sementara Kira duduk di samping seorang nenek tua.
“Panas ya..” ujar Nathan sambil menyeka keringatnya.
Aku mengangguk-angguk setengah melamun. Diam-diam aku curi-curi pandang ke arah Nathan saat dia tak melihatku.
“Kamu baru kali ini naik bis kota?” tanya Nathan tiba-tiba, membuyarkan aku yang sedang memperhatikannya.
“Ha? Eh, enggak kok.. Sering juga sama sahabatku.. Kalo nona gedongan kayak Kira sih aku yakin ini pertama kalinya..” sahutku sambil tersenyum jahil pada Kira.
Nathan tertawa renyah, membuatku jadi memperhatikannya lagi. Tiba-tiba saja, Nathan melihat ke arahku! Aaa aku jadi salah tingkah, kepergok sedang curi-curi pandang ke arahnya. Wajahku segera memerah seperti kepiting rebus, maka aku membuang muka agar Nathan tak mengetahuinya. Aku ini ngapain sih sebenarnya!
Sepanjang perjalanan, Nathan dan Kira terus saja mengobrol, sementara aku hanya diam sambil memandang keluar jendela. Sesekali aku mendengarkan pembicaraan mereka. Aku jadi tahu sedikit banyak hal tentang Nathan dan aku merasa benar benar telah melihat sisi lain Nathan hari ini. Nathan yang disini, berbeda dengan imagenya di sekolah yang tegas dan penuh kharisma. Nathan yang sekarang duduk di sampingku adalah Nathan yang lucu dan menyenangkan. Aku tersenyum sendiri. Mungkin perjalanan kali ini akan mengasyikkan….
***
“Festivalnya baru dibuka sehabis maghrib?” seru Kira kesal, kaget.
“Gimana dong?” tanyaku lesu. Ya ampun, bagaimana nggak kesal? Kami sudah jauh jauh kesini, bela-belain berpanas-panas demi liputan ini, dan ternyata, hasilnya sia sia. Nathan tidak bereaksi apa-apa. Kemudian ia malah mengajakku dan Kira berjalan jalan di sekitar benteng.
“Mumpung udah sampai sini, kita jalan jalan aja yuk!” ajaknya dengan wajah sumringah. Aku terkesima. Di saat saat seperti ini, ia masih bisa tersenyum, bahkan berusaha menghibur kami... Aku, Kira, dan Nathan pun mulai berkeliling. Tiba-tiba di tengah tengah perjalanan.. “Eh, kalian berdua cocok lho, kenapa nggak jadian aja?” teriak Kira.
Aku menoleh ke belakang dan mendapati Kira sedang memegang handphonenya, berlagak seperti fotografer, memotretku dan Nathan. Aduh, jantungku jadi berdebar tak karuan gara gara ucapan Kira. Aku menoleh dan jantungku semakin berdebar hebat saja melihat Nathan senyum senyum. Tuhan, tolong beritahu aku, ada apa sebenarnya denganku hari ini??
***
Hari mulai mendung. Tepat setelah Kira selesai makan sate, hujan deras pun turun. Kami bertiga berlari lari kecil mencari tempat berteduh.
“Naomi, tutupi kepalamu dengan jaket!”
Aku yang sedang bengong sempat kaget oleh seruan Nathan, kemudian aku mengangguk. Jantungku berdebar lagi. Menyebalkan…
Karena hujan semakin deras dan keadaan tak memungkinkan untuk pulang sekarang, kami bertiga memutuskan untuk mampir di sebuah mall, sekedar berteduh dan membeli makanan.
Aku, Nathan, dan Kira memesan burger di sebuah outlet. Kami makan diselingi tawa gara gara lelucon yang berulang kali dilontarkan Nathan. Dia benar benar menyenangkan.. Aku jadi merasa nyaman bersamanya.. Eh, apa sih yang aku pikirkan barusan? Ngelantur berat. Naomi dan Nathan? Itu tidak akan mungkin.
***
Waktu semakin sore dan akhirnya aku harus pulang. “Udah dulu, ya, Kira, Nathan, aku pulang dulu.. Sampai ketemu di sekolah, makasih untuk hari ini.” Pamitku sambil tersenyum.
“Naomi!” panggil Nathan.
Aku berbalik. “Ya?”
“Nggak papa. Hati-hati.” Kata Nathan sambil tersenyum lebar lalu melambaikan tangan.
Untuk yang kesekian kalinya wajahku memerah dan jantungku berdebar. Jangan jangan ini pertanda.. Tuhan, jangan bilang ini yang namanya perasaan suka...
Kau bu\at aku bertanya, kau buat aku mencari
tentang rasa ini aku tak mengerti
Akankah sama jadinya bila bukan kamu
namun senyummu menyadarkanku
kau cinta pertama dan terakhirku
***
Aku tersenyum sendiri melihat foto di tanganku. Foto siapa lagi kalau bukan fotoku dan Nathan, 19 Juni 2011. Aku sudah puas memutar kembali semua memori indah itu. Hari itu benar benar berkesan untukku. Hari itu, 19 Juni 2011, hari dimana seorang Naomi pertama kalinya menyukai Nathan, dan mungkin akan menyukainya selamanya.
Gimana? Alay ya? :p udah ada yang bilang alay sih.. :3 tapi biarin lah. yg penting aku bikinnya pake hati... :)
Khamsahamnida udah baca.. ^^
Label:
cerpen :),
curcol ala namputz
Monday, April 25, 2011
Demam BB Korea melanda saya
Oh haiiiiiiiiiii bloggie lama kita tidak berjumpa ya? sepertinya blog ini semakin usang dan mungkin sebentar lagi akan mencapai masa expirednya -,-
Emh.. aku mau share dikit nih salah satu penyebab aku jarang ngisi blog. yang pertama oke fine, aku ngaku, aku MALES, apalagi setelah ada media yang lebih keren buat posting (baca : Tumblr) :p Tapi kayaknya kalo aku nulis ini di Tumblr bakalan nyampah, so aku nulis di blog ini aja :D
Cerita dulu ya, sebenernya awal mula ceritanya aku bisa kena "Demam BB Korea" dan menjadi k-popers seperti sekarang bermula dari menonton MV salah satu Girl Band Korea secara iseng. MV yang aku tonton waktu itu MV nya SNSD yang judulnya "Gee". Satu kata, KEREN BANGET! Jadi dancenya itu bisa mantep gitu lah, gerakannya juga lucu lucu dan bikin aku (baca : yang nonton) jadi pengen ikut nari juga :D
Terus tiba tiba kakak sepupuku nyeletuk, "GB nya aja keren gini, gimana yang cowok." Oh gosh dan aku juga baru kepikiran itu. Langsung deh aku coba nyari nyari BB yang keren. Aku cari info di twit dan Om Google. Ternyata pilihanku (?) jatuh kepada SHINee! Kyaa waktu aku nonton MV mereka yang judulnya "Lucifer" otomatis badanku gerak gerak sendiri. Geregetan pengen ikut nari juga. Apalagi wajah mereka yang menurutku unyu unyu semuaaaa :3
Tadinya aku sempet attracted sama SuJu alias Super Junior. Tapii entah kenapa... aku lebih suka dan lebih milih SHINee, meskipun member SuJu pun nggak kalah keren sama SHINee. Maaf yang ELF yaa saya tidak bermaksud...
Okelah, jadi saya langsung suka sama SHINee pada pandangan pertama. Sekarang jadi sering browsing lagunya, lirik lagu, gambar dan yang paling penting MV mereka yang keren keren itu :D Dan saya resmi menjadi SHAWOL!!! :D (panggilan untuk fans SHINee)
Aku mau share dikit foto foto mereka yaa :) Check this out..
Udah segitu dulu ya tentang SHINee, idola baru saya, hehe. Lain kali saya mau share lagi yang banyak :) Perlu aku bilang sekali lagi, aku pasti bakalan nangis atau jejeritan nggak karuan kalo liat mereka. Makanya aku bakalan galau banget seandainya bulan Juli itu mereka konser di Indonesia (kalau jadi), dan AKU NGGAK BISA NONTON. Perasaanku pasti kayak para beliebers yang belum bisa nonton JB di Jakarta :(((( Semoga konser mereka jadi diadakan, ya? AMIN AMIN! Mau nabung dulu dari sekarang :3
Emh.. aku mau share dikit nih salah satu penyebab aku jarang ngisi blog. yang pertama oke fine, aku ngaku, aku MALES, apalagi setelah ada media yang lebih keren buat posting (baca : Tumblr) :p Tapi kayaknya kalo aku nulis ini di Tumblr bakalan nyampah, so aku nulis di blog ini aja :D
Cerita dulu ya, sebenernya awal mula ceritanya aku bisa kena "Demam BB Korea" dan menjadi k-popers seperti sekarang bermula dari menonton MV salah satu Girl Band Korea secara iseng. MV yang aku tonton waktu itu MV nya SNSD yang judulnya "Gee". Satu kata, KEREN BANGET! Jadi dancenya itu bisa mantep gitu lah, gerakannya juga lucu lucu dan bikin aku (baca : yang nonton) jadi pengen ikut nari juga :D
Terus tiba tiba kakak sepupuku nyeletuk, "GB nya aja keren gini, gimana yang cowok." Oh gosh dan aku juga baru kepikiran itu. Langsung deh aku coba nyari nyari BB yang keren. Aku cari info di twit dan Om Google. Ternyata pilihanku (?) jatuh kepada SHINee! Kyaa waktu aku nonton MV mereka yang judulnya "Lucifer" otomatis badanku gerak gerak sendiri. Geregetan pengen ikut nari juga. Apalagi wajah mereka yang menurutku unyu unyu semuaaaa :3
Tadinya aku sempet attracted sama SuJu alias Super Junior. Tapii entah kenapa... aku lebih suka dan lebih milih SHINee, meskipun member SuJu pun nggak kalah keren sama SHINee. Maaf yang ELF yaa saya tidak bermaksud...
Okelah, jadi saya langsung suka sama SHINee pada pandangan pertama. Sekarang jadi sering browsing lagunya, lirik lagu, gambar dan yang paling penting MV mereka yang keren keren itu :D Dan saya resmi menjadi SHAWOL!!! :D (panggilan untuk fans SHINee)
Aku mau share dikit foto foto mereka yaa :) Check this out..
Dari kiri : Onew (Leader), Taemin, Jonghyun, Minho, Key
Foto pas masih awal awal nih.....
