Dress-Up Game :3

Friday, January 21, 2011

When Lyrics Similar To Me :3

Hello Blogger :3
Kadang aku suka nemuin lirik lagu yang "sejenis" dengan keadaanku :p 
atau dengan kata lain.. lirik lagu tsb mencerminkan keadaan & perasaanku ... *ceilaah
Biasanya nih.. lirik dengan ciri ciri seperti di atas bikin aku terpesona banget dan pengin ngulang lagu itu terus terusan. Jadi "menghayati" gitu deh wkwk
Ini nih beberapa diantaranya :

1. Lenka - The Show

I'm just a little bit caught in the middle
Life is a maze and love is a riddle
I don't know where to go, can't do it alone
I've tried and I don't know why


I'm just a little girl lost in the moment
I'm so scared but I don't show it
I can't figure it out, it's bringing me down
I know I've got to let it go and just enjoy the show


:)


2. David Archuleta - Crush
 Lagu yang sering didengerin waktu aku mulai mbohongin perasaan sendiri :')

Why do I keep running from the truth?
All I ever think about is you
You got me hypnotized, so mesmerized
And I just got to know

Do you ever think when you're all alone
All that we can be, where this thing can go?
Am I crazy or falling in love?
Is it really just another crush ?
Do you catch a breath when I look at you?
Are you holding back like the way I do?
'Cause I've tried and tried to walk away
But I know this crush ain't going away~~


3. Bruno Mars - Just the Way You Are
(untuk kali ini ada sedikit pengubahan, jangan marah ya mas Bruno ;p)

When I see your face
There’s not a thing that I would change

Cause you’re amazing
Just the way you are
And when you smile,
The whole world stops and stares for awhile
Cause boy you’re amazing
Just the way you are


4. M2M - Dear Diary

Ini salah satu dari sekian banyak band lama yg jadi fave aku. Lagunya catchy semuaa :)

Dear Diary,
I wanna talk to him again
But whenever he is with his friends
He keeps trying to pretend
But I already see
The way he feels for me

What can I do?
Tell me what can I say
When do I let him know I feel the same way?
How can my feelings be so hard to show when
I really want him to know


5.Natasha Bedingfield - Unwritten
Lagu yang mencerminkan.. keinginanku, kebebasanku, hobiku. Quotesnya keren. Very like it. Fyi, kalo ga salah lagu ini pernah jadi soundtrack nya Rejoice ;3

I am unwritten
Can't read my mind
I'm undefined

I'm just beginning
The pen's in my hand
Ending unplanned

Staring at the blank page before you
Open up the dirty window
Let the sun illuminate the words
That you could not find

Reaching for something in the distance
So close you can almost taste it
Release your inhibitions
Feel the rain on your skin

No one else can feel it for you
Only you can let it in
No one else, no one else
Can speak the words on your lips



6. Taylor Swift - Forever and Always
Keadaanku sekarang... lagi PAS banget sama lagu satu ini :'(

This thing is breaking down, we almost never speak
I don't feel welcome anymore
Baby, what happened? Please tell me
'Cause one second it was perfect
Now you're halfway out the door

And I stare at the phone and he still hasn't called
And then you feel so low, you can't feel nothin' at all
And you flashback to when he said, forever and always
Oh, oh

Was I out of line? Did I say something way too honest
That made you run and hide like a scared little boy?
I looked into your eyes, thought I knew you for a minute
Now I'm not so sure

So here's to everything, coming down to nothing
Here's to silence that cuts me to the core
Where is this going? Thought I knew for a minute
But I don't anymore


:'(


7. The Corrs - Don't Say You Love Me

Don't say you love me unless forever
Don't tell me you need me, if you're not gonna stay
Don't give me this feeling, I'll only believe it
Make it real or take it all away


8. Melly G. - Bimbang

Sebenernya kalo difikir lagu ini biasa banget, cuma gitar sama nyanyian. Tapi aku suka banget soalnya 'ngena' ......

Pertama kali aku tergugah
Dalam setiap kata yang kau ucap
Bila malam tlah datang
Terkadang ingin kutulis semua, perasaan

Kata orang rindu itu indah..
Namun bagiku ini menyiksa
Sejenak kupikirkan untuk kubenci saja dirimu
Namun, sulit ku membenci..

Pejamkan mata, bila ku ingin bernafas lega
Dalam anganku aku berada
di suatu persimpangan
jalan yang sulit kupilih..

Thursday, January 20, 2011

R2 MALAYSIA OPEN SUPER SERIES (INA ONLY)

Ini hasil sementara yang saya update, kalau memang masih ada match lagi, hasil yang lain menyusul yaa..

R2 Malaysia Open Super Series (INDONESIA only)

-Simon Santoso (INA) bt Chen Jin (CHN) 21-18, 18-21, 21-10(Amazing... :D)

-Alamsyah Yunus (INA) bt Boonsak Ponsana (THA) 20-22, 21-10, 21-18

-Du Jing/Pan Pan (CHN) bt Lita Nurlita/Saralee Thoungthongkam (INA/THA) 15-21, 21-14, 21-14

-He Hanbin/Ma Jin (CHN) bt Fran Kurniawan/Pia Zebadiah Bernadeth (INA) 23-21, 21-14

-Taufik Hidayat (INA) bt Wan Shon Ho (KOR) 21-13, 21-11

-Lindaweni Fanetri (INA) bt Yip Pui Yin (HKG) 25-23, 21-5

-Zhang Nan/Zhao Yunlei (CHN) bt Muhammad Rijal/Debby Susanto (INA) 21-14, 21-13

-Mohammad Ahsan/Bona Septano (INA) bt Rendy Sugiarto/Afiat Yuris Wirawan (INA) 21-16, 21-19

-Wang Xiaoli/Yu Yang (CHN) bt Komala Dewi/Suci Rizki Andini (INA) 21-10, 21-4

-Alvent Yulianto Chandra/Hendra Aprida Gunawan (INA) bt Ingo Kindervater/Johannes Schoettler (GER) 21-9, 21-11

Applause dulu yuk buat semua atlet (tanpa kecuali) yang udah berjuang :)

Berdoa juga, semoga hasil match besok pagi bisa lebih baik dari hari ini. Aaaamiiiiin :)

Tuesday, January 18, 2011

Cool Quotes from Bebelac

"I want to live my life to the absolute fullest. "
"To open my eyes to be all I can be."
"To travel roads not taken, to meet faces unknown."
"To feel the wind, to touch the stars."
"I promise to discover myself."
"To stand tall with greatness."
"To chase down and catch every dream."
"LIFE IS AN ADVENTURE!" 
 :)
:)
:)

Friday, January 14, 2011

FriendshipOrLove part 4 (END)

Sejak saat itu aku jadi menghindari Age, dan aku rasa cowok itu menyadarinya.

Aku di perpus, dia menyusulku. Bahkan aku yang panas-panasan basket di lapangan pun dikejarnya. Tapi aku nggak pernah memberinya kesempatan untuk bicara. Nggak sampai hari itu…

***

“Aku mesti ngomong.” ucap Age dengan wajah kesalnya sambil mencekal lenganku.

Aku menghela nafas sebelum menjawab. Sabar Shend, cuek aja mendingan.
“Mau ngomong apa? kayaknya ga ada yang perlu diomongin deh. ”

“Banyak banget yang perlu diomongin.” potong Age. Wajahnya jadi serius dan aku benci itu. Dia pasti mau tanya soal “ngehindar” dan hal sebangsanya yang berhubungan.

“Ih apaan sih? Ga usah seserius itu lagi.” aku mencoba mencairkan suasana.

“Shendy, gue serius. gue harus ngomong sama lo.”

Aku menelan ludah.

“Kita ketemu di kafe Sunset jam 4 sore.”

Sebelum aku sempat menambahkan, Age lebih dulu melanjutkan “Awas kalo lo ga dateng, gue ga akan mau DICOMBLANGIN sama Kana lagi.”

Wajahku langsung pucat pasi, itu pasti, walaupun aku tak bisa melihatnya sendiri. Jadi Age beneran ngerasa kalo selama ini aku ngeluangin waktu khusus buat dia dan Kana biar mereka bisa berduaan. Dia bener bener ngerasa!! Dia tau!! Padahal aku udah bikin sebisa mungkin si Age jangan sampe ngerasa janggal atau lebih parah tau soal masalah ini.

***



@sunsetkafe

“Maaf nunggu lama.” ucapku.

“Ya nggak papa. Duduk.” ujar Age lalu menarik kursi untukku.

Damn. Aku ngaret gara gara dandan. Buat siapa dan ngapain juga sih aku dandan??? Inget Age sebentar lagi jadi punya Kana, Shend!! Sahabat lo sendiri. Jangan nekat, jangan curang, jangan GR, jangan bertindak sembarangan apalagi kalo tindakan itu nggak guna. Sadar diri Shend, lo harus sadar diri.

