Dress-Up Game :3

Friday, January 14, 2011

Full-Surprise-Life Part 17 (END)

“Vita, ada tamu.” suara mama dari bawah tangga.

“Siapa?” tanya Vita malas.

“Nggak tau.”

Nggak tau??? Ada ada aja nih mama. Orangnya pake topeng apa, sampe mukanya ga keliatan? Kerjaan nih. ckckc.

“Vitaaaa” mama berteriak lagi memanggil

“Iyaaaa Vita turuuuun” dengan malas Vita memakai sandal bulunya lalu menuruni tangga.

“Siapa sih ma tamunya? Vita lagi tidur nih.. ganggu aja.”

“Temuin aja gih. ga usah banyak cingcong.”

Yaelah si mama. Yaudahlah, batin Vita.

“Loh, mana tamunya??”

“Masi diluar.” jawab mama sambil mengeluarkan roti dari panggangan.

“Jah, kenapa ga disuruh ma…” Vita membuka pintu. “suk.?”

Cewek itu kaget melihat Alvent yang ternyata berdiri di depan pintu.

“Suk??” tanya Alvent, sambil cengengesan.

Vita masih diam. Cowoknya ini aneh banget sih, marah marah sendiri, maen maen sendiri. Aduuuuh~

“Kamu.. bukannya marah sama aku?” tanya Vita lirih.

“Marah kenapa?”

“errr.. pas roller coaster + rumah hantu itu tuh..”

Alvent menautkan keningnya.
Sedetik kemudian cowok itu tertawa “Ya ampun!! Ya enggak lah! Aku tau waktu itu kamu cuma ngerjain aku.”

Vita mulai ikutan cengengesan.

“Terus kenapa kamu ndiemin aku akhir akhir ini?”

“Karena… aku mau kasih ini..” Alvent menyerahkan sebuah kotak berukuran mungil kepada Vita.

“Hah??”

“SURPRISE!! Happy birthday my dear princess.” Alvent mencium tangan kanan Vita. “Wish you all the best.”

“Eh??? Aku.. ultah???”

“Iyaaa, aduh! Lupa ya?”

Tiba-tiba…….

“Happy Birthday sayaaang!~” terdengar suara riuh di belakang Vita. Gadis itu pun menoleh karena penasaran.

Tampaklah papa yang sedang membawa sebuah kue tart besar, blackforest, kesukaan Vita, tentu saja buatan Mama. Mama membawa sebuah kado yang cukup besar, sedangkan Butet dan Grace meniup niup terompet kertas, masing masing memakai topi ultah di kepalanya.

Butet maju selangkah. “Selamat ulang tahun Kak Vita…. semoga panjang umur, dan semuanya… yang terbaik buat kakak. kak Vita kakak terbaik yang pernah ada.”

“Happy Birthday kak! Grace sayang kak Vita!” seru Grace setelah itu.

“Selamat ulang tahun ya sayang.. Maaf akhir akhir ini mama sering marah marah..” ucap mama. Mata mama berkaca kaca sewaktu mengatakannya.

Vita sangat terharu. Ia tak menyangka akan diberi kejutan semacam ini. Vita merasa sangat beruntung, ia dapat merasakan begitu besar kasih sayang orang orang di sekelilingnya.

“Huweeeeee. Makassiiiih aku sayang papa, mama, Butet, Grace.. Vita sayang kaliaaan~~” Vita langsung menghambur memeluk keluarganya.
Papa,mama, Grace, Butet tersenyum sayang pada Vita lalu balas merangkulnya.

“Oke, aku dilupain nih?”

Vita menoleh, lalu tersenyum kecil. Setelah menghapus air matanya, Vita berlari lalu memeluk Alvent seperti anak kecil.

“Kamu pangeran terbaik yang pernah ada. Aku sayang kamu.” ujar Vita lalu mengecup pipi kiri Alvent.

“Hehehe”

***

Setelah selesai acara buka kado, Vita, papa, mama, Grace, Butet, dan Alvent sepakat mengadakan pesta kembang api sambil bakar bakar jagung (karena ga sempet beli daging buat barbeque an hehe ^^V)

*Di sela sela acara..*

“Ngomong ngomong kamu belom buka kadonya tuh.” ucap Alvent sambil memperhatikan kembang api kecil yang dipegang Vita.

“Udah kan, tadi.”

“Yang dari akuuuu”

“Ntar aja.”

“Sekarang aja deh.”

Vita menoleh lalu tersenyum sinis “Oke, oke. Kok jadi kamu yang ngebet sih?”
“Hehe” Alvent nyengir kuda.

Vita pun membuka kado dari Alvent.

“Ini?”

“Gimana, kamu suka?”

“Kok… kunci??”

“Yaitu kadonya.”

“Hah??”

Alvent tertawa terbahak bahak melihat wajah bingung Vita. “Sumpah Vit, mukamu bikin ngakak.”

Satu jitakan langsung mendarat mulus di kepala Alvent.

“Yee becanda. Nih.” Alvent berhenti tertawa lalu memberikan sebuah kotak kecil kepada Vita.

Vita masih memandang Alvent bingung.

“Siniin kuncinya.” ujar Alvent. Vita menurut.