Ini rambut mereka yang paling baru, kalo nggak salah untuk debut mereka ke Jepang. Makin unyu aja nih semuanya hahaha :3
Udah segitu dulu ya tentang SHINee, idola baru saya, hehe. Lain kali saya mau share lagi yang banyak :) Perlu aku bilang sekali lagi, aku pasti bakalan nangis atau jejeritan nggak karuan kalo liat mereka. Makanya aku bakalan galau banget seandainya bulan Juli itu mereka konser di Indonesia (kalau jadi), dan AKU NGGAK BISA NONTON. Perasaanku pasti kayak para beliebers yang belum bisa nonton JB di Jakarta :(((( Semoga konser mereka jadi diadakan, ya? AMIN AMIN! Mau nabung dulu dari sekarang :3
Oiya aku mau menginformasikan lagi nih sedikit soal SHINee. Aku paling suka sama Taemin. Sebutan fansnya Taemin itu Taemints :3
Kalo Jonghyun (Blingers), Key (Lockets), Minho (Flames), nah untuk Onew saya belum tau..:p. kapan kapan saya update lagi deh :) Maklum kan masih SHAWOL baru :p
Nah, kamu termasuk yang mana? Apa kamu juga jadi ikutan SHAWOL setelah baca postingan ini? Hehe okey Anyyeong Haseo, sampe ketemu lagi. Kamsahamnida sudah membaca, Mianhae kalo ada salah kata :)
Label:
my Favorites,
THE REAL ME :),
WOW
Saturday, March 19, 2011
ketika @susandenam @namputz @ichiandifa13 bermain bersama (?)
Kemaren tanggal berapa yaa, hum aku lupa, (pokoknya udah lewat), beberapa sahabat saya, belajar bersama di rumah saya.
Asik, tapi kayaknya bukannya belajar malah jadi nggosip dan foto foto deh ;p maklum ya, namanya juga cewek :B
Dan inilah beberapa fotonya..... (Sebelumnya diingatkan agar menyiapkan tisu atau ember, mungkin, untuk persiapan jikalau anda nangis atau muntah melihat ekspresi untitled & abstrak di bawah ini wkwkwkw)
maaf lebay :0 #stress #abaikan #lupakan , jangan #dimasukkan ke #hati ya -____-
Sudahlah, check this out saja :3
Ini pas ngapain ya? oh pas di sawah habis bella pulang. aku sedang menggaruk kakiku.. dan dena memberikan obat lewat sentuhan tangan ajaibnya. -__-
Namira & Dena, bukan Sinta & Jojo -____-
Yang baju putih itu Ichi, yang baju merah itu dena, ada yang mau kenalan?? mereka single loooh #lupakan #abaikan :B
Putih dan Kuning. Like... endog ceplok??? :0
Yak bagus banget, aku jadi fotografernya terus nih, padahal aku harusnya model utama... T____T #nangisdarah #lebaybanget !! #abaikan saja...
Yes akhirnya aku nampang juga.. #so proud (y) #abaikan lagi...
aku dimana? fotografer lagi dooong -______-
Candid nya Dena... #1 ahiahi
aku... ngapain sih itu -___-
Oke sekian ke gaje an kami. Maklumi kami sebagai anak labil yaw hahahaha XD
kapan kapan aku bakal posting foto foto lain kok, bareng temen temenku pastinya :D ditunggu saja (?)
bye byeee see ya soon, and thx for read this :D
Asik, tapi kayaknya bukannya belajar malah jadi nggosip dan foto foto deh ;p maklum ya, namanya juga cewek :B
Dan inilah beberapa fotonya..... (Sebelumnya diingatkan agar menyiapkan tisu atau ember, mungkin, untuk persiapan jikalau anda nangis atau muntah melihat ekspresi untitled & abstrak di bawah ini wkwkwkw)
maaf lebay :0 #stress #abaikan #lupakan , jangan #dimasukkan ke #hati ya -____-
Sudahlah, check this out saja :3
Ini pas ngapain ya? oh pas di sawah habis bella pulang. aku sedang menggaruk kakiku.. dan dena memberikan obat lewat sentuhan tangan ajaibnya. -__-
Namira & Dena, bukan Sinta & Jojo -____-
Yang baju putih itu Ichi, yang baju merah itu dena, ada yang mau kenalan?? mereka single loooh #lupakan #abaikan :B
Putih dan Kuning. Like... endog ceplok??? :0
Yak bagus banget, aku jadi fotografernya terus nih, padahal aku harusnya model utama... T____T #nangisdarah #lebaybanget !! #abaikan saja...
Yes akhirnya aku nampang juga.. #so proud (y) #abaikan lagi...
aku dimana? fotografer lagi dooong -______-
Candid nya Dena... #1 ahiahi
aku... ngapain sih itu -___-
Oke sekian ke gaje an kami. Maklumi kami sebagai anak labil yaw hahahaha XD
kapan kapan aku bakal posting foto foto lain kok, bareng temen temenku pastinya :D ditunggu saja (?)
bye byeee see ya soon, and thx for read this :D
Label:
menggila,
THE REAL ME :),
WOW
Friday, January 21, 2011
When Lyrics Similar To Me :3
Hello Blogger :3
Kadang aku suka nemuin lirik lagu yang "sejenis" dengan keadaanku :p
atau dengan kata lain.. lirik lagu tsb mencerminkan keadaan & perasaanku ... *ceilaah
Biasanya nih.. lirik dengan ciri ciri seperti di atas bikin aku terpesona banget dan pengin ngulang lagu itu terus terusan. Jadi "menghayati" gitu deh wkwk
Ini nih beberapa diantaranya :
1. Lenka - The Show
I'm just a little bit caught in the middle
Life is a maze and love is a riddle
I don't know where to go, can't do it alone
I've tried and I don't know why
I'm just a little girl lost in the moment
I'm so scared but I don't show it
I can't figure it out, it's bringing me down
I know I've got to let it go and just enjoy the show
:)
2. David Archuleta - Crush
Lagu yang sering didengerin waktu aku mulai mbohongin perasaan sendiri :')
Why do I keep running from the truth?
All I ever think about is you
You got me hypnotized, so mesmerized
And I just got to know
Do you ever think when you're all alone
All that we can be, where this thing can go?
Am I crazy or falling in love?
Is it really just another crush ?
Do you catch a breath when I look at you?
Are you holding back like the way I do?
'Cause I've tried and tried to walk away
But I know this crush ain't going away~~
3. Bruno Mars - Just the Way You Are
(untuk kali ini ada sedikit pengubahan, jangan marah ya mas Bruno ;p)
When I see your face
There’s not a thing that I would change
Cause you’re amazing
Just the way you are
And when you smile,
The whole world stops and stares for awhile
Cause boy you’re amazing
Just the way you are
4. M2M - Dear Diary
Ini salah satu dari sekian banyak band lama yg jadi fave aku. Lagunya catchy semuaa :)
Dear Diary,
I wanna talk to him again
But whenever he is with his friends
He keeps trying to pretend
But I already see
The way he feels for me
What can I do?
Tell me what can I say
When do I let him know I feel the same way?
How can my feelings be so hard to show when
I really want him to know
Lagu yang mencerminkan.. keinginanku, kebebasanku, hobiku. Quotesnya keren. Very like it. Fyi, kalo ga salah lagu ini pernah jadi soundtrack nya Rejoice ;3
I am unwritten
Can't read my mind
I'm undefined
I'm just beginning
The pen's in my hand
Ending unplanned
Staring at the blank page before you
Open up the dirty window
Let the sun illuminate the words
That you could not find
Reaching for something in the distance
So close you can almost taste it
Release your inhibitions
Feel the rain on your skin
No one else can feel it for you
Only you can let it in
No one else, no one else
Can speak the words on your lips
6. Taylor Swift - Forever and Always
Keadaanku sekarang... lagi PAS banget sama lagu satu ini :'(
This thing is breaking down, we almost never speak
I don't feel welcome anymore
Baby, what happened? Please tell me
'Cause one second it was perfect
Now you're halfway out the door
And I stare at the phone and he still hasn't called
And then you feel so low, you can't feel nothin' at all
And you flashback to when he said, forever and always
Oh, oh
Was I out of line? Did I say something way too honest
That made you run and hide like a scared little boy?
I looked into your eyes, thought I knew you for a minute
Now I'm not so sure
So here's to everything, coming down to nothing
Here's to silence that cuts me to the core
Where is this going? Thought I knew for a minute
But I don't anymore
:'(
7. The Corrs - Don't Say You Love Me
Don't say you love me unless forever
Don't tell me you need me, if you're not gonna stay
Don't give me this feeling, I'll only believe it
Make it real or take it all away
8. Melly G. - Bimbang
Sebenernya kalo difikir lagu ini biasa banget, cuma gitar sama nyanyian. Tapi aku suka banget soalnya 'ngena' ......
Pertama kali aku tergugah
Dalam setiap kata yang kau ucap
Bila malam tlah datang
Terkadang ingin kutulis semua, perasaan
Kata orang rindu itu indah..
Namun bagiku ini menyiksa
Sejenak kupikirkan untuk kubenci saja dirimu
Namun, sulit ku membenci..
Pejamkan mata, bila ku ingin bernafas lega
Dalam anganku aku berada
di suatu persimpangan
jalan yang sulit kupilih..
Label:
favorite hits,
gaje
Thursday, January 20, 2011
R2 MALAYSIA OPEN SUPER SERIES (INA ONLY)
Ini hasil sementara yang saya update, kalau memang masih ada match lagi, hasil yang lain menyusul yaa..