“Jadi, mau ngomong apa?” tanyaku lirih.

Age nggak menjawab malah menatapku tajam.

Duh jadi salting canggung gini kan. Aku juga ga tau mesti ngapain jadi aku menatap dia balik.

kalo di stopwatch mungkin udah 2 menit kita diem dieman kayak gini.

Aku yang gerah akhirnya memulai pembicaraan. “Ge, kamu kenapa sih?? Ngomong aja sekarang, jangan buang waktu!”

Ups, kenapa jadi kesannya galak? Saking canggungnya nih.

“Okey, kamu pasti udah nebak kan kenapa aku minta bicara.”

“Nggak tuh.”

“Jangan pura pura.”

“Aku serius.”

“Sedikitpun nggak tau?”

“Yaaa, sedikit tau sih,”

“Pertama aku mau tanya kenapa kamu jadi cuek sama aku akhir akhir ini.” ucap Age dengan gaya “menginterogasi maling”
“Enggak papa tuh. kamu aja yang terlalu sensi kali.” jawabku, berusaha rileks.

“Shend, please jujur aja. Mata lo tu nggak bisa bo’ong. Lagian sikap “ngehindar” lo tuh keliatan banget! Lo jelas jelas ngehindar dari gue kan. Gue panggil berulang kali masa’ satu kalipun elo nggak noleh, atau mbales sapaan gue.”

“ya mungkin gue ga denger.”

“Nggak denger sampe puluhan kali, dan sikap lo itu cuma ditujuin ke gue? jelas aneh”

“Emang bener gue ga denger kok”

“Kalo gitu lu mesti ke THT, berarti ada yang gak beres sama kuping lo.” tukas Age. Nada bicaranya bercampur antara mengejek, sinis, kesal.

Sial. Jahat banget sih ngomongnya. Gue mungkin agak keterlaluan, tapi ya jangan “sehalus” itu dong ngomongnya.

“Nggak usah mulai.” seruku agak geram.

“Siapa yang mulai? Gue bilang FAKTA, man.”

“Terserah lah. Terus selanjutnya? Apa masih banyak lagi yang harus lo omongin sama gue??”

“Nggak. Tapi gue ga akan lanjut kalo lo belum jelasin alasan yang sebenernya.”

“Alasan yang sebenernya? Karena gue benci elo Ge!”

Aw, gue kelepasan… Nggak jujur (lagi).!

Age nampak kaget. Tapi di wajahnya sempat terlihat raut kecewa.

“Terus yang kedua,” suara Age mulai lebih tenang. “Ngapain lo pake acara nyomblangin gue sama Kana?”

Aku memutar mata. Dia blak blakan banget sih. Udah ngerti dicomblangin kenapa ga dinikmatin & dicoba aja?

“Ga suka? Kana kan cantik Ge. Udah baik, pinter lagiii~~” aku mulai sedikit mengetes reaksi Age.

“Iya. Emang dia cantik & perfect.”

JEGEEEER. Ternyata dia emang suka sama Kana T___T

“Tapi, gue ga suka dicomblangin. Karena Kana bukan cewek yang gue suka. Dan terus terang gue gak nyaman sama dia!” nada suara Age mulai meninggi.

“Nggak usah pake otot bisa ngomongnya??”

“Ya itu semua karena elo!”

“Niat gue bagus tau, niat gue baik. Mau cariin pacar buat lo! Lo ga suka, apa alasan lo? Lo sendiri juga jomblo kan???”

Wajah Age merah padam.
“Jangan sok tau dan sok ikut campur urusan orang. Urus dulu diri lo sendiri yang belom bener itu!”

Aku tercekat. Kata kata Age kali ini udah bener bener kelewatan.

“Oke kalo niat baik gue ga diterima, gue pergi! Makasih buat semuanya!” aku yang shock & udah mau nangis pun pergi keluar kafe. Tapi Age berhasil mencekal tanganku.

“Maaf Shend gue kelewatan… Gue khilaf.” ujarnya menyesal.

Aku menghapus air mata yang mulai keluar. “Udah ga usah peduliin gue lah. Gue kan mesti sadar diri buat nggak nyampurin urusan lo.”

Age langsung menarik badanku. Kami pun berhadapan.

“Gue cuman ga suka dicomblangin sama Kana, karena dia bukan cewek yang gue suka. cewek yang satu satunya gue sayang, itu ada dihadapan gue sekarang. Cewek itu elo, Shend.”

Hah?? Age nggak salah ngomong kan??

“Itu.. bener?” tanyaku, senang tapi juga merasa berdosa sama Kana..

Belum sempat Age menjawab tiba tiba…. Aku melihat ke kaca kafe dan melihat Kana… sedang menatap kami. lalu ia cepat cepat pergi.
Kiamat. Kana sudah pasti salah paham.

***
Aku tak menghiraukan Age lagi. Langsung kukejar Kana dengan langkah cepat.

“Kana!!”

Kana nggak menoleh.

“Kana tunggu, dengerin dulu!”

Kana tetep nggak berenti, menoleh, atau menjawab sedikitpun. Ia tetap setengah berlari di atas langkah mungilnya.

Akhirnya aku berhasil menarik tangannya.

“Kana, please. semuanya nggak seperti yang kamu liat!…”

Kana berhenti berjalan. Ia menoleh. Dan dari wajahnya aku tau Kana habis menangis.

“Dengerin penjelasanku dulu ya..”

“Dengerin apa? dengerin apa hah?? Kamu nghianatin aku Shend. Kamu tega! Kamu pengen ngrebut Age dari aku?? Apa niatmu dari awal emang cuma itu?? Kamu tega, Shend! Kamu munafik! Aku benci kamu! Jangan cari aku lagi, dan jangan anggep aku sahabatmu lagi!”

Gosh. Ini semua salahku. Harusnya aku nggak ketemu Age di kafe itu, nggak nyakitin Kana yang selama ini udah baik banget sama aku. Mungkin memang nggak seharusnya aku jatuh cinta sama age. Karena perasaan ini cuman bakal melukai semua pihak. Mungkin seharusnya aku biarkan mereka jadian, membiarkan mereka bahagia berdua. Tanpa aku. Karena seharusnya perasaan ini memang nggak pernah ada.

***

Hari hari berikutnya aku lewati tanpa kehadiran Kana di sampingku. Rupanya sahabatku itu masih marah. Age masih berusaha mendekatiku, dan aku tak mengacuhkannya seperti biasa. Bahkan aku menghindar lebih jauh lagi.
Maaf Ge, tapi perasaan ini harus dihancurkan tak bersisa, sementara aku nggak bisa menahan perasaanku sendiri tiap liat wajahmu, karena aku pasti akan terus mengejar sampai bisa menjadikannya sebagai milikku.

***

“Kana, Age mau minta maaf, katanya. Dia juga mau ngajak kamu jalan.” seruku senang.

Kana menoleh, dan untuk pertama kalinya setelah kejadian di kafe ia menjawab dengan senang. Walaupun cuma 1 kata, “Beneran?”

“Iya, tuh orangnya di luar.”

“aaaa makasih ya Shend!” Kana memelukku senang.

“Sama sama Kan, aku mau minta maaf waktu itu aku cuma ketemu aja sama Age kok. Nggak ada apa-apa……” jelasku terbata

“Iya aku bisa ngerti kok. Tapi jangan diulangi ya?”

“Siap komandan. Aku ga bakal deket deket Age lagi deh….” jawabku enteng. Tapi di dalam hatiku, nggak ada yang tau kalo rasanya bener bener berat buat ngucapin itu.

“Hore, we are friends forever ya?” Aku mengangguk lalu membalas tos Kana seperti yang kami lakukan biasa. Akhirnya kami bisa baikan, hore!!!
“Kana, ayo buruan.”

Kami berhenti ngobrol setelah melihat Age memunculkan kepalanya dari balik pintu dan bersuara.

“Eh aku duluan ya Shend? Have a great satnite…”

Aku melambaikan tangan pada keduanya. Age sama sekali tak menatapku atau menyapaku seperti biasanya.

Jangan nangis. Biasanya kamu cuek, sekarang kenapa harus sakit hati? Jangan nyesek juga, Age bukan hakmu..
Aku terus berkata begitu pada diri sendiri. Aku terus menguatkan hati. Aku selalu berusaha tersenyum. Sayangnya air mata ini tetap nggak bisa berhenti mengalir.

***
Age’s…..

Shendy lagi ngapain ya sekarang? Ish.. padahal aku lagi sama Kana kenapa malah mikirin cewek ganteng itu ya. Habis dia emang ngangenin sih hehe. Senyumnya, gayanya, semuanya. Aku suka pas dia tersipu cuman gara gara gombalanku. Pas dia ketawa manis banget, bahkan pas dia sok cuek sama aku akhir akhir ini dia malah makin manis.

