Lantas bagaimana aku melanjutkan kehidupanku?
Karena duniaku seolah hanya berpusat padamu. Kamu ibarat matahari bagi bumi.
Dan saat bola jingga itu menjauh, lalu katakan, dimana aku dapat bernaung?
Kamu sangat jahat, semua berkata begitu. Aku berkata yang sama tapi hatiku tidak. Ia masih saja mengagung-agungkanmu sekalipun terkoyak juga karenamu, entah untuk yang keberapa kali.
Kamu sungguh jahat, suatu kebodohan tiada banding aku masih berdiri di sini.
Kamu sungguh jahat, sayangnya namamu masih terucap dalam selipan doa-doaku.
Kamu sungguh jahat, dan sayangnya aku masih menunggumu.
Dress-Up Game :3
Monday, May 13, 2013
Sayap sayap patah
Buliran bening itu meluncur lagi, tapi yang disini tak merasakan nyeri, bahkan seujung jaripun. Seperti sudah lelah namun memaksakan. Ingin keluar, ingin bernafas lega, ingin menyudahi, tapi seakan ada kekuatan yang memaksamu untuk tetap tinggal apapun keadaannya.
Kamu batu, dan aku lama lama merasa jengah harus menghancurkan pertahananmu setiap hari. Setiap detik, sampai kekuatanku habis dan aku tumbang.
Jatuh, begitu saja. Musnah, pergi bersama buih buih tanpa arah.
Aku mau berhenti, aku mau hilang ingatan saja.
Karena asal kau tahu, memori tentangmu terlalu banyak, sampai sampai aku gila dibuatnya. Menghapus kenangan tentangmu, sama seperti manusia yang mencoba terbang.
Selalu gagal, dan tak akan pernah bisa.
Karena sayap itu terlanjur patah, bahkan sebelum Ia dikepakkan.
Kamu batu, dan aku lama lama merasa jengah harus menghancurkan pertahananmu setiap hari. Setiap detik, sampai kekuatanku habis dan aku tumbang.
Jatuh, begitu saja. Musnah, pergi bersama buih buih tanpa arah.
Aku mau berhenti, aku mau hilang ingatan saja.
Karena asal kau tahu, memori tentangmu terlalu banyak, sampai sampai aku gila dibuatnya. Menghapus kenangan tentangmu, sama seperti manusia yang mencoba terbang.
Selalu gagal, dan tak akan pernah bisa.
Karena sayap itu terlanjur patah, bahkan sebelum Ia dikepakkan.
Subscribe to:
Posts (Atom)