R2 Malaysia Open Super Series (INDONESIA only)
-Simon Santoso (INA) bt Chen Jin (CHN) 21-18, 18-21, 21-10(Amazing... :D)
-Alamsyah Yunus (INA) bt Boonsak Ponsana (THA) 20-22, 21-10, 21-18
-Du Jing/Pan Pan (CHN) bt Lita Nurlita/Saralee Thoungthongkam (INA/THA) 15-21, 21-14, 21-14
-He Hanbin/Ma Jin (CHN) bt Fran Kurniawan/Pia Zebadiah Bernadeth (INA) 23-21, 21-14
-Taufik Hidayat (INA) bt Wan Shon Ho (KOR) 21-13, 21-11
-Lindaweni Fanetri (INA) bt Yip Pui Yin (HKG) 25-23, 21-5
-Zhang Nan/Zhao Yunlei (CHN) bt Muhammad Rijal/Debby Susanto (INA) 21-14, 21-13
-Mohammad Ahsan/Bona Septano (INA) bt Rendy Sugiarto/Afiat Yuris Wirawan (INA) 21-16, 21-19
-Wang Xiaoli/Yu Yang (CHN) bt Komala Dewi/Suci Rizki Andini (INA) 21-10, 21-4
-Alvent Yulianto Chandra/Hendra Aprida Gunawan (INA) bt Ingo Kindervater/Johannes Schoettler (GER) 21-9, 21-11
Applause dulu yuk buat semua atlet (tanpa kecuali) yang udah berjuang :)
Berdoa juga, semoga hasil match besok pagi bisa lebih baik dari hari ini. Aaaamiiiiin :)
Label:
MALAYSS2011,
tepok bulu :)
Tuesday, January 18, 2011
Cool Quotes from Bebelac
"I want to live my life to the absolute fullest. "
"To open my eyes to be all I can be."
"To travel roads not taken, to meet faces unknown."
"To feel the wind, to touch the stars."
"I promise to discover myself."
"To stand tall with greatness."
"To chase down and catch every dream."
"LIFE IS AN ADVENTURE!"
:)
:)
:)
Label:
cuap cuap
Friday, January 14, 2011
FriendshipOrLove part 4 (END)
Sejak saat itu aku jadi menghindari Age, dan aku rasa cowok itu menyadarinya.
Aku di perpus, dia menyusulku. Bahkan aku yang panas-panasan basket di lapangan pun dikejarnya. Tapi aku nggak pernah memberinya kesempatan untuk bicara. Nggak sampai hari itu…
***
“Aku mesti ngomong.” ucap Age dengan wajah kesalnya sambil mencekal lenganku.
Aku menghela nafas sebelum menjawab. Sabar Shend, cuek aja mendingan.
“Mau ngomong apa? kayaknya ga ada yang perlu diomongin deh. ”
“Banyak banget yang perlu diomongin.” potong Age. Wajahnya jadi serius dan aku benci itu. Dia pasti mau tanya soal “ngehindar” dan hal sebangsanya yang berhubungan.
“Ih apaan sih? Ga usah seserius itu lagi.” aku mencoba mencairkan suasana.
“Shendy, gue serius. gue harus ngomong sama lo.”
Aku menelan ludah.
“Kita ketemu di kafe Sunset jam 4 sore.”
Sebelum aku sempat menambahkan, Age lebih dulu melanjutkan “Awas kalo lo ga dateng, gue ga akan mau DICOMBLANGIN sama Kana lagi.”
Wajahku langsung pucat pasi, itu pasti, walaupun aku tak bisa melihatnya sendiri. Jadi Age beneran ngerasa kalo selama ini aku ngeluangin waktu khusus buat dia dan Kana biar mereka bisa berduaan. Dia bener bener ngerasa!! Dia tau!! Padahal aku udah bikin sebisa mungkin si Age jangan sampe ngerasa janggal atau lebih parah tau soal masalah ini.
***
@sunsetkafe
“Maaf nunggu lama.” ucapku.
“Ya nggak papa. Duduk.” ujar Age lalu menarik kursi untukku.
Damn. Aku ngaret gara gara dandan. Buat siapa dan ngapain juga sih aku dandan??? Inget Age sebentar lagi jadi punya Kana, Shend!! Sahabat lo sendiri. Jangan nekat, jangan curang, jangan GR, jangan bertindak sembarangan apalagi kalo tindakan itu nggak guna. Sadar diri Shend, lo harus sadar diri.
“Jadi, mau ngomong apa?” tanyaku lirih.
Age nggak menjawab malah menatapku tajam.
Duh jadi salting canggung gini kan. Aku juga ga tau mesti ngapain jadi aku menatap dia balik.
kalo di stopwatch mungkin udah 2 menit kita diem dieman kayak gini.
Aku yang gerah akhirnya memulai pembicaraan. “Ge, kamu kenapa sih?? Ngomong aja sekarang, jangan buang waktu!”
Ups, kenapa jadi kesannya galak? Saking canggungnya nih.
“Okey, kamu pasti udah nebak kan kenapa aku minta bicara.”
“Nggak tuh.”
“Jangan pura pura.”
“Aku serius.”
“Sedikitpun nggak tau?”
“Yaaa, sedikit tau sih,”
“Pertama aku mau tanya kenapa kamu jadi cuek sama aku akhir akhir ini.” ucap Age dengan gaya “menginterogasi maling”
“Enggak papa tuh. kamu aja yang terlalu sensi kali.” jawabku, berusaha rileks.
“Shend, please jujur aja. Mata lo tu nggak bisa bo’ong. Lagian sikap “ngehindar” lo tuh keliatan banget! Lo jelas jelas ngehindar dari gue kan. Gue panggil berulang kali masa’ satu kalipun elo nggak noleh, atau mbales sapaan gue.”
“ya mungkin gue ga denger.”
“Nggak denger sampe puluhan kali, dan sikap lo itu cuma ditujuin ke gue? jelas aneh”
“Emang bener gue ga denger kok”
“Kalo gitu lu mesti ke THT, berarti ada yang gak beres sama kuping lo.” tukas Age. Nada bicaranya bercampur antara mengejek, sinis, kesal.
Sial. Jahat banget sih ngomongnya. Gue mungkin agak keterlaluan, tapi ya jangan “sehalus” itu dong ngomongnya.
“Nggak usah mulai.” seruku agak geram.
“Siapa yang mulai? Gue bilang FAKTA, man.”
“Terserah lah. Terus selanjutnya? Apa masih banyak lagi yang harus lo omongin sama gue??”
“Nggak. Tapi gue ga akan lanjut kalo lo belum jelasin alasan yang sebenernya.”
“Alasan yang sebenernya? Karena gue benci elo Ge!”
Aw, gue kelepasan… Nggak jujur (lagi).!
Age nampak kaget. Tapi di wajahnya sempat terlihat raut kecewa.
“Terus yang kedua,” suara Age mulai lebih tenang. “Ngapain lo pake acara nyomblangin gue sama Kana?”
Aku memutar mata. Dia blak blakan banget sih. Udah ngerti dicomblangin kenapa ga dinikmatin & dicoba aja?
“Ga suka? Kana kan cantik Ge. Udah baik, pinter lagiii~~” aku mulai sedikit mengetes reaksi Age.
“Iya. Emang dia cantik & perfect.”
JEGEEEER. Ternyata dia emang suka sama Kana T___T
“Tapi, gue ga suka dicomblangin. Karena Kana bukan cewek yang gue suka. Dan terus terang gue gak nyaman sama dia!” nada suara Age mulai meninggi.
“Nggak usah pake otot bisa ngomongnya??”
“Ya itu semua karena elo!”
“Niat gue bagus tau, niat gue baik. Mau cariin pacar buat lo! Lo ga suka, apa alasan lo? Lo sendiri juga jomblo kan???”
Wajah Age merah padam.
“Jangan sok tau dan sok ikut campur urusan orang. Urus dulu diri lo sendiri yang belom bener itu!”
Aku tercekat. Kata kata Age kali ini udah bener bener kelewatan.
“Oke kalo niat baik gue ga diterima, gue pergi! Makasih buat semuanya!” aku yang shock & udah mau nangis pun pergi keluar kafe. Tapi Age berhasil mencekal tanganku.
“Maaf Shend gue kelewatan… Gue khilaf.” ujarnya menyesal.
Aku menghapus air mata yang mulai keluar. “Udah ga usah peduliin gue lah. Gue kan mesti sadar diri buat nggak nyampurin urusan lo.”
Age langsung menarik badanku. Kami pun berhadapan.
“Gue cuman ga suka dicomblangin sama Kana, karena dia bukan cewek yang gue suka. cewek yang satu satunya gue sayang, itu ada dihadapan gue sekarang. Cewek itu elo, Shend.”
Hah?? Age nggak salah ngomong kan??
“Itu.. bener?” tanyaku, senang tapi juga merasa berdosa sama Kana..
Belum sempat Age menjawab tiba tiba…. Aku melihat ke kaca kafe dan melihat Kana… sedang menatap kami. lalu ia cepat cepat pergi.
Kiamat. Kana sudah pasti salah paham.
***
Aku tak menghiraukan Age lagi. Langsung kukejar Kana dengan langkah cepat.
“Kana!!”
Kana nggak menoleh.
“Kana tunggu, dengerin dulu!”
Kana tetep nggak berenti, menoleh, atau menjawab sedikitpun. Ia tetap setengah berlari di atas langkah mungilnya.
Akhirnya aku berhasil menarik tangannya.
“Kana, please. semuanya nggak seperti yang kamu liat!…”
Kana berhenti berjalan. Ia menoleh. Dan dari wajahnya aku tau Kana habis menangis.
“Dengerin penjelasanku dulu ya..”
“Dengerin apa? dengerin apa hah?? Kamu nghianatin aku Shend. Kamu tega! Kamu pengen ngrebut Age dari aku?? Apa niatmu dari awal emang cuma itu?? Kamu tega, Shend! Kamu munafik! Aku benci kamu! Jangan cari aku lagi, dan jangan anggep aku sahabatmu lagi!”
Gosh. Ini semua salahku. Harusnya aku nggak ketemu Age di kafe itu, nggak nyakitin Kana yang selama ini udah baik banget sama aku. Mungkin memang nggak seharusnya aku jatuh cinta sama age. Karena perasaan ini cuman bakal melukai semua pihak. Mungkin seharusnya aku biarkan mereka jadian, membiarkan mereka bahagia berdua. Tanpa aku. Karena seharusnya perasaan ini memang nggak pernah ada.
***
Hari hari berikutnya aku lewati tanpa kehadiran Kana di sampingku. Rupanya sahabatku itu masih marah. Age masih berusaha mendekatiku, dan aku tak mengacuhkannya seperti biasa. Bahkan aku menghindar lebih jauh lagi.
Maaf Ge, tapi perasaan ini harus dihancurkan tak bersisa, sementara aku nggak bisa menahan perasaanku sendiri tiap liat wajahmu, karena aku pasti akan terus mengejar sampai bisa menjadikannya sebagai milikku.
***
“Kana, Age mau minta maaf, katanya. Dia juga mau ngajak kamu jalan.” seruku senang.