“Ge, kamu kok bengong? Senyum senyum sendiri lagi, hayooo bayangin aku ya?” tanya Kana lalu cekikikan nggak jelas.

Aku memutar bola mata. Oya, sekarang aku kembali ke dunia nyata. Malam minggu yang menyeramkan, kulewatkan di bianglala bersama dengan cewek ceriwis ini. Cewek ini tuh, udah heboh, GR banget lagi. Ckckckck

“Ge?” Kana pasang tampang sok imut.

“Ya?” Aku memaksakan diri untuk tersenyum.

“Bintangnya keren yaaa~”

“Iya.”

“Ge, kamu kok cuek sih?”

“Apa?”

“Nggak kok.” sekarang ia manyun.

Oh, sengsaranya akuuuuu. Harus nyenengin si manja yang mirip bocah ini dan menjaganya seharian~~~

“Yaudah kamu mau apa deh? Mau aku beliin arum manis di bawah??” tanyaku agak sebal.

“Yaaa nggaak. Idih Age gitu amat ah!”

“Jangan manja dong Kan. Childish banget. Coba kamu kayak Shendy gitu lho.”

Kana melotot ke arahku.
Ups, cerobohnya aku.
Pamali buat nyebut nyebut cewek lain dalam kondisi sekarang.

“Sori deh tadi lupa, soalnya biasanya kita kan bertiga gitu hehe” aku berusaha ngeles.

Eh si Kana manyunnya malah nambah lima senti. Grrrrr serba salah ngerti nggak??

“Ge. Kamu suka aku kan?” tanya Kana tiba-tiba lalu mendekat ke arahku.

“Hah? Eh Kan, mau ngapain lo?? Kana!”

……………………………………..

***

Shendy’s

Huft, nelangsanya gue, Tuhan.. Ngapa-ngapain nggak pewe.

Tiba-tiba…
“Kling kling!!”

Bel rumah berbunyi. Aku langsung keluar kamar.

Jegrek. Gosh, kok Age??

“Shend.. Gue harus ngomong.. Gue sayang sama elo Shend, dan gue tau lo juga begitu. Iya kan??”

“Enggak Ge, lo lebih baik sama Kana. lo lebih cocok.kalian cocok.”

“Tapi gue sayangnya sama elo. Gue nyoba maksain pun nggak bisa! Cuman elo, Shend. Please.”

Aku diam. mulutku kubiarkan terkunci karena aku nggak tau harus bilang apa. Dilema besar.

Tiba-tiba……

Kana datang…

Dan aku mendorong Age ke arah gadis itu. Lalu aku menutup pintu rumah. Serapat rapatnya. Menangis di balik pintu. Kenapa semuanya rumit banget sih?

***

“Shend, ini gue Kana. Tolong buka pintunya.”

Aku pun mengintip sedikit dengan mataku yang sembap.

“Shend, please.”

Akhirnya aku memberanikan diri membuka pintu.

“Ada apa Kan?.”

“Please jadian sama Age.”

Aku membelalak. Tapi Kana malah tersenyum.
“Aku tau sebenernya kalian berdua pasti udah lama saling menyukai.”

Mataku membelalak tambah lebar.

“Ayo Shend. Aku bener bener udah rela kok. Maaf ya selama ini. Please kamu jangan nahan diri lagi.”

Aku menangis saking bingungnya. Lalu menatap Age. Dia berbinar binar senang lalu berlari menghampiriku & memelukku erat.

***

Kana’s

Mereka berpelukan erat. Huh, bikin iri saja. Seandainya aku di posisi Shendy. Jadi wanita yang dicintai Age.. Hush! Aku nggak boleh egois lagi. Shendy udah banyak berkorban buatku dan ini saat aku harus membalasnya. Age juga, pasti dia sebenarnya ingin bersama shendy daripada harus menemaniku selama enam jam di taman Ria, hehehehe.

Aku menghampiri mereka berdua,

“Eits minggir dulu sebentar. Berhenti dulu dramanya,” candaku

“Heheheehe”

“Shend, makasih buat semuanya ya. km bener bener baik banget. Aku harus minta maaf karena gara gara aku kamu jadi harus nahan perasaanku. Semuanya karena keegoisanku, maaf ya… Kamu sahabatku selamanya.” Aku memeluk Shendy lalu menangis dan sejenak kemudian kami sudah tertawa bersama.

“dan buat lo Ge.” Aku menatapnya tajam, sok garang. “Lo pasti bakal nyesel nolak cewek sebaik gue, hahaha” Aku menonjok bahunya pelan sambil tertawa. Ia hanya meringis kecil lalu ikutan tertawa.

***
Paginya…

Kana berangkat ke Belanda. Katanya mau belajar bahasa Belanda biar bisa ngobrol nyambung sama Irfan Bachdim, hehehe. Aku dan Age mengantar kepergiannya dengan sedih. Dia kan udah lama banget disini. sayang harus pindah karena orangtuanya pindah tugas dari kantor.

Kami melambaikan tangan padanya ketika pesawat mulai mengudara….

***

@pesawat

Aku berangkat ke Belanda dengan hati lega. Walaupun masih nyesek juga liat Age barengan sama Shendy. Secara aku ngarep banget bisa jadian sama dia. Tapi aku yakin bakal secepatnya tumbuh tunas cinta yang baru. Kali ini mungkin… bule? Ahaha, yang penting aku serius nerusin studi dulu deh. Soal pacar urusan nanti…

Pesawat mengudara di tengah awan awan putih bersih. Aku mulai terlelap dengan headset di kedua telingaku. Lagu “Teardrops On My guitar”-nya taylor Swift mengalun pelan dari handphoneku. Menggambarkan suasana yang senang namun juga galau.

Aku mulai berkhayal…
Nanti di saat tua, saat dimana aku menjadi nenek yang berbahagia dikelilingi puluhan cucu yang menyayangiku, aku akan bercerita sambil tertawa mengenang masa lalu, “My First Love was broke my heart!”

THE-END

AuthorSay: "Nggak nyangka cuman 4 part doang udah last. makasih buat semua yang udah kasih advice atau sekedar baca. Semoga aku bisa bikin yg lebih bagus dari ini. Sekali lagi terima kasih! Cups! :D"

FriendshipOrLove part 3

Hari Minggu rencananya aku, Kana, dan Age mau jalan jalan bareng. Bilangnya sih JALAN JALAN BARENG tapi nanti akhir akhirnya aku pasti cuma bakal jadi obat nyamuk diantara mereka berdua. Tuhan sabarkan aku :’(

***

---Minggu

Karena perginya bertiga sama Kana, aku nggak terlalu ribet lagi milih baju. Tetep pake style andalan. Kana kan udah biasa liat aku urakan.

“Shendyyy~”

Aku menoleh dan melihat seseorang yang hampir tak kukenali.
Itu beneran Kana yang melambaikan tangan ke gue?

“Hei??? Kenapa? Hohoho” Kana melenggang centil di depanku.

Aku masih melongo. Kana memang cantik sih, cantik banget. Doi punya lesung pipit & kulit putih. Rambutnya panjang sebahu, ga kaya rambut cepak gue yang mirip cowok. Tapi sumpah deh, Kana beda banget!
Yakin 100 % dia dandan abis abisan buat hari ini…

Dan, reaksi Age juga ga jauh beda sama gue. Aku juga udah bisa nebak kok. Dia terpesona sama Kana. Mereka berdua langsung berjalan beriringan ninggalin aku seakan aku nggak ada disitu.

Bener bener serasi, Kana, dan Age.. Mereka juga pasti saling suka… dan aku, akan turut berbahagia kalo mereka sampe jadian. Tapi Tuhan, kenapa dadaku nyesek banget liat pemandangan ini?

***

Tuh bener kan. Aku jadi obat nyamuk. Daritadi Kana sama Age ngobrol ngalor ngidul dan aku ga bisa ngikutin pembicaraan mereka. Keki banget kan, rasanya. Kayak nggak dianggap sama sekali gitu lho.

***

Dan puncak kemarahanku yang nggak dianggep ini sampai ketika Kana ngajak Age naik bianglala bareng. Tebak apa? Aku ditinggal di bawah, suruh nungguin mereka! Saat itu juga aku nggak berfikir panjang, langsung meninggalkan mereka berdua yang baru hendak naik bianglala. Age (sepertinya, atau cuma harapanku) berusaha mengejar, tapi aku lebih cepat. Taxi yang kucegat melaju cepat meninggalkan Taman Ria.

***

Daritadi hpku bunyi terus. 8 misscalled dari Age. Dan 3 new messages dari orang yang sama. Males ngangkat, males mbales. Tapi akhirnya itu handphone aku ambil juga.

-Shend? Kamu marah ya?? Sori tadi aku sama Kana ga bermaksud ninggalin kamu-

-Shendy td km skt y? Kok plg duluan? knp Shend?-

-Shendyyyy km mrh sm ak n kana y??-

Aku cuma menghela nafas geram. Ini orang nggak peka banget sih.

