Halo, ini namputz sebenernya lagi kurang kerjaan banget malam ini. hape sepi, mention sepi, hati juga sepi #eh #salah #bukankode =))
Jadi pengen curhat aja deh, curhat curhat pendek (?)
Yang pertama mungkin.... pengen curhat aja soal NEM. Secara ya.. sebagai pelajar yang tidak jelas statusnya-lulus SMP dan belum SMA- saya selalu galau nungguin pengumuman tanggal 2 Juni (ini nyeritain sebelum tanggal 2 Juni nya yaa). Mules. Pasti mules rasanya. Bahkan beberapa jam sebelum hasil UN diumumkan, rasanya jantung tuh kayak mau lepas dari tempatnya, berasa gak punya perut....yeah if i should mention it.. it feels like when we're riding Kora Kora at Dunia Fantasi Jakarta. Ternyata oh ternyata... mungkin itu sudah menjadi pertanda bahwa sesuatu akan berjalan dengan kurang baik. Pas terima pengumuman UNnya nih ya... Refleks nangis di KFC, bahkan sampai sepanjang perjalanan pulang ke rumah -___- okay that was sooo damn embarassing but i just couldn't control myself anymore at that time, so i don't give a f*ck of what people think about me.
Herannya dan takjubnya saya, karena ibuk sama sekali nggak menangis atau terlihat kecewa. Beliau bahkan langsung peluk aku dan ngucapin selamat berkali-kali. Dan itu sukses banget bikin nangisku tambah kejer. Kenapa beliau bisa sangat sangat pengertian sementara disisi lain aku bisa begitu frustasi dgn hasilku.
Di rumah, cerita nih soal hasil UN. Kakek langsung meluk, dan bilang nilai itu udah baguuuus banget. Kakak sepupu? Idem. Here are the lil conversation between us (my cousin & I)
Me : "Jeleeek" *masih nangis sesenggukan dengan mata sembab*
Kakak Sepupu : "Berapa emang?"
Me : *nyebutin*
Kakak Sepupu : "Ya Allah..." *nggetok kepalaku*
Me : "Kok digetok?" -___-
Kakak Sepupu : "Sumpah ya kamu tu nggak bersyukur banget. Harusnya seneng bukannya malah nangis."
Wow. Swear, saat itu juga aku langsung diem. Berasa disadarin bahwa aku bener-bener nggak bersyukur dan malah complain atas rezeki yang udah dikasih sama yang di atas. Berasa disadarin bahwa masiiiiiih banyak yang nilainya di bawah, yang pastinya jauh lebih galau dibanding aku.
Oke hari itu aku belajar satu hal. Ternyata hati, pikiran, dan ucapan itu benar-benar harus sinkron. Percuma bilang alhamdulillah padahal dalam hati ngeluh sambil nangis. =)))
Semoga buat hari esok dan kedepannya nggak terjadi galau yang nggak perlu semacam itu lagi. Semoga bisa lebih menerima kenyataan dengan hati yang lapang-dan tentu saja, bisa melangkah maju untuk menghadapinya. Amiin~
Sekian cuap cuapnya, thankyou for reading :3
sori gak penting tapi keep following yaa ;)))
No comments:
Post a Comment