Kana menoleh, dan untuk pertama kalinya setelah kejadian di kafe ia menjawab dengan senang. Walaupun cuma 1 kata, “Beneran?”
“Iya, tuh orangnya di luar.”
“aaaa makasih ya Shend!” Kana memelukku senang.
“Sama sama Kan, aku mau minta maaf waktu itu aku cuma ketemu aja sama Age kok. Nggak ada apa-apa……” jelasku terbata
“Iya aku bisa ngerti kok. Tapi jangan diulangi ya?”
“Siap komandan. Aku ga bakal deket deket Age lagi deh….” jawabku enteng. Tapi di dalam hatiku, nggak ada yang tau kalo rasanya bener bener berat buat ngucapin itu.
“Hore, we are friends forever ya?” Aku mengangguk lalu membalas tos Kana seperti yang kami lakukan biasa. Akhirnya kami bisa baikan, hore!!!
“Kana, ayo buruan.”
Kami berhenti ngobrol setelah melihat Age memunculkan kepalanya dari balik pintu dan bersuara.
“Eh aku duluan ya Shend? Have a great satnite…”
Aku melambaikan tangan pada keduanya. Age sama sekali tak menatapku atau menyapaku seperti biasanya.
Jangan nangis. Biasanya kamu cuek, sekarang kenapa harus sakit hati? Jangan nyesek juga, Age bukan hakmu..
Aku terus berkata begitu pada diri sendiri. Aku terus menguatkan hati. Aku selalu berusaha tersenyum. Sayangnya air mata ini tetap nggak bisa berhenti mengalir.
***
Age’s…..
Shendy lagi ngapain ya sekarang? Ish.. padahal aku lagi sama Kana kenapa malah mikirin cewek ganteng itu ya. Habis dia emang ngangenin sih hehe. Senyumnya, gayanya, semuanya. Aku suka pas dia tersipu cuman gara gara gombalanku. Pas dia ketawa manis banget, bahkan pas dia sok cuek sama aku akhir akhir ini dia malah makin manis.
“Ge, kamu kok bengong? Senyum senyum sendiri lagi, hayooo bayangin aku ya?” tanya Kana lalu cekikikan nggak jelas.
Aku memutar bola mata. Oya, sekarang aku kembali ke dunia nyata. Malam minggu yang menyeramkan, kulewatkan di bianglala bersama dengan cewek ceriwis ini. Cewek ini tuh, udah heboh, GR banget lagi. Ckckckck
“Ge?” Kana pasang tampang sok imut.
“Ya?” Aku memaksakan diri untuk tersenyum.
“Bintangnya keren yaaa~”
“Iya.”
“Ge, kamu kok cuek sih?”
“Apa?”
“Nggak kok.” sekarang ia manyun.
Oh, sengsaranya akuuuuu. Harus nyenengin si manja yang mirip bocah ini dan menjaganya seharian~~~
“Yaudah kamu mau apa deh? Mau aku beliin arum manis di bawah??” tanyaku agak sebal.
“Yaaa nggaak. Idih Age gitu amat ah!”
“Jangan manja dong Kan. Childish banget. Coba kamu kayak Shendy gitu lho.”
Kana melotot ke arahku.
Ups, cerobohnya aku.
Pamali buat nyebut nyebut cewek lain dalam kondisi sekarang.
“Sori deh tadi lupa, soalnya biasanya kita kan bertiga gitu hehe” aku berusaha ngeles.
Eh si Kana manyunnya malah nambah lima senti. Grrrrr serba salah ngerti nggak??
“Ge. Kamu suka aku kan?” tanya Kana tiba-tiba lalu mendekat ke arahku.
“Hah? Eh Kan, mau ngapain lo?? Kana!”
……………………………………..
***
Shendy’s
Huft, nelangsanya gue, Tuhan.. Ngapa-ngapain nggak pewe.
Tiba-tiba…
“Kling kling!!”
Bel rumah berbunyi. Aku langsung keluar kamar.
Jegrek. Gosh, kok Age??
“Shend.. Gue harus ngomong.. Gue sayang sama elo Shend, dan gue tau lo juga begitu. Iya kan??”
“Enggak Ge, lo lebih baik sama Kana. lo lebih cocok.kalian cocok.”
“Tapi gue sayangnya sama elo. Gue nyoba maksain pun nggak bisa! Cuman elo, Shend. Please.”
Aku diam. mulutku kubiarkan terkunci karena aku nggak tau harus bilang apa. Dilema besar.
Tiba-tiba……
Kana datang…
Dan aku mendorong Age ke arah gadis itu. Lalu aku menutup pintu rumah. Serapat rapatnya. Menangis di balik pintu. Kenapa semuanya rumit banget sih?
***
“Shend, ini gue Kana. Tolong buka pintunya.”
Aku pun mengintip sedikit dengan mataku yang sembap.
“Shend, please.”
Akhirnya aku memberanikan diri membuka pintu.
“Ada apa Kan?.”
“Please jadian sama Age.”
Aku membelalak. Tapi Kana malah tersenyum.
“Aku tau sebenernya kalian berdua pasti udah lama saling menyukai.”
Mataku membelalak tambah lebar.
“Ayo Shend. Aku bener bener udah rela kok. Maaf ya selama ini. Please kamu jangan nahan diri lagi.”
Aku menangis saking bingungnya. Lalu menatap Age. Dia berbinar binar senang lalu berlari menghampiriku & memelukku erat.
***
Kana’s
Mereka berpelukan erat. Huh, bikin iri saja. Seandainya aku di posisi Shendy. Jadi wanita yang dicintai Age.. Hush! Aku nggak boleh egois lagi. Shendy udah banyak berkorban buatku dan ini saat aku harus membalasnya. Age juga, pasti dia sebenarnya ingin bersama shendy daripada harus menemaniku selama enam jam di taman Ria, hehehehe.
Aku menghampiri mereka berdua,
“Eits minggir dulu sebentar. Berhenti dulu dramanya,” candaku
“Heheheehe”
“Shend, makasih buat semuanya ya. km bener bener baik banget. Aku harus minta maaf karena gara gara aku kamu jadi harus nahan perasaanku. Semuanya karena keegoisanku, maaf ya… Kamu sahabatku selamanya.” Aku memeluk Shendy lalu menangis dan sejenak kemudian kami sudah tertawa bersama.
“dan buat lo Ge.” Aku menatapnya tajam, sok garang. “Lo pasti bakal nyesel nolak cewek sebaik gue, hahaha” Aku menonjok bahunya pelan sambil tertawa. Ia hanya meringis kecil lalu ikutan tertawa.
***
Paginya…
Kana berangkat ke Belanda. Katanya mau belajar bahasa Belanda biar bisa ngobrol nyambung sama Irfan Bachdim, hehehe. Aku dan Age mengantar kepergiannya dengan sedih. Dia kan udah lama banget disini. sayang harus pindah karena orangtuanya pindah tugas dari kantor.
Kami melambaikan tangan padanya ketika pesawat mulai mengudara….
***
@pesawat
Aku berangkat ke Belanda dengan hati lega. Walaupun masih nyesek juga liat Age barengan sama Shendy. Secara aku ngarep banget bisa jadian sama dia. Tapi aku yakin bakal secepatnya tumbuh tunas cinta yang baru. Kali ini mungkin… bule? Ahaha, yang penting aku serius nerusin studi dulu deh. Soal pacar urusan nanti…
Pesawat mengudara di tengah awan awan putih bersih. Aku mulai terlelap dengan headset di kedua telingaku. Lagu “Teardrops On My guitar”-nya taylor Swift mengalun pelan dari handphoneku. Menggambarkan suasana yang senang namun juga galau.
Aku mulai berkhayal…
Nanti di saat tua, saat dimana aku menjadi nenek yang berbahagia dikelilingi puluhan cucu yang menyayangiku, aku akan bercerita sambil tertawa mengenang masa lalu, “My First Love was broke my heart!”
THE-END
AuthorSay: "Nggak nyangka cuman 4 part doang udah last. makasih buat semua yang udah kasih advice atau sekedar baca. Semoga aku bisa bikin yg lebih bagus dari ini. Sekali lagi terima kasih! Cups! :D"
Aku di perpus, dia menyusulku. Bahkan aku yang panas-panasan basket di lapangan pun dikejarnya. Tapi aku nggak pernah memberinya kesempatan untuk bicara. Nggak sampai hari itu…
***
“Aku mesti ngomong.” ucap Age dengan wajah kesalnya sambil mencekal lenganku.
Aku menghela nafas sebelum menjawab. Sabar Shend, cuek aja mendingan.
“Mau ngomong apa? kayaknya ga ada yang perlu diomongin deh. ”
“Banyak banget yang perlu diomongin.” potong Age. Wajahnya jadi serius dan aku benci itu. Dia pasti mau tanya soal “ngehindar” dan hal sebangsanya yang berhubungan.
“Ih apaan sih? Ga usah seserius itu lagi.” aku mencoba mencairkan suasana.
“Shendy, gue serius. gue harus ngomong sama lo.”
Aku menelan ludah.
“Kita ketemu di kafe Sunset jam 4 sore.”
Sebelum aku sempat menambahkan, Age lebih dulu melanjutkan “Awas kalo lo ga dateng, gue ga akan mau DICOMBLANGIN sama Kana lagi.”
Wajahku langsung pucat pasi, itu pasti, walaupun aku tak bisa melihatnya sendiri. Jadi Age beneran ngerasa kalo selama ini aku ngeluangin waktu khusus buat dia dan Kana biar mereka bisa berduaan. Dia bener bener ngerasa!! Dia tau!! Padahal aku udah bikin sebisa mungkin si Age jangan sampe ngerasa janggal atau lebih parah tau soal masalah ini.
***
@sunsetkafe
“Maaf nunggu lama.” ucapku.
“Ya nggak papa. Duduk.” ujar Age lalu menarik kursi untukku.
Damn. Aku ngaret gara gara dandan. Buat siapa dan ngapain juga sih aku dandan??? Inget Age sebentar lagi jadi punya Kana, Shend!! Sahabat lo sendiri. Jangan nekat, jangan curang, jangan GR, jangan bertindak sembarangan apalagi kalo tindakan itu nggak guna. Sadar diri Shend, lo harus sadar diri.
“Jadi, mau ngomong apa?” tanyaku lirih.
Age nggak menjawab malah menatapku tajam.