1 new message.

-S-H-E-N-D-Y BALES DONG!!-

Terakhir, handphone gue off-in, dan gue pergi tidur.

***

“Shend, maafin gue kemarin ya.. gue ga bermaksud berduaan sama Age, kita cuma ngobrol aja kok..”

Kata kata Kana malah bikin hati aku makin panas. Apalagi dia bilang gitu tanpa nunjukkin perasaaan bersalah sedikitpun. Grrr

Aku menoleh sambil ngeliatin Kana agak sinis. “Nggak marah koooook :)”
Hmm, senyumku barusan pasti maksa sekali -__-

Di luar dugaanku, Kana malah mengerutkan keningnya.
“Kamu beneran ga sakit kan Shend?” tanyanya sambil menyentuh keningku.

Aku memutar bola mata. “Enggak laaaaaaah emang kenapa sih? Udah aku duluan!” seruku sambil berlalu.

Kana mencekal tanganku dan menyusul langkahku. “Sabar dong, kenapa sih marah marah mulu?? lg PMS nih?” candanya.

Aduh, males banget ngeladenin ini anak.

“Shend, aku mau tanya sesuatu. Boleh kan?”

“Yaudah tanya aja kali.”

Aku noleh dan agak agak kaget ngeliat perubahan raut wajah Kana. Jadi serius.

Kana : “Kamu… nggak suka sama Age kan?”

Aku : *blushing*

Kana : “Shend?” (cemas + khawatir)

Aku : *bingung*

Kana : “Shendy??”

Aku : *masih diem*

“Yaudah kalo kamu nggak mau jawab..” Kana mengambil nafas sebelum melanjutkan kata katanya. “Aku mau curhat sedikit,boleh?”

Aku cuma mengangguk karena nggak tau mesti ngapain.

“Sebenernya, aku pernah pacaran sama cowok…Dia baek banget sama aku Shend, dia sayang & perhatian banget sama aku. kita juga sering dipuji sebagai pasangan serasi..”

Aku mendengarkan dengan seksama.


“Suatu saat dia harus ke luar negeri buat studi di sana. Sejak saat itu kita harus LDR, dan kamu tau kan ngejalanin LDR tu nggak gampang ? lama lama kita lost contact total. terus Pas tahun 2005 aku diminta sama mamanya yang tinggal di Indonesia buat jemput dia di bandara, aku seneng banget..”

“Terus??” tanyaku mulai penasaran

“Aku nungguin dia di bandara lama bangeeet, sampe akhirnya aku liat dia, aku mau ndeketin tapi ternyata, dia bawa cewek, ada cewek bule di sampingnya lagi ngegandeng tangan dia, Shend.”

Aku terdiam. Kudengar suara Kana mulai serak. Ia terlihat pengin menangis.

Terenyuh, nggak nyangka Kana pernah ngalami kisah cinta seironis ini. Kalo aku di posisi dia waktu itu rasanya pasti sakit banget, yah..

“Makanya waktu aku ketemu Age dan ngobrol kita nyambung aku seneng banget, Shend. Apalagi dia orangnya baik. Aku harap kamu juga dukung aku…” ujar Kana lirih lalu menatapku tajam.

Tenggorokanku tercekat. Dan kata kata itu meluncur cepat.
“Tentu saja aku bakal bantu kamu, Kana. Kamu sahabat aku. Aku nggak suka Age kok, malahan aku sebel sama dia. Kita cuma temen. Not more.”

Kana tersenyum lalu memelukku. “Makasih, Shend, lo baik banget, makasih buat pengertian lo…”

Aku juga tersenyum, kecut. Sukses, membohongi Kana yang tidak bersalah, dan tentu saja, sukses membohongi perasaanku sendiri.

***
“Kok muka lu kuyu banget Shend?? Kurang tidur ya?” tanya Kana perhatian

Aku hanya tersenyum tipis.

Kana jadi begini tiap hari ke aku. Mbaik mbaikkin akuuu terus. Oh yeah, aku lupa bilang sama kalian. Aku & Kana itu satu sekolah, dari SMP sampe sekarang. Kita kompak banget kata orang orang, tapi ENGGAK LAGI sejak kejadian kemarin.
“Shend? Kalo sakit bilang aja, ntar gue anter ke UKS..” seru Kana sambil menunjukkan tampang innocentnya.

Aku tersenyum terpaksa. Pasti ada sesuatu hari ini..

“Emh Shend, gue boleh minta nomer hape Age? Biar lebih deket gitu.. lo punya kan??”

Jegerrrr. Baru juga dibilang. Ada udang di balik batu.

“Nih,” aku menyodorkan selembar kertas berisi nomer hape Age.

“Thanks ya Sheeeend, gue duluan, kalo butuh apa apa panggil aja hehe.” ucap Kana lalu ninggalin gue.

Tuhan, salah nggak sih kalo aku mikir jelek tentang sahabatku. Habis akhir akhir ini si Kana tambah nyebelin aja. Nyamperin gue cuma kalo ada maunya. Liat sendiri kan tadi, habis dia kesampean dapet nomer Age, langsung ngeloyor ninggalin gue sendiri. Dulu dulu ga pernaaah kayak begitu!

***
Pulang sekolah…

Sesuai rencanaku (atau rencana Kana), aku ninggalin Kana & Age berdua. biasanya sih aku sama Kana pulang bareng. Atau aku nebeng motornya Age. Tapi Kana mintanya hari ini dia pengen pulang bareng sama Age biar bisa ngobrol lebih banyak, jadi aku harus ngerti & mbantu dia dong..

“Ehhm, gue pulang duluan ya!” seruku agak kaku sambil melambaikan tangan ke Age dan Kana.

“Bener gapapa Shend??” Kana bertanya padaku (tentu saja akting yang meyakinkan biar nggak keliatan di skenario)

“Nggak papa,”jawabku sambil mengerlingkan mata.

Reaksi Age itu yang aneh. Dia malah nyipitin matanya ngeliatin aku terus gitu. Hhh jangan jangan dia curiga ada apa-apa.. waduh, kabur ah!!

Aku melangkah keluar kelas. Sampai di pintu aku berbalik, mengintip sedikit. Terlihat Kana dan Age lagi ngobrol dengan mesranya sambil ketawa & bercanda. Wajah Age berseri seri, Kana juga begitu. Rasa rasanya dia tak pernah menunjukkan wajah itu ketika bersamaku. Kana, kana, beruntung sekali kamu. Sebentar lagi kalian pasti bakal jadian terus terkenal sebagai pasangan serasi di SMA 8 ini. Sementara aku? a Looser, a Big Looser yang nggak pernah berani bertindak, mengungkapkan apa yang ada di pikirannya dan hanya akan jadi pengganggu ketika mereka udah bersatu.

Aku menengok lagi. Age & Kana tambah mesra saja. Mereka masih ngobrol panjang sambil sesekali tertawa bersama. Berulang kali aku denger Age muji muji Kana. entah apa. Yang jelas pemandangan itu bikin aku muak, bikin aku nyesek setengah mati.

Harusnya aku sadar dari dulu, kalo apa yang aku sebut “mengagumi” itu adalah perasaan “cinta”. Aku “suka” Age sebagai cowok, dan itu bukan sekedar sebuah simpati.

***
“Shend..”

“Apa?”

“Kamu ada waktu nggak besok?”

“Kapan Ge?”

“Besok malem.”

“Kalo ada kenapa?”

“Jalan yuk. Nggak tau kenapa kok aku pengen jalan sama kamu.”

Please, Ge. Jangan kamu umbar kata kata itu kalo kamu cuman pengin bikin aku nge-fly sesaat. Aku bisa GR berat, lho.

“Yaa~ aku ga bisa janji”

“Tapi kamu ada waktu kosong kan?”

“Ada sih. Tapi..”

“Pleaseeee~, okay Shend?”

Aku pura pura berpikir sebentar. Padahal dalem ati seneng bangeeet. Gimana nggak seneng??? Besok gue kan ultah!! Dan Age ngajak aku jalaaan. Biarin deh kalopun ini cuman sesaat. yang penting gue mau jalan sama lo, Ge…Gue mau ngerasain yang namanya termehek mehek cinta untuk sesaat, hehehe

“Yaaa udah deh, gue mau hehe, tapi lo yang jemput ya?”

Wajah Age berubah ceria. “Siap komandan~~”

Aku merasa ada sebuah harapan. Adakah tempat di hatimu untukku Ge, walau sedikit? Maaf Kana, tapi gue juga menyukai Age…

***
“Agee~”

Pasti Kana. Sampe hafal deh.

“Besok kita jalan yuk…”

“Apa?”

What?? Kana ngajak Age jalan besok?? Besok kan gue pergi ma Age..

“Aku pengin jalan Ge, temenin aku ya..”