Oh, ternyata kunci itu untuk membuka sebuah gembok pada kotak yang dipegang Alvent. Dan begitu kotaknya terbuka.. Terlihatlah sebuah cincin perak di dalamnya.

“Ini kado yang sebenernya.” Alvent memasang cincin itu pada jari Vita. “Would you be my wife?”

Vita mengangguk tersipu. Alvent tersenyum bahagia, dipeluknya Vita.

Gadis itu mengangkat tangannya ke atas, memandang cincin perak berukirkan tulisan ‘vitalvent’ itu dengan bangga.

“Kurang, Vent, tulisannya.” ucap Vita.

Alvent mengerutkan kening.

“Vitalvent.. Forever”

Keduanya tersenyum lalu menikmati jagung bakar bersama.

***

Butet duduk berdampingan dengan Hendra, sementara Grace dengan Ahsan, dan Maria.. dengan siapa lagi kalau bukan Simon. Hari ini, adalah hari pernikahan Vita dan Alvent yang meriah, dengan tema Garden Party.

“Meriah banget ya, Tet.” ujar Hendra.

“Iya.. gila, banyak banget tamu undangannya..” Butet geleng geleng kepala.

“Pengen ga kita kayak gini?” goda Hendra

“Apanya??” tanya Butet.

“Marriednya lah.”

Butet tersipu. “Emang udah mau married?”

“Udah. aku udah pengen.” sahut Hendra asal.

“Heh, genit!!” Butet mencubit perut Hendra.

“Ngomong ngomong kamu cantik banget lho Tet pake gaun. Tumben.”

Butet tersipu untuk yang kedua kalinya.

“Ntar kalo pake celana sama jas dikira jeruk makan jeruk sama kamu, dong.”


*Di tempat Greys & Ahsan*

“San, tau nggak.”

“Tau.”
“Apa, coba?”

“Aku tau kamu endut.”

Greys langsung menjitak Ahsan. “Ih San!! Serius nih lho.”

“Yayayaya”

“Ternyata Kak Rian itu emang bre*g**k. kemarin aku habis mergokin dia lagi gandengan sama cewek.”

“Tuh, kan, apa kubilang. siapa suruh kamu dulu nggak percaya.”

“Ya tapi kan sekarang udah kebukti. Berarti aku beruntung milih kamu…” Grace menggelayut manja pada lengan Ahsan.

“So sweeeeet” ucap Ahsan sok imut


*Di tempat Maria & Simon*

“Siapa ya yang bentar lagi ultah?” tanya Maria sambil bersiul

“Siapa ya??” Simon malah bertanya balik.

“Ih! Masa’ ga inget…”

“Oh.. ultahnya kucingnya tetanggaku..”

Maria mendelik kesal.

“Enggak deng, aku ingeet. Ultahmu kan?”

Maria cuma mesem.

“Kita jalan deh, kita bikin semeriah acaranya kak Vita.”

“Nggak usah, ngerayain bareng kamu di rumah aja aku udah seneng kok :)”

“Beneran? Kalo gitu kita bikin candle light dinner ya? :)”

Tiba-tiba……..

Penonton bertepuk tangan meriah. Hendra, Butet, Maria, Simon, Greys, Ahsan yang sibuk dengan pasangannya masing masing langsung menoleh ke depan.

Dari semacam gua kecil, muncullah mempelai pria dan wanita. Vita, tampak anggun dengan gaun semi-balon putih sementara Alvent juga nampak gagah dengan jas hitam dan celana panjang hitam.

“Bener bener pasangan serasi, ya?” seru Butet berseri seri, disambut anggukan dari Grace dan Maria yang juga terpana menatap pasangan sejoli di atas panggung mini itu.

“Alvent Yulianto, apakah bersedia menerima Vita Marissa sebagai istrimu, dalam suka maupun duka?”

“Ya.”

“Vita Marissa, apakah bersedia menerima Alvent Yulianto sebagai suamimu, dalam suka maupun duka?”

“Ya”

Vita dan Alvent tersenyum bahagia. Sekarang mereka resmi menjadi pasangan. Seluruh penonton bertepuk tangan lagi dengan meriah setelah tadi diam cukup lama. Butet dan Grace yang paling meriah menyoraki kakak kakaknya. Orangtua kedua mempelai tersenyum haru.

“Okay, cukup acara formalnya. aku capek pake higheels,” seru Vita sambil menggulung gaunnya lalu melepas sepasang sepatunya dan melemparnya begitu saja.

“Vit, yah padahal kamu cantik digituin.” ujar Alvent.

“Kapan kapan lagi ya.” Vita tersenyum manis, membuat Alvent bungkam.

“Sekarang waktunya lempar buket bunga!!!” seru Vita sambil melambaikan buket bunga.

Ketika buket bunga dilemparkan.. hampir semua undangan perempuan berebut menangkapnya. Karena menurut mitos yang ada.. cewek yang berhasil menangkap buket bunga pengantin bakal secepatnya menyusul nikah..

Dan.. Akhirnya…

Ini benar benar kejutan. Buket bunga tersebar menjadi 3, satu di tangan Grace, satu di tangan Maria, satu di tangan Butet.

Mungkinkah mereka akan segera menyusul?? Kita doakan saja :)

THE END! ^^

No comments:

Post a Comment