Duh jadi salting canggung gini kan. Aku juga ga tau mesti ngapain jadi aku menatap dia balik.
kalo di stopwatch mungkin udah 2 menit kita diem dieman kayak gini.
Aku yang gerah akhirnya memulai pembicaraan. “Ge, kamu kenapa sih?? Ngomong aja sekarang, jangan buang waktu!”
Ups, kenapa jadi kesannya galak? Saking canggungnya nih.
“Okey, kamu pasti udah nebak kan kenapa aku minta bicara.”
“Nggak tuh.”
“Jangan pura pura.”
“Aku serius.”
“Sedikitpun nggak tau?”
“Yaaa, sedikit tau sih,”
“Pertama aku mau tanya kenapa kamu jadi cuek sama aku akhir akhir ini.” ucap Age dengan gaya “menginterogasi maling”
“Enggak papa tuh. kamu aja yang terlalu sensi kali.” jawabku, berusaha rileks.
“Shend, please jujur aja. Mata lo tu nggak bisa bo’ong. Lagian sikap “ngehindar” lo tuh keliatan banget! Lo jelas jelas ngehindar dari gue kan. Gue panggil berulang kali masa’ satu kalipun elo nggak noleh, atau mbales sapaan gue.”
“ya mungkin gue ga denger.”
“Nggak denger sampe puluhan kali, dan sikap lo itu cuma ditujuin ke gue? jelas aneh”
“Emang bener gue ga denger kok”
“Kalo gitu lu mesti ke THT, berarti ada yang gak beres sama kuping lo.” tukas Age. Nada bicaranya bercampur antara mengejek, sinis, kesal.
Sial. Jahat banget sih ngomongnya. Gue mungkin agak keterlaluan, tapi ya jangan “sehalus” itu dong ngomongnya.
“Nggak usah mulai.” seruku agak geram.
“Siapa yang mulai? Gue bilang FAKTA, man.”
“Terserah lah. Terus selanjutnya? Apa masih banyak lagi yang harus lo omongin sama gue??”
“Nggak. Tapi gue ga akan lanjut kalo lo belum jelasin alasan yang sebenernya.”
“Alasan yang sebenernya? Karena gue benci elo Ge!”
Aw, gue kelepasan… Nggak jujur (lagi).!
Age nampak kaget. Tapi di wajahnya sempat terlihat raut kecewa.
“Terus yang kedua,” suara Age mulai lebih tenang. “Ngapain lo pake acara nyomblangin gue sama Kana?”
Aku memutar mata. Dia blak blakan banget sih. Udah ngerti dicomblangin kenapa ga dinikmatin & dicoba aja?
“Ga suka? Kana kan cantik Ge. Udah baik, pinter lagiii~~” aku mulai sedikit mengetes reaksi Age.
“Iya. Emang dia cantik & perfect.”
JEGEEEER. Ternyata dia emang suka sama Kana T___T
“Tapi, gue ga suka dicomblangin. Karena Kana bukan cewek yang gue suka. Dan terus terang gue gak nyaman sama dia!” nada suara Age mulai meninggi.
“Nggak usah pake otot bisa ngomongnya??”
“Ya itu semua karena elo!”
“Niat gue bagus tau, niat gue baik. Mau cariin pacar buat lo! Lo ga suka, apa alasan lo? Lo sendiri juga jomblo kan???”
Wajah Age merah padam.
“Jangan sok tau dan sok ikut campur urusan orang. Urus dulu diri lo sendiri yang belom bener itu!”
Aku tercekat. Kata kata Age kali ini udah bener bener kelewatan.
“Oke kalo niat baik gue ga diterima, gue pergi! Makasih buat semuanya!” aku yang shock & udah mau nangis pun pergi keluar kafe. Tapi Age berhasil mencekal tanganku.
“Maaf Shend gue kelewatan… Gue khilaf.” ujarnya menyesal.
Aku menghapus air mata yang mulai keluar. “Udah ga usah peduliin gue lah. Gue kan mesti sadar diri buat nggak nyampurin urusan lo.”
Age langsung menarik badanku. Kami pun berhadapan.
“Gue cuman ga suka dicomblangin sama Kana, karena dia bukan cewek yang gue suka. cewek yang satu satunya gue sayang, itu ada dihadapan gue sekarang. Cewek itu elo, Shend.”
Hah?? Age nggak salah ngomong kan??
“Itu.. bener?” tanyaku, senang tapi juga merasa berdosa sama Kana..
Belum sempat Age menjawab tiba tiba…. Aku melihat ke kaca kafe dan melihat Kana… sedang menatap kami. lalu ia cepat cepat pergi.
Kiamat. Kana sudah pasti salah paham.
***
Aku tak menghiraukan Age lagi. Langsung kukejar Kana dengan langkah cepat.
“Kana!!”
Kana nggak menoleh.
“Kana tunggu, dengerin dulu!”
Kana tetep nggak berenti, menoleh, atau menjawab sedikitpun. Ia tetap setengah berlari di atas langkah mungilnya.
Akhirnya aku berhasil menarik tangannya.
“Kana, please. semuanya nggak seperti yang kamu liat!…”
Kana berhenti berjalan. Ia menoleh. Dan dari wajahnya aku tau Kana habis menangis.
“Dengerin penjelasanku dulu ya..”
“Dengerin apa? dengerin apa hah?? Kamu nghianatin aku Shend. Kamu tega! Kamu pengen ngrebut Age dari aku?? Apa niatmu dari awal emang cuma itu?? Kamu tega, Shend! Kamu munafik! Aku benci kamu! Jangan cari aku lagi, dan jangan anggep aku sahabatmu lagi!”
Gosh. Ini semua salahku. Harusnya aku nggak ketemu Age di kafe itu, nggak nyakitin Kana yang selama ini udah baik banget sama aku. Mungkin memang nggak seharusnya aku jatuh cinta sama age. Karena perasaan ini cuman bakal melukai semua pihak. Mungkin seharusnya aku biarkan mereka jadian, membiarkan mereka bahagia berdua. Tanpa aku. Karena seharusnya perasaan ini memang nggak pernah ada.
***
Hari hari berikutnya aku lewati tanpa kehadiran Kana di sampingku. Rupanya sahabatku itu masih marah. Age masih berusaha mendekatiku, dan aku tak mengacuhkannya seperti biasa. Bahkan aku menghindar lebih jauh lagi.
Maaf Ge, tapi perasaan ini harus dihancurkan tak bersisa, sementara aku nggak bisa menahan perasaanku sendiri tiap liat wajahmu, karena aku pasti akan terus mengejar sampai bisa menjadikannya sebagai milikku.
***
“Kana, Age mau minta maaf, katanya. Dia juga mau ngajak kamu jalan.” seruku senang.
Kana menoleh, dan untuk pertama kalinya setelah kejadian di kafe ia menjawab dengan senang. Walaupun cuma 1 kata, “Beneran?”
“Iya, tuh orangnya di luar.”
“aaaa makasih ya Shend!” Kana memelukku senang.
“Sama sama Kan, aku mau minta maaf waktu itu aku cuma ketemu aja sama Age kok. Nggak ada apa-apa……” jelasku terbata
“Iya aku bisa ngerti kok. Tapi jangan diulangi ya?”
“Siap komandan. Aku ga bakal deket deket Age lagi deh….” jawabku enteng. Tapi di dalam hatiku, nggak ada yang tau kalo rasanya bener bener berat buat ngucapin itu.
“Hore, we are friends forever ya?” Aku mengangguk lalu membalas tos Kana seperti yang kami lakukan biasa. Akhirnya kami bisa baikan, hore!!!
“Kana, ayo buruan.”
Kami berhenti ngobrol setelah melihat Age memunculkan kepalanya dari balik pintu dan bersuara.
“Eh aku duluan ya Shend? Have a great satnite…”
Aku melambaikan tangan pada keduanya. Age sama sekali tak menatapku atau menyapaku seperti biasanya.
Jangan nangis. Biasanya kamu cuek, sekarang kenapa harus sakit hati? Jangan nyesek juga, Age bukan hakmu..
Aku terus berkata begitu pada diri sendiri. Aku terus menguatkan hati. Aku selalu berusaha tersenyum. Sayangnya air mata ini tetap nggak bisa berhenti mengalir.
***
Age’s…..
Shendy lagi ngapain ya sekarang? Ish.. padahal aku lagi sama Kana kenapa malah mikirin cewek ganteng itu ya. Habis dia emang ngangenin sih hehe. Senyumnya, gayanya, semuanya. Aku suka pas dia tersipu cuman gara gara gombalanku. Pas dia ketawa manis banget, bahkan pas dia sok cuek sama aku akhir akhir ini dia malah makin manis.
“Ge, kamu kok bengong? Senyum senyum sendiri lagi, hayooo bayangin aku ya?” tanya Kana lalu cekikikan nggak jelas.
Aku memutar bola mata. Oya, sekarang aku kembali ke dunia nyata. Malam minggu yang menyeramkan, kulewatkan di bianglala bersama dengan cewek ceriwis ini. Cewek ini tuh, udah heboh, GR banget lagi. Ckckckck
“Ge?” Kana pasang tampang sok imut.
“Ya?” Aku memaksakan diri untuk tersenyum.
“Bintangnya keren yaaa~”
“Iya.”
“Ge, kamu kok cuek sih?”
“Apa?”
“Nggak kok.” sekarang ia manyun.
Oh, sengsaranya akuuuuu. Harus nyenengin si manja yang mirip bocah ini dan menjaganya seharian~~~
“Yaudah kamu mau apa deh? Mau aku beliin arum manis di bawah??” tanyaku agak sebal.
“Yaaa nggaak. Idih Age gitu amat ah!”
“Jangan manja dong Kan. Childish banget. Coba kamu kayak Shendy gitu lho.”
Kana melotot ke arahku.
Ups, cerobohnya aku.
Pamali buat nyebut nyebut cewek lain dalam kondisi sekarang.
“Sori deh tadi lupa, soalnya biasanya kita kan bertiga gitu hehe” aku berusaha ngeles.
Eh si Kana manyunnya malah nambah lima senti. Grrrrr serba salah ngerti nggak??
“Ge. Kamu suka aku kan?” tanya Kana tiba-tiba lalu mendekat ke arahku.
“Hah? Eh Kan, mau ngapain lo?? Kana!”
……………………………………..
***
Shendy’s
Huft, nelangsanya gue, Tuhan.. Ngapa-ngapain nggak pewe.