“Hmm…Tapi..”

Nuraniku berkata aku harus ngalah demi Kana. Lagian aku juga masih punya banyak waktu.

“Temenin Kana jalan lah, Ge..” seruku sambil tersenyum semanis mungkin.

“Tapi bukannya..”

Aku langsung memberi isyarat pada Age untuk diam. Aku tidak ingin Kana tau bahwa sebelumnya aku lebih dulu membuat janji dengan Age.

“Udah, sekali kali jalan berdua sama Kana napa??”

“Ya udah lah.” ucap Age akhirnya.

***

Paginya…

Kana minta dianterin naik bis ke tempat janjian. Terpaksa deh aku ikut dia.

Sampai di tempat janjian ternyata Age udah nunggu.. Aku nggak sanggup memandang wajahnya yang dari kemarin terlihat kecewa.

“Dah, berangkat sana! Gue pulang ya.. have fun.” seruku sambil tersenyum.

Age cuma menatapku. Pandangan matanya terasa menusuk. Seakan menuduh aku telah menyembunyikan sebuah kebenaran. Kejujuran yang nggak pernah aku ungkapkan..

Motor Age melaju kencang, meninggalkan halte yang hari itu penuh sesak oleh orang orang.

Tak sadar aku menangis. Mungkin kelihatannya dari fisikku aku kuat, padahal aku juga cewek biasa. Yang bisa galau, bisa nangis, bisa jatuh cinta, dan bisa sakit hati. Bisa nyesek nggak karuan kayak gini juga.

Pandangan Age tadi bikin aku tambah nyesek. Aku nggak tau lagi mesti gimana. Aku nggak bisa terus terusan nyembunyiin ini, tapi aku juga nggak bisa serta merta mengungkapkannya.

Maafin aku, Kana.. Mungkin aku emang bukan sahabat yang baik. Mungkin emang salah, dan dosa buat nyimpen perasaan seperti ini ke cowok yang kamu suka.

Tapi aku juga nggak bisa bohong, kalo aku pun menyukai Age.

FriendshipOrLove part 2

Aduh, perutku masih sakit. kemaren kok bisa bisanyaa aku deg degan sama cowok tengil itu. pasti kebawa suasana aja. pasti!

***

@school

Si Age biasa banget deh sikapnya. Emh, maksudku kemaren emang nggak ada apa-apa sih, tapi kan… Ah udahlah, emang akunya aja yang lebay kali ya ._.

***

“Kamu kemaren ngapain aja di rumah Age? huayooooo” tanya Nitya sambil tersenyum genit.

“Apasih? ya nganter doang kan”

“Nggak lebih?”

“Maksud loooh??” aku mulai melotot.

“Habisnya kemaren lama bgt sih.” Nitya terkikik.

“Terserah elo deh ndut, dasar piktor.”

“Yeeeee ngambek.”

“Nggak kok.”

“Maaaaap ganteeeng”

“Bayarin mie ayam dulu baru gue maapin.”

“-,-“
***

Sorenya….

Aku langsung merebahkan diri di kasur. Capek. Mau ujian kok kayaknya makin banyak tugas aja, mestinya kan minggu tenang. Dasar sekolah aneh. Nasib, nasib. Grrrr

Tiba tiba hapeku berbunyi. Aku langsung menyambanya.

He? Nomer tak dikenal?

-Ini Shendy?-

Langsung aja gue bales. Siapa tau bestie gue di SMP.

-Iya. Sori ni siapa?-

-Oh, ni Age. Sori ganggu y?-

Age?? Darimana dia tau nomer gue?? Wah harus cek nih.

-G ko. Lo dpt nmr gw drmana ge?-

-Syukur deh, kirain ganggu. dr Sammy-

AAAA sialan si Sammy,minta gue bacok besok ya! Udah dibilang jangan suka nyebar nomer orang sembarangan, masih ajaaa -..-

1 new message, (again).

-Shend? gw bnran gnggu y? -

Apasih pake emot segala.

-G. knp sms?-

-Cm mw tny pr Mat, hbs yg laen gw blm pny nmrnya.-

Kalo blm punya ya minta dong…. dodol bener deh ini orang

-Kl gt knp hrs sms gw?- balasku iseng

-Soalny lu tmn yg plg deket-

Aku tertegun membaca sms itu. “temen yg plg dkt” hmm.

-Oh.- balasku singkat.

1 new message.

Apa lagi sih??

-PRnya blm lo kasi tau Shend… -.--

Ups, pikun mendadak..

***

“Sam, ngapain sih lo pake acara ngasih nomer gue ke Age segala??” tanyaku tajam pada Sammy, keesokan harinya di sekolah.

“Nambah pahala…” sahutnya sambil cekikikan.

Aku mengeryitkan alis.

“Kan nyomblangin orang..”

“Hah?!” reflek aku menggebrak meja
“Weiiiis santai men, muka lu merah tuh,” Sammy kembali terkikik.

Saltingsaltingsalting “Aduh apa siih maksudnya gue ga ngerti!”

“Alah udahlah, ketauan kok Shend, kalian tu sama sama cinta terpendam..”

Aku melotot, lalu menoyor Sammy, kemudian langsung meninggalkan kelas. Eh ngomong ngomong emangnya tadi mukaku merah ya?

***

“Shend!”

Aku menoleh dan menjawab tergagap “Ap..aan sih ngagetin aja lu!” seruku gusar.

“Ayo main!”

“Kemana?”

“Nih,” Age melempar secarik kertas kecil. Eum,, tiket?

“Tiket ke taman ria.” ucap Age sebelum aku sempat bertanya.

“Taman Ria?”

“Iya, aku mau ngajak kamu.”

Deg. Aduh, kenapa lagi aku ini?? Kok jadi panas dingin.

“Oh,”

“Yes, kita berangkat sabtu sore ya?”
“Aku belum bilang mau, kan.”

“Dari mukamu udah ketauan kalo kamu mau. Jangan ngibulin aku, aku jemput di kosmu hari sabtu” Age mengacak acak rambutku lalu pergi keluar kelas.

Aku terduduk sendiri, meleleh, cuma karena perlakuan ‘sedikit manis’ dari cowok tengil itu. cowok yang tadinya aku benci. (bahkan sampai sekarang pun aku masih sebel). Aku deg degan. Aku malu, nervous tiap deket dia. Jadi gatau mesti ngomong apa. Salting. Terus sebenernya aku kenapa?? Nggak ngerti.

***

----Sabtu

Tuhan, tolong perbaiki hambamu yang sedang error ini. Nggak mungkin Shendy yang urakan, tomboy, pokoknya cowok banget ini, menghabiskan waktu semalaman untuk membongkar baju baju dalam lemarinya kan? Apalagi dia sampai mengacak acak kamarnya hanya untuk mencari sepatu yang pas dengan baju yang dipakainya. Belum lagi ia sampai dandan, menggunakan make up!!

Gosh. It was embarassing!!! Kenapa aku sampe melakukan hal setolol itu sih?? Gimana kalau ada yang tau? (Sebenernya nggak mungkin ada yang tau, kan aku mengunci kamarku.) Gimana kalo menurut Age malah nggak pantes?? (Mm.. sebenernya Age juga nggak bisa ngeliat dandananku yang ancur itu (untungnya!!), karena udah aku hapus dan akhir akhirnya aku malah pake dandananku yang biasa----- kaos, jeans, sneakers.)

Huft. Aku capek lho ngendaliin pikiranku sendiri. Badanku juga rasanya gerak terus, nggak mau nurutin aku.

Shendy nggak pernah kayak gini. Shendy ga pernah dandan, atau berusaha flirting. Tapi Shendy yang sekarang udah deg degan setengah mampus hanya gara gara Age. Berada di deket cowok itu aja rasanya bikin Shendy lumer. Cuma buat ngobrol dengan santai susahnya minta ampun. Kayak kata katanya macet, nggak bisa keluar. Badan Shendy malah panas dingin….

Ini bukan jatuh cinta kan? Nggak mungkin, Impossible!, Udah ah, capek mikirin Age, yang ditungguin ga dateng dateng!

***

“Sorry telat ya, ayo.”

Aku melongo. Baru kali ini liat Age pake baju bebas dan rasanya aneh. Habis dia keren bangeeeeet~

“shend? kok bengong? belum makan ya?”

Dan… buyar sudah lamunanku. Aku segera menggeleng & naik ke boncengan motor. Arrggh memalukan, pikiranku jadi ngelantur jauh kemana mana!

***
Kami tiba di Taman Ria dan langsung bermain.

Selesai turun dari jet coaster, aku benar benar ngos ngosan. Gila, capek banget!

“Shend tunggu bentar ya?”

Aku cuma mengangguk. Agak heran sih, mau kemana dia? Tapi yaudahlah. Akhirnya aku menunggu sambil duduk di bangku taman.