Tiba-tiba…
“Kling kling!!”
Bel rumah berbunyi. Aku langsung keluar kamar.
Jegrek. Gosh, kok Age??
“Shend.. Gue harus ngomong.. Gue sayang sama elo Shend, dan gue tau lo juga begitu. Iya kan??”
“Enggak Ge, lo lebih baik sama Kana. lo lebih cocok.kalian cocok.”
“Tapi gue sayangnya sama elo. Gue nyoba maksain pun nggak bisa! Cuman elo, Shend. Please.”
Aku diam. mulutku kubiarkan terkunci karena aku nggak tau harus bilang apa. Dilema besar.
Tiba-tiba……
Kana datang…
Dan aku mendorong Age ke arah gadis itu. Lalu aku menutup pintu rumah. Serapat rapatnya. Menangis di balik pintu. Kenapa semuanya rumit banget sih?
***
“Shend, ini gue Kana. Tolong buka pintunya.”
Aku pun mengintip sedikit dengan mataku yang sembap.
“Shend, please.”
Akhirnya aku memberanikan diri membuka pintu.
“Ada apa Kan?.”
“Please jadian sama Age.”
Aku membelalak. Tapi Kana malah tersenyum.
“Aku tau sebenernya kalian berdua pasti udah lama saling menyukai.”
Mataku membelalak tambah lebar.
“Ayo Shend. Aku bener bener udah rela kok. Maaf ya selama ini. Please kamu jangan nahan diri lagi.”
Aku menangis saking bingungnya. Lalu menatap Age. Dia berbinar binar senang lalu berlari menghampiriku & memelukku erat.
***
Kana’s
Mereka berpelukan erat. Huh, bikin iri saja. Seandainya aku di posisi Shendy. Jadi wanita yang dicintai Age.. Hush! Aku nggak boleh egois lagi. Shendy udah banyak berkorban buatku dan ini saat aku harus membalasnya. Age juga, pasti dia sebenarnya ingin bersama shendy daripada harus menemaniku selama enam jam di taman Ria, hehehehe.
Aku menghampiri mereka berdua,
“Eits minggir dulu sebentar. Berhenti dulu dramanya,” candaku
“Heheheehe”
“Shend, makasih buat semuanya ya. km bener bener baik banget. Aku harus minta maaf karena gara gara aku kamu jadi harus nahan perasaanku. Semuanya karena keegoisanku, maaf ya… Kamu sahabatku selamanya.” Aku memeluk Shendy lalu menangis dan sejenak kemudian kami sudah tertawa bersama.
“dan buat lo Ge.” Aku menatapnya tajam, sok garang. “Lo pasti bakal nyesel nolak cewek sebaik gue, hahaha” Aku menonjok bahunya pelan sambil tertawa. Ia hanya meringis kecil lalu ikutan tertawa.
***
Paginya…
Kana berangkat ke Belanda. Katanya mau belajar bahasa Belanda biar bisa ngobrol nyambung sama Irfan Bachdim, hehehe. Aku dan Age mengantar kepergiannya dengan sedih. Dia kan udah lama banget disini. sayang harus pindah karena orangtuanya pindah tugas dari kantor.
Kami melambaikan tangan padanya ketika pesawat mulai mengudara….
***
@pesawat
Aku berangkat ke Belanda dengan hati lega. Walaupun masih nyesek juga liat Age barengan sama Shendy. Secara aku ngarep banget bisa jadian sama dia. Tapi aku yakin bakal secepatnya tumbuh tunas cinta yang baru. Kali ini mungkin… bule? Ahaha, yang penting aku serius nerusin studi dulu deh. Soal pacar urusan nanti…
Pesawat mengudara di tengah awan awan putih bersih. Aku mulai terlelap dengan headset di kedua telingaku. Lagu “Teardrops On My guitar”-nya taylor Swift mengalun pelan dari handphoneku. Menggambarkan suasana yang senang namun juga galau.
Aku mulai berkhayal…
Nanti di saat tua, saat dimana aku menjadi nenek yang berbahagia dikelilingi puluhan cucu yang menyayangiku, aku akan bercerita sambil tertawa mengenang masa lalu, “My First Love was broke my heart!”
THE-END
AuthorSay: "Nggak nyangka cuman 4 part doang udah last. makasih buat semua yang udah kasih advice atau sekedar baca. Semoga aku bisa bikin yg lebih bagus dari ini. Sekali lagi terima kasih! Cups! :D"
Label:
cerbung :)
FriendshipOrLove part 3
Hari Minggu rencananya aku, Kana, dan Age mau jalan jalan bareng. Bilangnya sih JALAN JALAN BARENG tapi nanti akhir akhirnya aku pasti cuma bakal jadi obat nyamuk diantara mereka berdua. Tuhan sabarkan aku :’(
***
---Minggu
Karena perginya bertiga sama Kana, aku nggak terlalu ribet lagi milih baju. Tetep pake style andalan. Kana kan udah biasa liat aku urakan.
“Shendyyy~”
Aku menoleh dan melihat seseorang yang hampir tak kukenali.
Itu beneran Kana yang melambaikan tangan ke gue?
“Hei??? Kenapa? Hohoho” Kana melenggang centil di depanku.
Aku masih melongo. Kana memang cantik sih, cantik banget. Doi punya lesung pipit & kulit putih. Rambutnya panjang sebahu, ga kaya rambut cepak gue yang mirip cowok. Tapi sumpah deh, Kana beda banget!
Yakin 100 % dia dandan abis abisan buat hari ini…
Dan, reaksi Age juga ga jauh beda sama gue. Aku juga udah bisa nebak kok. Dia terpesona sama Kana. Mereka berdua langsung berjalan beriringan ninggalin aku seakan aku nggak ada disitu.
Bener bener serasi, Kana, dan Age.. Mereka juga pasti saling suka… dan aku, akan turut berbahagia kalo mereka sampe jadian. Tapi Tuhan, kenapa dadaku nyesek banget liat pemandangan ini?
***
Tuh bener kan. Aku jadi obat nyamuk. Daritadi Kana sama Age ngobrol ngalor ngidul dan aku ga bisa ngikutin pembicaraan mereka. Keki banget kan, rasanya. Kayak nggak dianggap sama sekali gitu lho.
***
Dan puncak kemarahanku yang nggak dianggep ini sampai ketika Kana ngajak Age naik bianglala bareng. Tebak apa? Aku ditinggal di bawah, suruh nungguin mereka! Saat itu juga aku nggak berfikir panjang, langsung meninggalkan mereka berdua yang baru hendak naik bianglala. Age (sepertinya, atau cuma harapanku) berusaha mengejar, tapi aku lebih cepat. Taxi yang kucegat melaju cepat meninggalkan Taman Ria.
***
Daritadi hpku bunyi terus. 8 misscalled dari Age. Dan 3 new messages dari orang yang sama. Males ngangkat, males mbales. Tapi akhirnya itu handphone aku ambil juga.
-Shend? Kamu marah ya?? Sori tadi aku sama Kana ga bermaksud ninggalin kamu-
-Shendy td km skt y? Kok plg duluan? knp Shend?-
-Shendyyyy km mrh sm ak n kana y??-
Aku cuma menghela nafas geram. Ini orang nggak peka banget sih.
1 new message.
-S-H-E-N-D-Y BALES DONG!!-
Terakhir, handphone gue off-in, dan gue pergi tidur.
***
“Shend, maafin gue kemarin ya.. gue ga bermaksud berduaan sama Age, kita cuma ngobrol aja kok..”
Kata kata Kana malah bikin hati aku makin panas. Apalagi dia bilang gitu tanpa nunjukkin perasaaan bersalah sedikitpun. Grrr
Aku menoleh sambil ngeliatin Kana agak sinis. “Nggak marah koooook :)”
Hmm, senyumku barusan pasti maksa sekali -__-
Di luar dugaanku, Kana malah mengerutkan keningnya.
“Kamu beneran ga sakit kan Shend?” tanyanya sambil menyentuh keningku.
Aku memutar bola mata. “Enggak laaaaaaah emang kenapa sih? Udah aku duluan!” seruku sambil berlalu.
Kana mencekal tanganku dan menyusul langkahku. “Sabar dong, kenapa sih marah marah mulu?? lg PMS nih?” candanya.
Aduh, males banget ngeladenin ini anak.
“Shend, aku mau tanya sesuatu. Boleh kan?”
“Yaudah tanya aja kali.”
Aku noleh dan agak agak kaget ngeliat perubahan raut wajah Kana. Jadi serius.
Kana : “Kamu… nggak suka sama Age kan?”
Aku : *blushing*
Kana : “Shend?” (cemas + khawatir)
Aku : *bingung*
Kana : “Shendy??”
Aku : *masih diem*
“Yaudah kalo kamu nggak mau jawab..” Kana mengambil nafas sebelum melanjutkan kata katanya. “Aku mau curhat sedikit,boleh?”
Aku cuma mengangguk karena nggak tau mesti ngapain.
“Sebenernya, aku pernah pacaran sama cowok…Dia baek banget sama aku Shend, dia sayang & perhatian banget sama aku. kita juga sering dipuji sebagai pasangan serasi..”
Aku mendengarkan dengan seksama.
“Suatu saat dia harus ke luar negeri buat studi di sana. Sejak saat itu kita harus LDR, dan kamu tau kan ngejalanin LDR tu nggak gampang ? lama lama kita lost contact total. terus Pas tahun 2005 aku diminta sama mamanya yang tinggal di Indonesia buat jemput dia di bandara, aku seneng banget..”
“Terus??” tanyaku mulai penasaran
“Aku nungguin dia di bandara lama bangeeet, sampe akhirnya aku liat dia, aku mau ndeketin tapi ternyata, dia bawa cewek, ada cewek bule di sampingnya lagi ngegandeng tangan dia, Shend.”
Aku terdiam. Kudengar suara Kana mulai serak. Ia terlihat pengin menangis.
Terenyuh, nggak nyangka Kana pernah ngalami kisah cinta seironis ini. Kalo aku di posisi dia waktu itu rasanya pasti sakit banget, yah..
“Makanya waktu aku ketemu Age dan ngobrol kita nyambung aku seneng banget, Shend. Apalagi dia orangnya baik. Aku harap kamu juga dukung aku…” ujar Kana lirih lalu menatapku tajam.
Tenggorokanku tercekat. Dan kata kata itu meluncur cepat.