Tiba-tiba… Nyes! pipiku terasa dingin.

“Kaget ya? Maaf deh hehe. Nih buat kamu.” Age nyengir lalu menyerahkan sebotol minuman isotonik padaku.

Hadeeeh baek juga ya ni orang. Tau aja gue lagi haus.

“Makasih ya Ge.”

Saking semangatnya minum (?) tutup botolku jatuh ke tanah. Saat aku mengambilnya tak sengaja menyentuh kakiku. Aduh, sakit…… jangan jangan terkilir??

“Kamu kenapa?” tanya Age sambil memperhatikanku.

“Nggak papa,” aku langsung menutupi wajahku yang kesakitan sambil pura pura tersenyum. duh tapi sakitnya nggak nguatin beneran deh…

Age menyipitkan matanya sebentar lalu mendekatiku.

Tiba-tiba ia membuka sneakersku dan, tampaklah kaki kanan yang kebiruan.

“Shendy kamu kok ga bilang sih? Tau gitu tadi kita maennya ga usah capek capek! Kaki kamu jadi sakit, kan”

Aku cuma tersenyum tipis.

“Udah, ayo.” ucapnya membuatku kaget.

“Ngapain?”

“Aku gendong sampai motor. Kita pulang. Nggak mungkin maen lagi kan kondisi kaki begitu.”
Aku menatapnya tak percaya, lalu menggeleng.

“Bener ga mau kugendong? Yaudah jalan aja sendiri sampe motor.” serunya lalu berdiri, hendak berjalan meninggalkanku.

Aku berusaha bangkit tapi jatuh. Kaki kananku sakit banget!

“Ageeee!” teriakku akhirnya.

Ia menoleh lalu tersenyum penuh kemenangan.

Sial, gengsi musti gue kalahin nih…..

***

@kos

“Thanks ya Ge. Tadi seru haha.”

“Oke, kapan kapan lagi ya, tapi harus elo yang traktir.”

“Eh???”

“Haha bercanda. Mendingan bayar sendiri sendiri aja, gue cuma nraktir minuman. Ahahaha”

“Sial lo, pulang gih, udah malem. lo ga belajar? besok kan ulangan sejarah.”

“Argh shit! lupa! Yaudah Shend, gue duluan ya! Get well soon, kaki lu.” Cowok itu memakai helmnya dan melesat pergi.

Yes hahaha, gue senyum senyum sendiri.

***
@Shendy’s work

“Silahkan kembaliannya. terimakasih.”

“Alah sok banget lu Shend, sama gue juga haha”

“Ssst ini kerja, man!” candaku sambil terkikik.

Age tertawa kecil sambil menggelengkan kepalanya lalu berjalan membawa baki ke mejanya.

Haaa, senengnya. Tiap siang Age ke sini, pemandangan baagus buatku. Aku nggak ngeles lagi deh, mungkin aku emang… mengagumi dia. Aku belum berani bilang suka deh. Aku masih ragu, yang jelas gengsiku masih tinggi! hahaha

***
Sore itu aku nongkrong di kafe bareng Age. Rutinitas yang biasa kami lakukan setelah aku selesai kerja.

Saat itulah datang sahabat sekerjaku, Kana. Ia menarikku ke belakang kafe sambil berjalan malu malu di depan Age. Kana kenapa sih?

“Shend, cowok itu siapa sebenernya? Bukannya dia tamu ya?” tanya Kana antusias membuat pertanyaan di kepalaku makin bertumpuk.

“Emm.. kenapa emangnya??”

“Dia cakep juga ya, aku pengen kenal lebih jauh deh. Siapa namanya?”

“Age.” Jawabku sambil menelan ludah. Sekelebat firasat buruk menghinggapi benakku.
“Aku suka dia. Aku pengen lebih deket nih. Kamu mau bantu aku kan Shend?”

Deg. Aku mengangguk sambil menelan ludah susah payah.

Kana langsung mendekat ke Age. Aku menyusulnya.

Dan ucapan Kana kemudian membuatku tercekat.

“Age, kamu besok ada waktu nggak? Kita jalan yuk,”

My God. Kana serius!

FriendshipOrLove part 1

Hey blogger.. saya bikin cerbung lagi.. kalo berkenan silahkan baca ya, maaf kallo jelek maklum kan #amatiran hehe :) check this out guys :3


“Maaf saya ulangi pesanannya ya? 2 hotdog, 4 porsi salad, 1 paket A dan 1 paket B ya? Totalnya Rp. 178.399..”

“Dibayar Rp. 200.000 kembaliannya Rp. 21.600, terima kasih atas kedatangannya, selamat menikmati.”

Huft. Capek. Tiap hari mesti ‘beramah-tamah’ gitu, padahal aslinya nggak ramah (?) Tapi fight lah demi kerjaan. Demi uang. Kalo ga ada uang mau makan apa aku? Bayar kost juga, emang bisa dibayar pake daun? Disabar sabarin aja lah..

“Shend, capek ya?”

Aku refleks menoleh. Ternyata ko Alvent, seniorku.

“Iya nih ko. Aku ga biasa di bagian kasir,”

“Tapi kamu tadi pantes kok haha. Kalo mau tukeran shift aja, aku jaga sini, kamu yang anter makanan gih.”

Mataku yang kuyu langsung berbinar.

“Beneran ko? Gapapa nih?”

“Iyalaaah, kalo ga cepet aku tarik lagi nih tawarannya”

“Eh jadi dong! Makasih ya ko!”

Aku cepat cepat pergi keluar meja kasir, menuju dapur untuk mengantarkan pesanan pelanggan. Ah, beruntung sekali Ci Vita dapet cowok seganteng dan seperhatian ko Alvent.

Aku pun keluar dari dapur sambil membawa sebuah nampan berisi makanan, pelan pelan aku berjalan, tiba-tiba….

PRAK!

Aku melotot, nampannya jatuh, isinya berserakan di sekitarku
Baru saja hendak minta maaf, aku sudah disemprot dengan cacian dan makian.
“Heh lo punya mata ga sih, ??? Mata lo di dengkul ya? Kaga liat apa ada orang jalan. Nabrak nabrak sembarangan! Dasar udik!” bentak cowok itu padaku dengan kasar.

What the hell… apa dia bilang tadi? Nabrak??.. wait, wait, kayaknya yang nabrak itu dia deh, jelas jelas sambil lari kenceng gitu, nggak liat kanan kiri depan blakang main terobos aja kenapa jadi gue yang dibentak bentak, dituduh pula?!

“eh yang nabrak tuh elo ya, gue jalan biasa kok, salah sendiri lari lari!” sentakku balas.

“gue ga peduli, yang jelas gara gara ini baju gue jadi kotor ketumpahan saos! arloji gue juga jatoh dan pecah! Lo kudu tanggung jawab!”

Aku mulai kehilangan kesabaran, habisnya baru kali ini ada pelanggan yang begitu kasar seakan kehilangan etika di tempat umum.

“Eh, yang bajunya kotor bukan cuma elu, seragam gue juga, lo liat nih! lebih parah malah! Elu yang nabrak kenapa gue yang dibentak!!” Aku berseru keras sekali, cukuplah untuk membuat kuping pengunjung restoran berdenging (?)

Tiba-tiba ko Alvent menarikku dan cowok itu ke dalam ruang manager. Mungkin agar kami tidak menjadi bahan tontonan orang orang.

“Maafkan kesalahan pegawai kami, Pak.” ujar ko Alvent pada cowok itu.

“Ya sudah.” cowok itu menarik kerah bajunya dengan angkuh. “Tapi saya perlu ganti rugi.” jawabnya sambil melirik sinis ke arahku. Sialan!

“Kami siap mengganti sesuai kerugian. Maafkan kesalahan pada pelayanan restoran kami. Maklum tadi itu kecelakaan.” ko Alvent mengambil sebuah kertas dan pulpen. “Boleh kami tau nama bapak dan nomor telepon? Untuk memudahkan penggantian kerugian.” ujar ko alvent lagi sambil menyodorkan kertas dan pulpen itu.

Cowok itu menulis namanya. Aku melirik sedikit... Oh, jadi namanya Age. awas aja, dasar cowok sombong!

“Baik pak Age, terima kasih atas partisipasinya. nanti saya akan serahkan data ini ke manager, supaya kerugian bapak terganti, sekali lagi terima kasih.”

Age pun meninggalkan ruangan dengan gayanya yang (sok) cool. Aku cuma memandangnya dengan sinis.

***

Aku melangkah pulang dengan gontai. Tau sebabnya? Malam ini sangat dingin, badanku capek, mata tinggal 5 watt padahal besok ujian fisika sementara aku belum membuka buku 1 halaman pun! (Apalagi membaca dan menghapalkan rumus rumusnya -,-)

Perasaan tadi siang baik baik aja, garagara cowok jelek nyebelin sombong itu mood gue jadi rusak. hhh-,-“

***

“Pagi anak-anak”

“Pagi pak”

“Baik. Hari ini sebelum memulai pelajaran, bapak ingin mengenalkan kalian seorang murid baru pindahan dari Jakarta.”

Tiba-tiba masuk seorang cowok tinggi ke dalam kelas.

“Ayo perkenalkan diri.” ucap pak Toni.

“Shend, ganteng baanget shend..!!” jerit Nitya kecil di sampingku.

“Gue Age pindahan dari Jakarta. Salam kenal buat lo semua.”

Aku yang sedang asyik menyalin PR matematika milik Robi langsung mendongak karena mendengar suara itu.. Suara yang familiar.. Nama yang familiar.. Dan..

JEGER!

Itu kan cowok sengak di café yang nyebelin banget kemaren! What?? Dia bakal sekolah disini?? B-e-n-c-a-n-a!!!

***

Baru sebentar aja fans cewek si Age itu udah nglumpuk. Yang cowok juga udah pada akrab sama dia. Dasar caper! Ck!

***
Pulang sekolah…

Waduh, telat kerja.. sialan! sekolah ngaret sih pulangnya, bisa bisa potong gaji gue! Grrr

Aku langsung cabut dari sekolah. Tapi Nitya mencekal tanganku.

“Apaa??”

“Ish jangan galak galak dong, ini nih si Age, meriang katanya, minta dianterin pulang sama elu.”

Eh???

“Elu aja sonoh, gue mau ker.. eh mau ke tempat sodara maksudnya.”

Heuu, hampir aja keceplosan sama Nitya, mau bilang ‘kerja’. Habisnya kerja kan dilarang buat siswa sekolah gue. Siswa ato siswi yang ketauan kerja bisa di DO. Amit amit…

“Please, Shend.. Yang lain udah pada pulang nih,” pinta Nitya

“Kan ada kamu.. kamu aja sana yang anter si age”

“Aku ga kuat mapahnya,”

“Lo pikir gue kuat??” aku melotot ke arah Nitya.

“Yah, lo kan lebih macho dari gue shend. hehe peace” ujar Nitya sambil meringis.

Aku melengos lalu dengan terpaksa mendekat ke Age yang memang terlihat pucat.

“Lo naek apa?” tanyaku

“Motor, ninja gue di parkiran” jawabnya tak acuh.

Ih ni orang ya bener bener! Sakit pun masih sengaknyaaa minta ampun. Tapi nggak tega juga sih marahin dia, jelas jelas lagi lemes + pucet gitu.

Aku pun menghela nafas, “Yaudah, ayo cabut sekarang.”

Age mengangkat kepalanya perlahan. “Lo bisa bawa ninja?”

Aku menghela nafas (lagi). Sering banget ditanyain ginian. “Bisa, udah biasa. Jangan cerewet deh, ayo buruan, ato gue tinggal.”

Age pun menurut dan mengikutiku ke arah parkiran.

***
“Ini.. rumah lo?” tanyaku takjub setelah turun dari motor.

“Iya. Kenapa?”

“Gapapa.” jawabku cepat cepat

Age melangkah masuk ke rumahnya yang besar itu dan aku mengikutinya.

Tiba-tiba dia sempoyongan dan jatuh di sofa.

“Eh, lo gapapa ge??” tanyaku agak panik.

“Enggak gapapa.”

“Gue boleh pinjem dapur lo ga?”

”Buat apa?”

“Masak lah, masa’ buat tidur.”

“Ya sonoh.”

Aku bergegas ke dapur, membuat semangkok sup hangat untuk Age.

“Nih.” ujarku sambil menyodorkan sup tersebut.

“Thanks ya.”

Age menyeruput sesendok sup. “Enak banget.. Pinter masak ya lu ternyata.”

“Ahelah cuman sup doang. Resep dari nyokap juga.” sahutku.

Setelah selesai makan sup aku mengambilkan selimut untuk Age dan membiarkannya tidur.

“Gue pulang ya Ge. Get well soon.” ucapku lirih.

Age yang kusangka sudah tidur, tiba-tiba menarik tanganku. Reflek aku yang kaget terjatuh di sampingnya.

“Jangan pulang dulu..”

Ia menatap mataku dalam dalam. Oh gosh, kenapa ini?? Aku deg-degan? tidaaaaaaak!

Cklek. Pintu terbuka, rupanya kedua orangtua Age datang..

“Udah dulu ya Ge, get well soon.” aku melepas tangannya lalu berpamitan pada kedua orang tua Age dan pulang.

Alamak.. salting banget tadi! awkward situation! Tapi kok gue deg-degan segala sih? Noooooooooo!


*ToBeContinued---Keep Read, Keep Comments, Keep Advices me ^^
Maaf ya kalo jelek…*

FB Ditutup, author sedih terus curcol wkwkw

Hello bloggerrr lama tak berjumpa lama tak posting nih... biasa, saya kan orang sibuk *halah* #apadeh banget wkwkw.

Apa kabarnya nih? Bagaimana hari anda? masih #basa-basi

Lagi apa?? masih #basabasi juga!!

Hehe.. Kalo saya disini lagi duduk di depan lappie tersayang *maaf lebay hehe, sambil meneguk susu kedelai dingin, mikirin gimana nasib saya kalo facebook sampe diblokir aliasipun DITUTUP T_T 
*maaf lebay (lagi) hehehehehe.

Masalahnya, facebook itu adalah tempat saya berkumpul dengan teman teman saya.

Teman teman online, temen temen dunia maya yang walaupun belum pernah satu kalipun saya ketemu mereka, tapi saya merasa sangat dekat dengan mereka.. Mereka selalu mensupport saya, saat saya down.

Mulai dari fb lah saya kenal mereka, sampai sekarang pun kami masih berteman SANGAT BAIK. Bahkan sebagian dari mereka sempet tukeran nomer handphone dengan saya (y)

Sebagian dari temen temen online saya itu orang luar jawa.. ada juga sih yang masih satu pulau jawa sama aku. Bahkan ada yang domisili di Jogja ^^

Kami tergabung dalam BL (Badminton Lovers). Pecinta Bulutangkis, baik olahraganya, atletnya, maupun yang berhubungan dengan BULUTANGKIS.

Walaupun aku pengennya bisa berteman dengan mereka nggak hanya lewat texting / dunia maya aja, (aku pengen ketemu & ngobrol sama mrk scr langsung) tapiiiiiiiiii HARUS DIAKUI bahwa FACEBOOK adalah SARANA UTAMA KOMUNIKASI KAMI sampai saat ini.

Di FACEBOOK juga aku dapet info ter-update seputar bultang. Karena di facebook info bisa cepet nyebar lewat status, tautan, dan lain sebagainya.

DI FACEBOOK aku juga nge-post cerita cerita yang aku bikin.. temen temenku itu jadi pada bisa baca, (Kata mereka sih hiburan), dan yang jelas itu salah satu usaha nyata aku, untuk bisa jadi penulis besar nantinya

Melalui komentar komentar mereka aku jadi tau dimana letak kekurangan penulisan ku yang emang masih amburadul hehehe. Dan yang jelas juga, perasaan seneng bercampur bangga timbul waktu pembaca seneng sama ceritaku atau memuji ceritaku (bukan takabur lho ya).

Perasaan itu nggak bisa tergantikan sklgs ga bisa diungkapin.

Walaupun sebenernya masih ada blog, entah kenapa aku masih ngerasa berat banget kalo Facebook harus tutup... :((((

Full-Surprise-Life Part 17 (END)

“Vita, ada tamu.” suara mama dari bawah tangga.

“Siapa?” tanya Vita malas.

“Nggak tau.”

Nggak tau??? Ada ada aja nih mama. Orangnya pake topeng apa, sampe mukanya ga keliatan? Kerjaan nih. ckckc.

“Vitaaaa” mama berteriak lagi memanggil

“Iyaaaa Vita turuuuun” dengan malas Vita memakai sandal bulunya lalu menuruni tangga.

“Siapa sih ma tamunya? Vita lagi tidur nih.. ganggu aja.”

“Temuin aja gih. ga usah banyak cingcong.”

Yaelah si mama. Yaudahlah, batin Vita.

“Loh, mana tamunya??”

“Masi diluar.” jawab mama sambil mengeluarkan roti dari panggangan.

“Jah, kenapa ga disuruh ma…” Vita membuka pintu. “suk.?”

Cewek itu kaget melihat Alvent yang ternyata berdiri di depan pintu.

“Suk??” tanya Alvent, sambil cengengesan.

Vita masih diam. Cowoknya ini aneh banget sih, marah marah sendiri, maen maen sendiri. Aduuuuh~

“Kamu.. bukannya marah sama aku?” tanya Vita lirih.

“Marah kenapa?”

“errr.. pas roller coaster + rumah hantu itu tuh..”