“Tentu saja aku bakal bantu kamu, Kana. Kamu sahabat aku. Aku nggak suka Age kok, malahan aku sebel sama dia. Kita cuma temen. Not more.”
Kana tersenyum lalu memelukku. “Makasih, Shend, lo baik banget, makasih buat pengertian lo…”
Aku juga tersenyum, kecut. Sukses, membohongi Kana yang tidak bersalah, dan tentu saja, sukses membohongi perasaanku sendiri.
***
“Kok muka lu kuyu banget Shend?? Kurang tidur ya?” tanya Kana perhatian
Aku hanya tersenyum tipis.
Kana jadi begini tiap hari ke aku. Mbaik mbaikkin akuuu terus. Oh yeah, aku lupa bilang sama kalian. Aku & Kana itu satu sekolah, dari SMP sampe sekarang. Kita kompak banget kata orang orang, tapi ENGGAK LAGI sejak kejadian kemarin.
“Shend? Kalo sakit bilang aja, ntar gue anter ke UKS..” seru Kana sambil menunjukkan tampang innocentnya.
Aku tersenyum terpaksa. Pasti ada sesuatu hari ini..
“Emh Shend, gue boleh minta nomer hape Age? Biar lebih deket gitu.. lo punya kan??”
Jegerrrr. Baru juga dibilang. Ada udang di balik batu.
“Nih,” aku menyodorkan selembar kertas berisi nomer hape Age.
“Thanks ya Sheeeend, gue duluan, kalo butuh apa apa panggil aja hehe.” ucap Kana lalu ninggalin gue.
Tuhan, salah nggak sih kalo aku mikir jelek tentang sahabatku. Habis akhir akhir ini si Kana tambah nyebelin aja. Nyamperin gue cuma kalo ada maunya. Liat sendiri kan tadi, habis dia kesampean dapet nomer Age, langsung ngeloyor ninggalin gue sendiri. Dulu dulu ga pernaaah kayak begitu!
***
Pulang sekolah…
Sesuai rencanaku (atau rencana Kana), aku ninggalin Kana & Age berdua. biasanya sih aku sama Kana pulang bareng. Atau aku nebeng motornya Age. Tapi Kana mintanya hari ini dia pengen pulang bareng sama Age biar bisa ngobrol lebih banyak, jadi aku harus ngerti & mbantu dia dong..
“Ehhm, gue pulang duluan ya!” seruku agak kaku sambil melambaikan tangan ke Age dan Kana.
“Bener gapapa Shend??” Kana bertanya padaku (tentu saja akting yang meyakinkan biar nggak keliatan di skenario)
“Nggak papa,”jawabku sambil mengerlingkan mata.
Reaksi Age itu yang aneh. Dia malah nyipitin matanya ngeliatin aku terus gitu. Hhh jangan jangan dia curiga ada apa-apa.. waduh, kabur ah!!
Aku melangkah keluar kelas. Sampai di pintu aku berbalik, mengintip sedikit. Terlihat Kana dan Age lagi ngobrol dengan mesranya sambil ketawa & bercanda. Wajah Age berseri seri, Kana juga begitu. Rasa rasanya dia tak pernah menunjukkan wajah itu ketika bersamaku. Kana, kana, beruntung sekali kamu. Sebentar lagi kalian pasti bakal jadian terus terkenal sebagai pasangan serasi di SMA 8 ini. Sementara aku? a Looser, a Big Looser yang nggak pernah berani bertindak, mengungkapkan apa yang ada di pikirannya dan hanya akan jadi pengganggu ketika mereka udah bersatu.
Aku menengok lagi. Age & Kana tambah mesra saja. Mereka masih ngobrol panjang sambil sesekali tertawa bersama. Berulang kali aku denger Age muji muji Kana. entah apa. Yang jelas pemandangan itu bikin aku muak, bikin aku nyesek setengah mati.
Harusnya aku sadar dari dulu, kalo apa yang aku sebut “mengagumi” itu adalah perasaan “cinta”. Aku “suka” Age sebagai cowok, dan itu bukan sekedar sebuah simpati.
***
“Shend..”
“Apa?”
“Kamu ada waktu nggak besok?”
“Kapan Ge?”
“Besok malem.”
“Kalo ada kenapa?”
“Jalan yuk. Nggak tau kenapa kok aku pengen jalan sama kamu.”
Please, Ge. Jangan kamu umbar kata kata itu kalo kamu cuman pengin bikin aku nge-fly sesaat. Aku bisa GR berat, lho.
“Yaa~ aku ga bisa janji”
“Tapi kamu ada waktu kosong kan?”
“Ada sih. Tapi..”
“Pleaseeee~, okay Shend?”
Aku pura pura berpikir sebentar. Padahal dalem ati seneng bangeeet. Gimana nggak seneng??? Besok gue kan ultah!! Dan Age ngajak aku jalaaan. Biarin deh kalopun ini cuman sesaat. yang penting gue mau jalan sama lo, Ge…Gue mau ngerasain yang namanya termehek mehek cinta untuk sesaat, hehehe
“Yaaa udah deh, gue mau hehe, tapi lo yang jemput ya?”
Wajah Age berubah ceria. “Siap komandan~~”
Aku merasa ada sebuah harapan. Adakah tempat di hatimu untukku Ge, walau sedikit? Maaf Kana, tapi gue juga menyukai Age…
***
“Agee~”
Pasti Kana. Sampe hafal deh.
“Besok kita jalan yuk…”
“Apa?”
What?? Kana ngajak Age jalan besok?? Besok kan gue pergi ma Age..
“Aku pengin jalan Ge, temenin aku ya..”
“Hmm…Tapi..”
Nuraniku berkata aku harus ngalah demi Kana. Lagian aku juga masih punya banyak waktu.
“Temenin Kana jalan lah, Ge..” seruku sambil tersenyum semanis mungkin.
“Tapi bukannya..”
Aku langsung memberi isyarat pada Age untuk diam. Aku tidak ingin Kana tau bahwa sebelumnya aku lebih dulu membuat janji dengan Age.
“Udah, sekali kali jalan berdua sama Kana napa??”
“Ya udah lah.” ucap Age akhirnya.
***
Paginya…
Kana minta dianterin naik bis ke tempat janjian. Terpaksa deh aku ikut dia.
Sampai di tempat janjian ternyata Age udah nunggu.. Aku nggak sanggup memandang wajahnya yang dari kemarin terlihat kecewa.
“Dah, berangkat sana! Gue pulang ya.. have fun.” seruku sambil tersenyum.
Age cuma menatapku. Pandangan matanya terasa menusuk. Seakan menuduh aku telah menyembunyikan sebuah kebenaran. Kejujuran yang nggak pernah aku ungkapkan..
Motor Age melaju kencang, meninggalkan halte yang hari itu penuh sesak oleh orang orang.
Tak sadar aku menangis. Mungkin kelihatannya dari fisikku aku kuat, padahal aku juga cewek biasa. Yang bisa galau, bisa nangis, bisa jatuh cinta, dan bisa sakit hati. Bisa nyesek nggak karuan kayak gini juga.
Pandangan Age tadi bikin aku tambah nyesek. Aku nggak tau lagi mesti gimana. Aku nggak bisa terus terusan nyembunyiin ini, tapi aku juga nggak bisa serta merta mengungkapkannya.
Maafin aku, Kana.. Mungkin aku emang bukan sahabat yang baik. Mungkin emang salah, dan dosa buat nyimpen perasaan seperti ini ke cowok yang kamu suka.
Tapi aku juga nggak bisa bohong, kalo aku pun menyukai Age.
***
---Minggu
Karena perginya bertiga sama Kana, aku nggak terlalu ribet lagi milih baju. Tetep pake style andalan. Kana kan udah biasa liat aku urakan.
“Shendyyy~”
Aku menoleh dan melihat seseorang yang hampir tak kukenali.
Itu beneran Kana yang melambaikan tangan ke gue?
“Hei??? Kenapa? Hohoho” Kana melenggang centil di depanku.
Aku masih melongo. Kana memang cantik sih, cantik banget. Doi punya lesung pipit & kulit putih. Rambutnya panjang sebahu, ga kaya rambut cepak gue yang mirip cowok. Tapi sumpah deh, Kana beda banget!
Yakin 100 % dia dandan abis abisan buat hari ini…
Dan, reaksi Age juga ga jauh beda sama gue. Aku juga udah bisa nebak kok. Dia terpesona sama Kana. Mereka berdua langsung berjalan beriringan ninggalin aku seakan aku nggak ada disitu.
Bener bener serasi, Kana, dan Age.. Mereka juga pasti saling suka… dan aku, akan turut berbahagia kalo mereka sampe jadian. Tapi Tuhan, kenapa dadaku nyesek banget liat pemandangan ini?
***
Tuh bener kan. Aku jadi obat nyamuk. Daritadi Kana sama Age ngobrol ngalor ngidul dan aku ga bisa ngikutin pembicaraan mereka. Keki banget kan, rasanya. Kayak nggak dianggap sama sekali gitu lho.
***
Dan puncak kemarahanku yang nggak dianggep ini sampai ketika Kana ngajak Age naik bianglala bareng. Tebak apa? Aku ditinggal di bawah, suruh nungguin mereka! Saat itu juga aku nggak berfikir panjang, langsung meninggalkan mereka berdua yang baru hendak naik bianglala. Age (sepertinya, atau cuma harapanku) berusaha mengejar, tapi aku lebih cepat. Taxi yang kucegat melaju cepat meninggalkan Taman Ria.
***
Daritadi hpku bunyi terus. 8 misscalled dari Age. Dan 3 new messages dari orang yang sama. Males ngangkat, males mbales. Tapi akhirnya itu handphone aku ambil juga.
-Shend? Kamu marah ya?? Sori tadi aku sama Kana ga bermaksud ninggalin kamu-
-Shendy td km skt y? Kok plg duluan? knp Shend?-
-Shendyyyy km mrh sm ak n kana y??-
Aku cuma menghela nafas geram. Ini orang nggak peka banget sih.
1 new message.
-S-H-E-N-D-Y BALES DONG!!-
Terakhir, handphone gue off-in, dan gue pergi tidur.
***
“Shend, maafin gue kemarin ya.. gue ga bermaksud berduaan sama Age, kita cuma ngobrol aja kok..”