Alvent menautkan keningnya.
Sedetik kemudian cowok itu tertawa “Ya ampun!! Ya enggak lah! Aku tau waktu itu kamu cuma ngerjain aku.”

Vita mulai ikutan cengengesan.

“Terus kenapa kamu ndiemin aku akhir akhir ini?”

“Karena… aku mau kasih ini..” Alvent menyerahkan sebuah kotak berukuran mungil kepada Vita.

“Hah??”

“SURPRISE!! Happy birthday my dear princess.” Alvent mencium tangan kanan Vita. “Wish you all the best.”

“Eh??? Aku.. ultah???”

“Iyaaa, aduh! Lupa ya?”

Tiba-tiba…….

“Happy Birthday sayaaang!~” terdengar suara riuh di belakang Vita. Gadis itu pun menoleh karena penasaran.

Tampaklah papa yang sedang membawa sebuah kue tart besar, blackforest, kesukaan Vita, tentu saja buatan Mama. Mama membawa sebuah kado yang cukup besar, sedangkan Butet dan Grace meniup niup terompet kertas, masing masing memakai topi ultah di kepalanya.

Butet maju selangkah. “Selamat ulang tahun Kak Vita…. semoga panjang umur, dan semuanya… yang terbaik buat kakak. kak Vita kakak terbaik yang pernah ada.”

“Happy Birthday kak! Grace sayang kak Vita!” seru Grace setelah itu.

“Selamat ulang tahun ya sayang.. Maaf akhir akhir ini mama sering marah marah..” ucap mama. Mata mama berkaca kaca sewaktu mengatakannya.

Vita sangat terharu. Ia tak menyangka akan diberi kejutan semacam ini. Vita merasa sangat beruntung, ia dapat merasakan begitu besar kasih sayang orang orang di sekelilingnya.

“Huweeeeee. Makassiiiih aku sayang papa, mama, Butet, Grace.. Vita sayang kaliaaan~~” Vita langsung menghambur memeluk keluarganya.
Papa,mama, Grace, Butet tersenyum sayang pada Vita lalu balas merangkulnya.

“Oke, aku dilupain nih?”

Vita menoleh, lalu tersenyum kecil. Setelah menghapus air matanya, Vita berlari lalu memeluk Alvent seperti anak kecil.

“Kamu pangeran terbaik yang pernah ada. Aku sayang kamu.” ujar Vita lalu mengecup pipi kiri Alvent.

“Hehehe”

***

Setelah selesai acara buka kado, Vita, papa, mama, Grace, Butet, dan Alvent sepakat mengadakan pesta kembang api sambil bakar bakar jagung (karena ga sempet beli daging buat barbeque an hehe ^^V)

*Di sela sela acara..*

“Ngomong ngomong kamu belom buka kadonya tuh.” ucap Alvent sambil memperhatikan kembang api kecil yang dipegang Vita.

“Udah kan, tadi.”

“Yang dari akuuuu”

“Ntar aja.”

“Sekarang aja deh.”

Vita menoleh lalu tersenyum sinis “Oke, oke. Kok jadi kamu yang ngebet sih?”
“Hehe” Alvent nyengir kuda.

Vita pun membuka kado dari Alvent.

“Ini?”

“Gimana, kamu suka?”

“Kok… kunci??”

“Yaitu kadonya.”

“Hah??”

Alvent tertawa terbahak bahak melihat wajah bingung Vita. “Sumpah Vit, mukamu bikin ngakak.”

Satu jitakan langsung mendarat mulus di kepala Alvent.

“Yee becanda. Nih.” Alvent berhenti tertawa lalu memberikan sebuah kotak kecil kepada Vita.

Vita masih memandang Alvent bingung.

“Siniin kuncinya.” ujar Alvent. Vita menurut.

Oh, ternyata kunci itu untuk membuka sebuah gembok pada kotak yang dipegang Alvent. Dan begitu kotaknya terbuka.. Terlihatlah sebuah cincin perak di dalamnya.

“Ini kado yang sebenernya.” Alvent memasang cincin itu pada jari Vita. “Would you be my wife?”

Vita mengangguk tersipu. Alvent tersenyum bahagia, dipeluknya Vita.

Gadis itu mengangkat tangannya ke atas, memandang cincin perak berukirkan tulisan ‘vitalvent’ itu dengan bangga.

“Kurang, Vent, tulisannya.” ucap Vita.

Alvent mengerutkan kening.

“Vitalvent.. Forever”

Keduanya tersenyum lalu menikmati jagung bakar bersama.

***

Butet duduk berdampingan dengan Hendra, sementara Grace dengan Ahsan, dan Maria.. dengan siapa lagi kalau bukan Simon. Hari ini, adalah hari pernikahan Vita dan Alvent yang meriah, dengan tema Garden Party.

“Meriah banget ya, Tet.” ujar Hendra.

“Iya.. gila, banyak banget tamu undangannya..” Butet geleng geleng kepala.

“Pengen ga kita kayak gini?” goda Hendra

“Apanya??” tanya Butet.

“Marriednya lah.”

Butet tersipu. “Emang udah mau married?”

“Udah. aku udah pengen.” sahut Hendra asal.

“Heh, genit!!” Butet mencubit perut Hendra.

“Ngomong ngomong kamu cantik banget lho Tet pake gaun. Tumben.”

Butet tersipu untuk yang kedua kalinya.

“Ntar kalo pake celana sama jas dikira jeruk makan jeruk sama kamu, dong.”


*Di tempat Greys & Ahsan*

“San, tau nggak.”

“Tau.”
“Apa, coba?”

“Aku tau kamu endut.”

Greys langsung menjitak Ahsan. “Ih San!! Serius nih lho.”

“Yayayaya”

“Ternyata Kak Rian itu emang bre*g**k. kemarin aku habis mergokin dia lagi gandengan sama cewek.”

“Tuh, kan, apa kubilang. siapa suruh kamu dulu nggak percaya.”

“Ya tapi kan sekarang udah kebukti. Berarti aku beruntung milih kamu…” Grace menggelayut manja pada lengan Ahsan.

“So sweeeeet” ucap Ahsan sok imut


*Di tempat Maria & Simon*

“Siapa ya yang bentar lagi ultah?” tanya Maria sambil bersiul

“Siapa ya??” Simon malah bertanya balik.

“Ih! Masa’ ga inget…”

“Oh.. ultahnya kucingnya tetanggaku..”

Maria mendelik kesal.

“Enggak deng, aku ingeet. Ultahmu kan?”

Maria cuma mesem.

“Kita jalan deh, kita bikin semeriah acaranya kak Vita.”

“Nggak usah, ngerayain bareng kamu di rumah aja aku udah seneng kok :)”

“Beneran? Kalo gitu kita bikin candle light dinner ya? :)”

Tiba-tiba……..

Penonton bertepuk tangan meriah. Hendra, Butet, Maria, Simon, Greys, Ahsan yang sibuk dengan pasangannya masing masing langsung menoleh ke depan.

Dari semacam gua kecil, muncullah mempelai pria dan wanita. Vita, tampak anggun dengan gaun semi-balon putih sementara Alvent juga nampak gagah dengan jas hitam dan celana panjang hitam.

“Bener bener pasangan serasi, ya?” seru Butet berseri seri, disambut anggukan dari Grace dan Maria yang juga terpana menatap pasangan sejoli di atas panggung mini itu.

“Alvent Yulianto, apakah bersedia menerima Vita Marissa sebagai istrimu, dalam suka maupun duka?”

“Ya.”

“Vita Marissa, apakah bersedia menerima Alvent Yulianto sebagai suamimu, dalam suka maupun duka?”

“Ya”

Vita dan Alvent tersenyum bahagia. Sekarang mereka resmi menjadi pasangan. Seluruh penonton bertepuk tangan lagi dengan meriah setelah tadi diam cukup lama. Butet dan Grace yang paling meriah menyoraki kakak kakaknya. Orangtua kedua mempelai tersenyum haru.

“Okay, cukup acara formalnya. aku capek pake higheels,” seru Vita sambil menggulung gaunnya lalu melepas sepasang sepatunya dan melemparnya begitu saja.

“Vit, yah padahal kamu cantik digituin.” ujar Alvent.

“Kapan kapan lagi ya.” Vita tersenyum manis, membuat Alvent bungkam.

“Sekarang waktunya lempar buket bunga!!!” seru Vita sambil melambaikan buket bunga.

Ketika buket bunga dilemparkan.. hampir semua undangan perempuan berebut menangkapnya. Karena menurut mitos yang ada.. cewek yang berhasil menangkap buket bunga pengantin bakal secepatnya menyusul nikah..

Dan.. Akhirnya…

Ini benar benar kejutan. Buket bunga tersebar menjadi 3, satu di tangan Grace, satu di tangan Maria, satu di tangan Butet.

Mungkinkah mereka akan segera menyusul?? Kita doakan saja :)

THE END! ^^