Kata kata Kana malah bikin hati aku makin panas. Apalagi dia bilang gitu tanpa nunjukkin perasaaan bersalah sedikitpun. Grrr
Aku menoleh sambil ngeliatin Kana agak sinis. “Nggak marah koooook :)”
Hmm, senyumku barusan pasti maksa sekali -__-
Di luar dugaanku, Kana malah mengerutkan keningnya.
“Kamu beneran ga sakit kan Shend?” tanyanya sambil menyentuh keningku.
Aku memutar bola mata. “Enggak laaaaaaah emang kenapa sih? Udah aku duluan!” seruku sambil berlalu.
Kana mencekal tanganku dan menyusul langkahku. “Sabar dong, kenapa sih marah marah mulu?? lg PMS nih?” candanya.
Aduh, males banget ngeladenin ini anak.
“Shend, aku mau tanya sesuatu. Boleh kan?”
“Yaudah tanya aja kali.”
Aku noleh dan agak agak kaget ngeliat perubahan raut wajah Kana. Jadi serius.
Kana : “Kamu… nggak suka sama Age kan?”
Aku : *blushing*
Kana : “Shend?” (cemas + khawatir)
Aku : *bingung*
Kana : “Shendy??”
Aku : *masih diem*
“Yaudah kalo kamu nggak mau jawab..” Kana mengambil nafas sebelum melanjutkan kata katanya. “Aku mau curhat sedikit,boleh?”
Aku cuma mengangguk karena nggak tau mesti ngapain.
“Sebenernya, aku pernah pacaran sama cowok…Dia baek banget sama aku Shend, dia sayang & perhatian banget sama aku. kita juga sering dipuji sebagai pasangan serasi..”
Aku mendengarkan dengan seksama.
“Suatu saat dia harus ke luar negeri buat studi di sana. Sejak saat itu kita harus LDR, dan kamu tau kan ngejalanin LDR tu nggak gampang ? lama lama kita lost contact total. terus Pas tahun 2005 aku diminta sama mamanya yang tinggal di Indonesia buat jemput dia di bandara, aku seneng banget..”
“Terus??” tanyaku mulai penasaran
“Aku nungguin dia di bandara lama bangeeet, sampe akhirnya aku liat dia, aku mau ndeketin tapi ternyata, dia bawa cewek, ada cewek bule di sampingnya lagi ngegandeng tangan dia, Shend.”
Aku terdiam. Kudengar suara Kana mulai serak. Ia terlihat pengin menangis.
Terenyuh, nggak nyangka Kana pernah ngalami kisah cinta seironis ini. Kalo aku di posisi dia waktu itu rasanya pasti sakit banget, yah..
“Makanya waktu aku ketemu Age dan ngobrol kita nyambung aku seneng banget, Shend. Apalagi dia orangnya baik. Aku harap kamu juga dukung aku…” ujar Kana lirih lalu menatapku tajam.
Tenggorokanku tercekat. Dan kata kata itu meluncur cepat.
“Tentu saja aku bakal bantu kamu, Kana. Kamu sahabat aku. Aku nggak suka Age kok, malahan aku sebel sama dia. Kita cuma temen. Not more.”
Kana tersenyum lalu memelukku. “Makasih, Shend, lo baik banget, makasih buat pengertian lo…”
Aku juga tersenyum, kecut. Sukses, membohongi Kana yang tidak bersalah, dan tentu saja, sukses membohongi perasaanku sendiri.
***
“Kok muka lu kuyu banget Shend?? Kurang tidur ya?” tanya Kana perhatian
Aku hanya tersenyum tipis.
Kana jadi begini tiap hari ke aku. Mbaik mbaikkin akuuu terus. Oh yeah, aku lupa bilang sama kalian. Aku & Kana itu satu sekolah, dari SMP sampe sekarang. Kita kompak banget kata orang orang, tapi ENGGAK LAGI sejak kejadian kemarin.
“Shend? Kalo sakit bilang aja, ntar gue anter ke UKS..” seru Kana sambil menunjukkan tampang innocentnya.
Aku tersenyum terpaksa. Pasti ada sesuatu hari ini..
“Emh Shend, gue boleh minta nomer hape Age? Biar lebih deket gitu.. lo punya kan??”
Jegerrrr. Baru juga dibilang. Ada udang di balik batu.
“Nih,” aku menyodorkan selembar kertas berisi nomer hape Age.
“Thanks ya Sheeeend, gue duluan, kalo butuh apa apa panggil aja hehe.” ucap Kana lalu ninggalin gue.
Tuhan, salah nggak sih kalo aku mikir jelek tentang sahabatku. Habis akhir akhir ini si Kana tambah nyebelin aja. Nyamperin gue cuma kalo ada maunya. Liat sendiri kan tadi, habis dia kesampean dapet nomer Age, langsung ngeloyor ninggalin gue sendiri. Dulu dulu ga pernaaah kayak begitu!
***
Pulang sekolah…
Sesuai rencanaku (atau rencana Kana), aku ninggalin Kana & Age berdua. biasanya sih aku sama Kana pulang bareng. Atau aku nebeng motornya Age. Tapi Kana mintanya hari ini dia pengen pulang bareng sama Age biar bisa ngobrol lebih banyak, jadi aku harus ngerti & mbantu dia dong..
“Ehhm, gue pulang duluan ya!” seruku agak kaku sambil melambaikan tangan ke Age dan Kana.
“Bener gapapa Shend??” Kana bertanya padaku (tentu saja akting yang meyakinkan biar nggak keliatan di skenario)
“Nggak papa,”jawabku sambil mengerlingkan mata.
Reaksi Age itu yang aneh. Dia malah nyipitin matanya ngeliatin aku terus gitu. Hhh jangan jangan dia curiga ada apa-apa.. waduh, kabur ah!!
Aku melangkah keluar kelas. Sampai di pintu aku berbalik, mengintip sedikit. Terlihat Kana dan Age lagi ngobrol dengan mesranya sambil ketawa & bercanda. Wajah Age berseri seri, Kana juga begitu. Rasa rasanya dia tak pernah menunjukkan wajah itu ketika bersamaku. Kana, kana, beruntung sekali kamu. Sebentar lagi kalian pasti bakal jadian terus terkenal sebagai pasangan serasi di SMA 8 ini. Sementara aku? a Looser, a Big Looser yang nggak pernah berani bertindak, mengungkapkan apa yang ada di pikirannya dan hanya akan jadi pengganggu ketika mereka udah bersatu.
Aku menengok lagi. Age & Kana tambah mesra saja. Mereka masih ngobrol panjang sambil sesekali tertawa bersama. Berulang kali aku denger Age muji muji Kana. entah apa. Yang jelas pemandangan itu bikin aku muak, bikin aku nyesek setengah mati.
Harusnya aku sadar dari dulu, kalo apa yang aku sebut “mengagumi” itu adalah perasaan “cinta”. Aku “suka” Age sebagai cowok, dan itu bukan sekedar sebuah simpati.
***
“Shend..”
“Apa?”
“Kamu ada waktu nggak besok?”
“Kapan Ge?”
“Besok malem.”
“Kalo ada kenapa?”
“Jalan yuk. Nggak tau kenapa kok aku pengen jalan sama kamu.”
Please, Ge. Jangan kamu umbar kata kata itu kalo kamu cuman pengin bikin aku nge-fly sesaat. Aku bisa GR berat, lho.
“Yaa~ aku ga bisa janji”
“Tapi kamu ada waktu kosong kan?”
“Ada sih. Tapi..”
“Pleaseeee~, okay Shend?”
Aku pura pura berpikir sebentar. Padahal dalem ati seneng bangeeet. Gimana nggak seneng??? Besok gue kan ultah!! Dan Age ngajak aku jalaaan. Biarin deh kalopun ini cuman sesaat. yang penting gue mau jalan sama lo, Ge…Gue mau ngerasain yang namanya termehek mehek cinta untuk sesaat, hehehe
“Yaaa udah deh, gue mau hehe, tapi lo yang jemput ya?”
Wajah Age berubah ceria. “Siap komandan~~”
Aku merasa ada sebuah harapan. Adakah tempat di hatimu untukku Ge, walau sedikit? Maaf Kana, tapi gue juga menyukai Age…
***
“Agee~”
Pasti Kana. Sampe hafal deh.
“Besok kita jalan yuk…”
“Apa?”
What?? Kana ngajak Age jalan besok?? Besok kan gue pergi ma Age..
“Aku pengin jalan Ge, temenin aku ya..”
“Hmm…Tapi..”
Nuraniku berkata aku harus ngalah demi Kana. Lagian aku juga masih punya banyak waktu.
“Temenin Kana jalan lah, Ge..” seruku sambil tersenyum semanis mungkin.
“Tapi bukannya..”
Aku langsung memberi isyarat pada Age untuk diam. Aku tidak ingin Kana tau bahwa sebelumnya aku lebih dulu membuat janji dengan Age.
“Udah, sekali kali jalan berdua sama Kana napa??”
“Ya udah lah.” ucap Age akhirnya.
***
Paginya…
Kana minta dianterin naik bis ke tempat janjian. Terpaksa deh aku ikut dia.
Sampai di tempat janjian ternyata Age udah nunggu.. Aku nggak sanggup memandang wajahnya yang dari kemarin terlihat kecewa.
“Dah, berangkat sana! Gue pulang ya.. have fun.” seruku sambil tersenyum.
Age cuma menatapku. Pandangan matanya terasa menusuk. Seakan menuduh aku telah menyembunyikan sebuah kebenaran. Kejujuran yang nggak pernah aku ungkapkan..
Motor Age melaju kencang, meninggalkan halte yang hari itu penuh sesak oleh orang orang.
Tak sadar aku menangis. Mungkin kelihatannya dari fisikku aku kuat, padahal aku juga cewek biasa. Yang bisa galau, bisa nangis, bisa jatuh cinta, dan bisa sakit hati. Bisa nyesek nggak karuan kayak gini juga.
Pandangan Age tadi bikin aku tambah nyesek. Aku nggak tau lagi mesti gimana. Aku nggak bisa terus terusan nyembunyiin ini, tapi aku juga nggak bisa serta merta mengungkapkannya.
Maafin aku, Kana.. Mungkin aku emang bukan sahabat yang baik. Mungkin emang salah, dan dosa buat nyimpen perasaan seperti ini ke cowok yang kamu suka.
Tapi aku juga nggak bisa bohong, kalo aku pun menyukai Age.
Label:
cerbung :)
Subscribe to:
Posts (Atom)